Zidane Alvaro Mahesa adalah pewaris ketiga dari kelurga terkaya di Asia Tenggara Reno Mahesa, yang menempuh pendidikan di Inggris. Pria tampan dan cerdas ini telah salah pergaulan hingga berakhir menyedihkan. Demi mendapatkan hukuman dari sang Daddy, Zidane di asingkan untuk mendapatkan pelajaran.
Hidup tanpa keluarga dan tidak memiliki aset apapun membuat Zidane merasa sendiri. Hingga ia bertemu dengan sekelompok genk yang menjerumuskan dirinya semakin dalam dan menuju jalan kematian.
Zidane harus menjalani hidupnya penuh kesialan, tuduhan atas pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis telah membuatnya masuk kedalam jeruji besi. Berbagai siksaan dan intimidasi ia peroleh. Hukuman mati telah menanti, Namun Zidane tidak tinggal diam.
Berhasilkah sang pewaris membalas dendam pada orang-orang yang telah membuatnya menderita?
Yuk ikuti kisah selanjutnya, ada juga kisah-kisah romantis anak-anak Reno yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petaka itu datang
Zidane dan Aldo masih mencari keberadaan Rizka yang tiba-tiba hilang entah kemana. Setelah pulang dari kampus mereka berdua berniat bertanya pada Felicia.
"Felly tunggu!" seru Zidan saat wanita itu ingin masuk kedalam mobil.
Wanita itu menaikkan kaca mata hitamnya keatas kepala dan berkata dengan nada dingin.
"Mau apa mencari ku?"
"Aku hanya ingin tahu keberadaan Rizka, sudah lima hari ia tidak masuk kampus."
Felly tersenyum miring "Kenapa bertanya pada ku? Kan kalian sahabatnya, cari saja sendiri." jawab Felly ketus.
"Karena kau saudara nya, makanya aku bertanya pada mu!" balas Zidan.
"Sorry walaupun kita satu rumah, tapi aku tidak pernah tahu urusan dia!" ucap Felicia sambil membuka pintu mobil.
Aldo berjalan mendekat "Felly, aku tahu kamu tidak akrab dengan Rizka, paling tidak punya hati nurani sedikit padanya."
"Hey! Jangan ajarin aku tentang hati nurani! Kalian itu sudah terperdaya oleh pelolosan wajah Rizka. Rizka tidak sebaik dan sepolos yang kalian kira!"
"Sudah Do, jangan tanya lagi pada wanita sombong ini! Percuma kita bertanya padanya, yang ada dia akan selalu menjelekkan Rizka!"
"Kalau begitu ngapain bertanya pada ku, kalau jawabannya sudah tahu!" cetus Felly sambil masuk kedalam mobil.
Aldo dan Zidane tidak ingin berdebat lagi, mereka meninggalkan Felicia yang sudah melajukan mobilnya.
Zidane mengantarkan Aldo pulang, sebab mobilnya sedang berada di bengkel Victor untuk di betulkan kerusakan kemarin, akibat menabrak trotoar dan di tabrak Carlos dari belakang.
Hari ini Zidane tidak pulang ke bengkel Victor, ia pulang ke kosannya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil terus mengingat Marizka yang tiba-tiba menghilang. Karena lelah akhirnya Zidan tertidur pulas. Pada pukul sepuluh malam, ponselnya berdering. Zidane terbangun dan meraih benda pipih di samping bantal, tanpa melihat nomor telepon.
"Hallo...." sapanya
"Alvaro.... tolong aku!!!" serunya dengan nada ketakutan.
Zidan terkejut, itu suara Mariska. "Marizka kamu di mana?!" balas Zidan panik,
"Tolong aku... Aku di sandra!!"
"Iya Kamu dimana?! Katakan pada ku. Aku akan menjemput mu!"
Tiba-tiba suara di ujung telepon berubah suara laki-laki! "Kalau kau ingin membebaskan wanita ini, berikan uang 10 milyar!"
"Kau gila! Darimana aku dapatkan uang sebanyak itu!'
"Alvaro... Kau telah berhutang 3 milyar pada ku! Tapi kau tidak pernah membayarnya! Justru kau melawan anak buah ku. Aku tidak punya pilihan lain untuk sandra wanita ini, kau bayar hutang mu 3 milyar sekalian kau menebus wanita ini 10 milyar!"
"Ternyata kau rupanya! Bos rentenir dan penadah barang-barang haram!" Asal kau tahu, aku tidak pernah pinjam uang pada mu. Teman ku telah menggunakan data ku untuk meminjam padamu! Sekarang lepaskan sahabat ku!" teriak Zidane berapi-api.
"Aku tidak perduli kau mau bilang temen mu yang meminjam! Aku berdasarkan data yang masuk, pinjaman itu atas nama mu!"
"Brengsek kau!
"Itu terserah padamu, bila kau tidak datang membawa uang tersebut. Jangan harap wanita ini bisa selamat." Pria di ujung telepon terbahak "Bila kau tidak menebusnya malam ini juga, jangan harap wanita ini bisa selamat!"
"Bangsat kau! Lepaskan Marizka, dia tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa tentang masalah ini!"
"Aku tunggu malam ini dan bawa uang tebusannya, Atau...'' pria di ujung telepon bernada suara berat tersebut terdiam sejenak.
"Atau apa?! Sahut Zidane.
"Atau wanita ini untuk teman tidur ku di atas ranjang!"
"Sialan kau! Jangan berani-berani menyentuh sahabat ku, walaupun seujung kuku!" bentak Zidane, tangannya menggenggam erat ponsel dan nafasnya turun-naik.
"Itu terserah padamu, aku hanya memberikan mu pilihan! Bayar hutang mu dan juga tebusan wanita cantik ini!" Hahahaha...
Seketika telepon di putus sepihak, Zidane semakin frustasi. Di hubungi berkali-kali, tetapi tidak di angkat.
"Darimana aku mendapatkan uang 13 milyar dalam satu malam?!
"Ya Tuhan..!!!!! Zidane menjambaki rambutnya karena benar-benar frustasi. Pikirannya sudah benar-benar buntu.
"Aku harus menghubungi Daddy dan mommy! Mereka harus membantu ku. Uang 13 milyar sangat kecil bagi Daddy."
Zidane mulai mencari kontak kedua orang tuanya dan mulai menghubungi mereka satu persatu. Namun nihil, teleponnya sudah tidak aktif. Zidane tidak punya pilihan lain, ia akhirnya menghubungi kedua saudara kembarnya.
"Sial! Semuanya tidak ada yang bisa di hubungi! kenapa mereka semua memusuhi ku!" ucap Zidan, suaranya terdengar putus-asa
Nafas Zidane tersengal "Baiklah! Kalian semua yang telah membuang ku! Aku bersumpah tidak akan lagi menghubungi keluarga ku! Kalian semua yang telah menganggap ku tidak pernah ada!" pekik Zidan.
"Aku harus hadapi orang-orang itu sendirian! Aku sudah tidak peduli meskipun harus mati di tangan sekelompok gengster! sekarang aku hidup sebatang kara dan sudah tidak memiliki keluarga! Apapun yang akan terjadi padaku, semua keluarga ku tidak ada akan perduli!"
"Aku harus menyelamatkan Marizka!" ucapnya sambil terus berpikir.
Zidane sudah menemukan sebuah ide, ia pun mengirimkan pesan ke kontak pria tersebut.
("Baiklah aku akan datang membawa uang sebesar 13 miliyar! Dimana aku bisa menemui kalian!)
Pesan terkirim, tak lama kemudian balasan terkirim.
("Kau jangan bohongi kami atau lapor polisi bila wanita ini ingin selamat!)
("Kau tenang saja, aku tidak akan lapor polisi, asalkan sahabat ku baik-baik saja!)
("Kau bawa uang itu kedalam koper, lalu perlihatkan pada ku melalui vc, setelah uang itu benar-benar ada. Aku akan memberikan alamat untuk menemui wanita itu!")
("Baiklah! Kasih Waktu aku satu jam untuk mengambil uang itu yang kau inginkan!")
("Oke!)
Zidane langsung gerak cepat, ia menggas motor hitam pemberian Rizka dan meninggalkan kontrakan menuju sebuah tempat.
💜💜💜💜