"Dimana ini? kenapa semuanya sangat bobrok? uuhh.. badan ku sakit sekali, " lirih Sherina yang mendapati tubuh nya berbaring di atas jerami.
"Kakak lihat, wanita kejam itu bangun kembali, apakah dia akan memukul kita lagi? " suara bisikan seorang anak kecil itu terdengar oleh Sherina, mereka mengenakan pakaian lusuh compang-camping, dengan tambalan di sekeliling nya.
"Mahkluk apa itu? kenapa mereka tampak seperti Monyet, " gumam lirih Sherina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-33. Kapan Akan Kembali?
"Berhenti!!!!!!! "Teriakan Nenek Sarah menghentikan semua aktifitas para warga.
Dan kini mereka semua menatap kearah Nenek Sarah.
"Ibu.. aku takut.. " Alina langsung menyembunyikan dirinya di balik badan Sherina.
Entah hal apa yang di lakukan Nenek Sarah pada Alina dulu.
Hingga saat ini jika Alina melihat Nenek Sarah, pasti Alina akan langsung ketakutan.
"Berhenti kalian semua nya.. ini daging babi ku.. apa yang kalian lakukan pada daging babi ku??"
Doeng..
Beraneka ragam reaksi para warga ketika mendengar ucapan Nenek Sarah.
Ada yang terjatuh karna saking terkejut nya.
Ada yang menganga karna merasa Nenek Sarah sangat aneh.
Ada juga yang menjatuhkan barang-barang bawaan mereka.
Krikkk
Krikkk
Krikkk
Hening.. kini semua orang hanya bisa terdiam sambil menatap Nenek Sarah.
"Lepaskan babi hutan itu, lepaskan.. kamu, kalian jangan mengambil ataupun memegang nya"
Gila.. itu lah Nenek Sarah saat ini!!
Para warga menilai jika Nenek Sarah mendadak gila.
"Ada apa, kenapa kalian berhenti??" Sherina keluar dari rumah nya.
Dia heran karna kini para warga menjadi diam tak bersuara.
"Dasar menantu kurang ajar!! siapa yang memberikan mu ijin untuk membagikan daging babi ini??" Nenek Sarah langsung menyerang Sherina dengan pertanyaan nya.
Mendengar pertanyaan sekaligus makian Nenek Sarah tentu saja Sherina terkejut.
Apa maksudnya Nenek Sarah mengatakan dia harus meminta ijin nya untuk membagikan hasil buruan nya sendiri.
"Maaf Nenek Sarah.. apa hak anda mengatur hidup saya? bukan kah kamu telah mengusir saya beserta anak-anak saya, lalu kenapa anda mengatakan saya ini menantu anda?"
Sebenarnya Sherina malas berdebat, tapi kali ini Nenek Sarah sudah keterlaluan.
"Kamu.. kenapa kamu tidak sopan pada mertua mu Sherina??" dengan bangga nya Vivian langsung menyela pertanyaan Sherina pada Nenek Sarah.
"Kamu siapa?? kenapa kamu ikut campur urusan ku??" tatapan Sherina begitu menusuk dan nada Sherina juga begitu dingin.
Sherina mulai jengah akan tingkah Vivian, yang selalu saja mencari perkara dengan nya.
"Ak aku.. aku hanya.. hanya kasian pada Nenek Sarah.. " agak takut juga jika Sherina dalam mode galak seperti ini.
"Ya Dewa.. dosa apa yang aku lakukan?? kenapa kau memberikan menantu yang tak mempunyai hati seperti ini.. dia dengan teganya tak mau mengakui ku sebagai mertuanya.. "
Memutar balikan fakta, memerankan pemain teraniaya, itulah ke ahlian nya Nenek Sarah.
Hening.. lagi-lagi hening, satu pun tak ada orang membela Nenek Sarah selain Vivian.
"Sarah, apa yang kamu lakukan?? kenapa kamu senang sekali membuat keributan? sebenarnya semua orang disana sudah muak dengan perilaku Nenek Sarah.
Dia selalu ingin menang sendiri, sedikit pun tak pernah mau mengalah.
"Kenapa kamu sebagai Lizeng pilih kasih Bayu? harus nya kamu membela ku, lihat lah betapa Sherina itu tak mempunyai sopan santun sebagai menantu"
Nenek Sarah mana mau mengalah, dia memang pintar berkelit.
"Diam lah Sarah.. kamu jangan membuat ku marah, kamu pikir kita buta dan tuli hingga kita tak mengetahui perbuatan mu pada Sherina dan anak-anak nya?"
"Dengar Sarah jika kamu terus membuat keributan, kamu tak akan mendapatkan bagian mu" Kakek Lizeng mengancam Nenek Sarah.
Dan ancaman itu sangat mujarab, Nenek Sarah langsung bungkam.
Dias juga secara paksa membawa sang ibu untuk menepi.
Dias tak mau jika mereka tak kebagian jatah daging babi itu.
………………………………………………
Dari jauh terlihat tiga orang pria memperhatikan semua kejadian di rumah Sherina.
Mereka menyaksikan Sherina mengatasi babi hutan, hingga datang beberapa pria untuk membantu membawa babi tersebut.
Dan kini mereka diam di atas pohon, hanya untuk melihat tindakan Sherina selanjutnya.
Satu di antara pria itu tak melepas pandangan nya barang sedikit pun.
Dia bagaikan mencatat dalam memori ingatan nya semua kejadian yang di lihat nya dia simpan rapih dalam benak nya.
Sesekali dia akan terkekeh kecil, kala melihat aksi Sherina.
Sesekali dia juga akan mengepalkan tangan nya, karna merasa geram dengan semua hal yang di lihat nya.
"Tuan.. apa anda tidak mau kembali?" selama dua minggu ini Tuan nya itu hanya memperhatikan sekitar Sherina dari jauh.
"Aku tak berani untuk kembali, aku juga masih harus mengawasinya.. aku tak percaya dia bisa berubah secepat ini"
Bagi nya ini bukan waktu tepat untuk dirinya kembali, karna ada beberapa hal yang belum dia atasi sepenuhnya nya, dan dia juga belum mempercayai perubahan Sherina.
"Tapi dia sudah berubah Tuan!!" mereka menyaksikan sendiri, bagaimana Sherina mengurus anak-anak itu dengan penuh kasih sayang.
"Ini belum cukup, aku belum percaya pada perubahan nya itu" sulit baginya untuk mempercayai orang yang telah membuat kesalahan.
"Kalau anda tak mempercayai dia.. lalu bagaimana dengan anak-anak? apa anda tak merindukan mereka??" mereka dapat mendengar dengan jelas jika anak-anak itu menantikan kepulangan Tuan mereka.
"Biarkan lah mereka menunggu sebentar lagi.. selama mereka baik-baik saja, aku tak akan segera kembali"
"Lagi pula janji ku pada mereka belum terpenuhi.. aku belum bisa mengabulkan permintaan mereka, kalian tau sendiri aku belum berhasil"
Selama tujuan nya belum tercapai, sampai kapan pun dia tak akan kembali.
Dia akan sangat malu bertemu anak-anak itu, karna dia belum bisa menepati janji nya pada mereka.
"Lalu sekarang kita harus lakukan apa lagi?" perjuangan mereka masih panjang, dan hasil nya pun belum terlihat.
Jadi mereka memastikan, Tuan mereka memang belum bisa kembali secepatnya.
"Untuk sekarang kita tetap seperti ini saja, kita tetap mengawasi mereka dari jauh.. dan untuk masalah kita, semua nya sudah beres.. hanya saja Kakak-kakak ku belum sadar kan diri"
"Karna semuanya tak segampang yang kita pikirkan, karna percuma juga mempertemukan mereka jika di antara mereka keadaan nya tidak baik"
Sudah dapat di pastikan, anak-anak itu akan bersedih jika melihat orang tersayang mereka dalam keadaan tak baik.
"Apa tidak lebih baik jika mereka di pertemukan?? setidaknya nya rasa rindu mereka terobati" mereka terpisah sudah hampir tiga tahun.
Pasti kerinduan mereka sudah sangat menggunung.
"Sekarang bukan waktu tepat untuk mereka bertemu, masih ada beberapa penghianat berkeliaran.. disini adalah tempat aman untuk mereka" banyak penghianat mengharapkan kematian mereka.
Maka jika mereka keluar saat ini, sudah pasti akan banyak penghianat berdatangan untuk menghabisi mereka.
Tak ada lagi obrolan di antara mereka, karna ucapan sang Tuan benar adanya.
Terlalu berbahaya jika mereka keluar saat ini, karna para penghianat masih bertebaran mencari keberadaan mereka.
Benar-benar bukan waktu tepat jika mereka untuk segera kembali.
Mereka masih kecil, mereka masih mudah di bodohi, mereka masih mudah di kendalikan.
Maka memang lebih baik mereka berada di sini dulu.
Bersambung.. semoga kita ketemu lagi di bab selanjutnya👋👋.