NovelToon NovelToon
Belenggu Madu Pilihan Istri Ku

Belenggu Madu Pilihan Istri Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Nikah Kontrak / Penyesalan Suami / Dokter / Menikah Karena Anak
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

"Aku hanya minta satu tahun, Jingga. Setelah melahirkan anak Langit, kau bebas pergi. Tapi jangan pernah berharap cinta darinya, karena hatinya hanya milikku.” – Nesya.

_______

Di balik senyumnya yang manis, tersimpan rahasia dan ambisi yang tak pernah ku duga. Suamiku terikat janji, dan aku hanyalah madu pilihan istrinya—bukan untuk dicinta, tapi untuk memenuhi kehendak dan keturunan.

Setiap hari adalah permainan hati, setiap kata adalah ujian kesetiaan. Aku belajar bahwa cinta tidak selalu adil, dan kebahagiaan bisa datang dari pilihan yang salah.

Apakah aku akan tetap menanggung belenggu ini… atau memberontak demi kebebasan hati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Berbaikan

...0o0__0o0...

...Sore itu, langit berwarna jingga keemasan — seperti nama perempuan yang tengah duduk diam di beranda belakang rumah itu....

...Angin berhembus lembut, menggoyang ujung kerudungnya. Di pangkuannya, ada mushaf kecil yang selalu ia bawa setiap kali butuh menenangkan hati....

...Namun, kali ini bukan ayat yang menenangkan-nya, melainkan ketulusan seseorang yang perlahan belajar menebus kesalahan....

...Beberapa hari terakhir, Langit benar-benar berubah. dia tidak lagi banyak bicara, tapi semua tindakannya penuh makna....

...Langit menjaga jarak dengan bijak, menepati jadwal, dan selalu meminta izin dalam hal sekecil apa pun....

...Bahkan saat mengantar Jingga kuliah ke kampus, Langit memilih menunggu di parkiran — bukan untuk mengawasi, tapi untuk menghormati ruangnya....

...Dan sore itu, Langit datang menghampiri dengan langkah perlahan. Di tangannya ada dua gelas teh hangat — teh kesukaan-nya yang dulu Jingga siapkan setiap malam sebelum semua retak....

...“Assalamualaikum, Dek.” Ucap Langit pelan....

...Suaranya tidak lagi penuh wibawa, tapi penuh rasa segan....

...Jingga menoleh. Tatapannya tenang, tidak lagi sekaku beberapa hari belakangan....

...“Waalaikumussalam. Duduklah, Kak.”...

...Langit duduk di kursi sebelahnya. ...

...Keheningan jatuh di antara mereka, hanya suara burung sore yang terdengar....

...Langit meletakkan teh di meja kayu....

...“Sudah lama kita tidak minum bersama, Dek.” katanya pelan....

...Jingga menatap gelas itu lama, uap hangatnya menari di udara seperti kenangan yang belum benar-benar padam....

...“Dulu aku menyiapkan teh ini untuk seseorang yang sering lupa datang,” jawabnya lirih....

...Langit menunduk. “Aku tahu. Dan aku layak mendengar itu.”...

...Hening lagi....

...Lalu Jingga berkata dengan suara lembut tapi mantap,...

...“Aku lihat kamu berubah, Kak. Bukan karena kata-katamu, tapi dari caramu menjaga sikap. Aku perhatikan, kamu mulai menahan diri, lebih sabar, dan lebih tenang.”...

...Ia menarik napas dalam. “Mungkin dulu aku terlalu ingin jadi yang di mengerti, sampai lupa bahwa kamu juga manusia yang bisa tersesat.”...

...Langit mengangkat wajahnya perlahan. Di matanya, ada air yang tertahan....

...“Jingga... aku tidak akan meminta maaf lagi dengan kata-kata. Tapi kalau kamu izinkan, aku ingin menebusnya sampai akhir hayat ku.”...

...Jingga tersenyum tipis, senyum yang lama hilang dari wajahnya....

...“Aku sudah memaafkan mu, Kak. Bukan karena aku sudah tidak sakit... tapi karena aku tidak ingin rasa sakit itu menghapus keberkahan rumah tangga kita.”...

...Air mata menetes di pipi Langit. Ia menunduk, menggenggam tangan Jingga perlahan — hati-hati, seolah takut merusak momen itu....

...“Terima kasih, Dek.” Bisik-nya parau. “Aku tidak pantas mendapat maaf semudah ini.”...

...“Tidak ada yang mudah,” jawab Jingga lirih. “Aku berjuang untuk memaafkan mu sama kerasnya seperti kamu berjuang untuk berubah.”...

...Langit menatapnya, pandangannya teduh dan bersyukur. Ia tahu, kalimat itu bukan janji kosong — itu adalah restu dari hati yang tulus....

...0o0__0o0...

...Adzan magrib terdengar dari kejauhan. Jingga berdiri, mengambil mukenanya....

...Langit ikut berdiri, dan untuk pertama kalinya sejak lama, mereka salat berjamaah lagi — berdiri sejajar, dalam hening doa....

...Setelah salam, Langit berzikir, sementara Jingga menatapnya diam-diam....

...Ada sesuatu yang berubah dalam sorot mata Langit — bukan hanya penyesalan, tapi kesadaran....

...Dan dalam sujud terakhir malam itu, Jingga berdoa dalam hati. “Ya Allah... jika Engkau telah memberi hamba kesempatan untuk mencintai dalam perbaikan, maka jadikan cinta ini ibadah. Bukan luka.”...

...Langit menatapnya usai doa, bibirnya bergetar kecil. “Terima kasih sudah mau bersujud di samping ku lagi, Dek.”...

...Jingga tersenyum lembut, lalu menatap ke arah jendela....

...Langit jingga di luar sana memudar perlahan. Meninggalkan warna tenang, seperti hati dua insan yang akhirnya menemukan jalannya kembali....

...0o0__0o0...

...Senja telah berganti malam. Dari balik tirai jendela lantai dua, Nesya menatap ke arah taman belakang rumah....

...Di sana, Langit dan Jingga duduk berdampingan, menatap bintang setelah salat isya berjamaah....

...Wajah Langit terlihat damai, lembut. Ia bahkan sempat menunduk membetulkan selendang yang hampir jatuh dari bahu Jingga....

...Sentuhan kecil — tapi cukup untuk membuat dada Nesya bergemuruh....

...Cangkir teh di tangannya bergetar, menimbulkan suara cling pelan saat menabrak piring kecil di meja....

...Wajahnya tetap anggun, tapi matanya menyimpan badai....

...“Jadi... setelah semua air mata dan drama itu, mereka kembali berbaikan lagi ? Kenapa secepat itu ?" gumamnya dingin....

...Nesya memalingkan wajah, berjalan menuju meja rias. Cermin besar di hadapan-nya memantulkan bayangan seorang perempuan yang cantik — tapi kini tampak lelah dan getir....

...Nesya mengusap wajahnya dengan kedua tangan, mencoba menenangkan diri. Namun, setiap kali ia memejamkan mata, bayangan Jingga selalu muncul....

...Jingga dengan tatapan lembut itu, Jingga dengan sabar yang selalu membuat Langit luluh....

...“Dia menang bukan karena statusnya... tapi karena kelembutan penuh kepolosan. “Dan aku... terlalu sibuk membuktikan bahwa aku lebih pantas.”...

...Nesya tertawa pelan — getir, nyaris tanpa suara. Namun sorot matanya memancarkan kebencian dan iri hati yang terlihat jelas di balik bola matanya....

...0o0__0o0...

...Langit masuk beberapa saat kemudian, membawa mushaf kecil di tangannya....

...Wajahnya tenang, tidak menyadari Nesya sedang menyembunyikan gejolak di balik senyum palsu....

...“Assalamualaikum,” sapanya lembut....

...“Waalaikumussalam,” jawab Nesya, berusaha terdengar hangat. “Kamu dari kamar Jingga ?”...

...Langit berhenti sejenak, menatapnya dengan tenang. “Iya. Kami baru selesai isya. Aku ingin memastikan dia baik-baik saja.”...

...“Oh.”...

...Nesya menatapnya sekilas, lalu berpura-pura sibuk merapikan selimut di tempat tidur....

...“Akhir-akhir ini kamu sering bersama dia ya. Aku senang kamu sudah lebih adil.”...

...Langit menatapnya, sedikit tersentuh. “Aku hanya berusaha memperbaiki apa yang dulu aku rusak. Aku ingin menjadi suami yang benar di mata Allah, bukan sekadar di mata manusia.”...

...Kata-kata itu menampar pelan — bukan karena kasar, tapi karena jujur....

...Nesya menunduk, menyembunyikan raut wajahnya yang berubah....

...“Suami yang benar di mata Allah…”...

...kalimat itu berputar di kepalanya seperti pisau tajam....

...0o0__0o0...

...Setelah Langit keluar untuk mengajar ngaji di pesantren, Nesya duduk sendirian di ranjang. Ia menatap mushaf yang baru saja di bawa Langit, yang kini tertinggal di meja....

...Tangannya terulur, menyentuh sampul kulit cokelat itu perlahan. Namun hatinya bukan tenang — justru gelap oleh rasa iri dan cemburu yang ia coba sembunyikan dengan topeng sabar....

...“Kenapa sekarang dia jadi begitu sempurna ?” desisnya lirih....

...“Kenapa baru sekarang aku sadar, saat semua ini sudah aku perjuangkan sendirian bertahun-tahun ?”...

...Air mata menetes tanpa izin....

...Nesya menatap cermin lagi, kali ini dengan pandangan tajam....

...“Tidak, aku tidak akan kalah. Aku sudah terlalu lama di posisi ini untuk membiarkan Jingga menyingkirkan aku dengan kepolosan-nya.”...

...Ia berdiri, menyeka air matanya, lalu tersenyum tipis di depan bayangan dirinya sendiri....

...“Kalau Jingga bisa menang dengan kelembutan penuh kepolosan, maka aku akan menang dengan rencana.”...

...Dari kejauhan, suara adzan isya kedua terdengar bergema — menandakan waktu tambahan bagi para santri....

...Tapi di rumah itu, dua hati perempuan mulai beradu lagi dalam diam....

...Jingga menenangkan diri dengan doa,...

...sementara Nesya menyiapkan langkah baru dalam bisikan....

...Dan tanpa di sadari, Langit — yang kini mulai berjalan di jalan yang benar — akan kembali di uji oleh takdir....

...Bukan karena dosa masa lalu, melainkan karena perempuan yang belum selesai dengan ambisinya....

...0o0__0o0...

1
Meimei Meongst
akhirnya cerai juga 🤭🤭🤭🤭
Meimei Meongst
lanjutkan💪
Meimei Meongst
jingga spek bidadari dibandingkan dengan Nesya spek lampir. 🤣🤣🤣
Meimei Meongst
sabar jingga💪💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪
jigong Majong
nyahok lo nesya. lagian udah dapat suami bonus mertua baik...masih aja bertingkah lo. /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Sunaryati
Itu akibat sikap keras kepala kamu yang memaksa Langit beristri lagi padahal sudah menolak. Setelah Langit dan Jingga melaksanakan kewajiban sebagai suami istri kamu jadi sakit hati dan bertindak anarkhis, pada Jingga Sebenarnya disayangkan kamu tersingkir. Mungkin jodohmu dengan Langit hanya sampai segitu Nesy.
Lana Ngaceng
pada akhirnya Nesya yang terdepak dari rumah tangganya sendiri dan Sekarang hidup jingga aman damai sentosa 😄😄😄😄
Meimei Meongst
semangat💪💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪💪
Meimei Meongst
nyimak🤭🤭🤭🤭
Meimei Meongst
lanjutkan thor💪💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪💪
Meimei Meongst
lanjutkan💪💪💪
Meimei Meongst
💪💪💪💪
Meimei Meongst
lanjutkan💪💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪💪
Meimei Meongst
lanjutkan💪💪💪
Meimei Meongst
,lanjutkan💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!