Sequel dari Nikah Muda....
Siapa yang tidak mengenal keluarga konglomerat dan nomor satu yang mendunia..
Alicia Margaretha Erlangga, putri kedua dari pasangan suami Istri, Alvarez Narendra Erlangga dan Nayla Kinanti Aurora, seorang gadis bar - bar yang selalu suka semaunya sendiri, tidak pernah mau mendengarkan orang tua, membuat orang tuanya merasa kesal dengan kelakuan anak keduanya. Sampai akhirnya, mereka memutuskan untuk menikahi Alicia dengan seorang pria bernama Angga Fredy Widiatama, anak dari sahabat baik orang tuanya yang selalu menjadi budak nya di sekolah. Karena paksaan Alicia pun menerima perjodohan itu tetapi suatu hari, saat Alicia mulai membuka hatinya untuk Angga, Ia baru mengetahui bahwa Angga adalah pria yang di cintai oleh adek nya, Ayesha. Tetapi Angga sudah lama mencintai Alicia, jauh sebelum pernikahan mereka terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda Sakhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pampers!
Mobil Leo membelah jalanan kota malam yang mulai padat, beberapa pengendara berhenti di lampu merah, menunggu sambil melihat sekitar nya. Leo di dalam mobil tak berhenti tersenyum, memikirkan wajah teduh Stela yang sedang menikmati mimpi indah nya, jari telunjuk menyentuh bibir nya, memejamkan mata, memutar memori kembali ke kejadian beberapa waktu yang lalu.
Saat suara klakson menggema di telinga nya, Leo tersadar dari khayalan nya, dia menekan pedal gas dan melanjutkan mobil nya, dia rasa dirinya sudah mulai gila karena wanita yang bahkan tidak dia kenal.
Saat pertama kali Leo melihat Stela, ketika gadis itu dengan sikap bar - bar nya menghajar preman kampus dengan satu kali tendangan yang kuat. Leo akui, banyak wanita yang mendekatinya tapi tak ada satupun yang mengambil perhatikan nya, bahkan perasaan yang saat ini Leo rasakan, tidak dia rasakan saat bersama Nasha, mantan kekasih nya dulu. Baru kali ini otak nya terus berputar pada sosok yang sama, merindukan, dan ingin terus bersamanya.
"Sial," Leo mengumpati dirinya sendiri."Kenapa Gue jadi kebayang wajah tuh cewek ya... Zara! Dia buat Gue gila!"
Tapi tunggu!
Leo seperti melupakan sesuatu yang penting, dia menghempas wajah Stela dari ingatan nya dan mengembalikan ingatan tentang sesuatu yang dia lupakan. Otak nya terus berputar, membuka memori beberapa waktu yang lalu. Sampai ingatan itu berhenti pada suara permohonan, seketika mata Leo membulat sempurna.
"Oh astaga! Gue lupa beli pembalut nya."
Sementara itu, di Mansion mewah, Ayesha mengutuk Kakak pertamanya itu, dia menoleh ke atas, melihat jam di dinding kamarnya, tapi Leo belum juga kembali, padahal sudah lebih dari satu jam dia menunggu, kedatangan Kakak nya itu bahkan tidak ada tanda - tanda. Di saat genting justru kedua Kakak nya malah menghilang, yang satu tidak bisa di hubungi dan yang satu lagi di mintai tolong, tapi malah ngilang.
Ayesha mengepalkan tangan nya, dadanya naik turun karena kesal, sampai suara ketukan mengalihkan pandangan tajam nya ke arah pintu kamar. Ayesha membuka dengan kasar, melihat Leo yang tersenyum menunjukkan gigi putih nya tanpa dosa.
"Masih inget pulang! Kirain udah ngeloyor gak inget yang di rumah masih nungguin." Cetus Ayesha memalingkan wajah, dia sangat kesal bercampur emosi saat ini.
Leo garuk - garuk kepala."Maaf,"Dia menundukkan kepalanya."Jangan marah ya."
Tatapan Ayesha menusuk mata Leo, dia mengulurkan tangan nya satu."Mana?"Serunya dengan wajah ketus."Mana pesenan aku."
Leo kembali menyengir."Lupa beli."Ucapnya tanpa dosa.
Mata Ayesha membelalak dengan rahang mengeras."LUPA?!"Teriak nya dengan suara tinggi."AKU UDAH TUNGGUIN ABANG SELAMA LEBIH DARI SATU JAM, TAPI LUPA?"Ayesha memejamkan mata mengontrol emosinya."Terus selama itu Abang pergi kemana?"
Leo yang di kenal sebagai pria berwajah kulkas, menjadi terintimidasi dengan tatapan tajam milik adek nya. Dia menggaruk tengkuk nya, menyusun kata - kata yang tidak akan membuat adek nya bertambah marah."Tadi ada insiden kecil di supermarket, Abang hampir aja kecopetan loh, untung ada bidadari cantik yang nolongin Abang."
Ayesha menyipitkan mata curiga. Apa dia bilang? Bidadari cantik? Sejak kapan sih pintu kulkas ini melirik cewek?
"Cantik?"
Tanpa sadar, Leo tersenyum lebar."Pake banget."
Ayesha hanya ber-oh ria tapi detik kemudian."TAPI GAK HARUS LUPA JUGA KAN."Suaranya kembali meninggi. Ayesha mengatur nafasnya."Udahlah, emang nasib aku kaya gini."
"Maaf deh, coba kamu cari di kamar Alicia aja."
"Kalo misalnya bisa, udah dari tadi aku carinya. Tapi Abang sendiri tau setiap kamar kuncinya pake kata sandi. Aku udah coba sandi ulang tahun nya tapi gagal. Kak Alicia juga belum pulang padahal udah jam 9 malam."
Brak!
Tanpa menunggu jawaban Leo, Ayesha membanting pintu kamarnya, Leo hanya mengusap dadanya, sabar.
Sementara di dalam kamar, Ayesha sedang berdiri gelisah."Masa aku pake pampers sih?Bisa nampung darah gak ya. Air kan encer, kalo darah kentel. Bisa kali ya." Ayesha menimbang - nimbang dan membuka kardus yang berisi pampers, susu, bubur bayi dan beberapa cemilan yang sudah di tata rapi dalam kardus."Tapi kan ini Gue beli buat anak panti. Masa aku pake! Ah bodo ah! Cuma pake satu doang."Ayesha yang dalam keadaan panik tak bisa berpikir, akhirnya memakainya, untung saja tubuh nya ramping dan sangat kecil jadi pampers untuk bayi muat di pakainya.
"Huft," Ayesha menghela nafas kesal."Gak papa deh, besok Gue langsung beli pembalut nya. Lagian ini kan udah malam, mana perut masih sedikit nyeri lagi."Ayesha memejamkan mata di saat rasa tidak nyaman menggelayuti nya.
~~~~~
Paginya, seluruh keluarga di buat harus bersabar oleh tingkah Alicia. Mereka menutup telinga mendengarkan ocehan dan amukan Alicia pagi itu.
"Pokok nya aku gak mau sekolah, gak mau makan dan gak mau ngapa - ngapain. Kalo Daddy tetap memaksa aku buat nikah sama buntelan lemak kaya dia. Daddy akan kehilangan anak tercantik Daddy ini." Ruang tamu di buat heboh oleh teriakan frustasi Alicia.
"Terus mau kamu apa?" Tanya Al harus banyak bersabar menghadapi tingkah anak nya yang keras ini.
"Ya batalin lah," Alicia menyilangkan tangan di dada."Lagian aku udah punya pacar."Serunya berbohong, lebih tepat nya mencari alasan.
"Memang nya kamu punya pacar?" Tanya Nayla menelisik.
"Bunda salah kalo tanya gitu," Timpal Leo yang menguyah cemilan di tangan nya."Alicia kan playgirls, jelas aja pacar nya berbaris rapi."
"Bang Leo kira upacara sekolah berbaris rapi?" Sahut Ayesha yang masih jengkel dengan Kakak pertamanya.
"Putuskan pacar kamu," Ucap Al sambil memegang cangkir kopi dan meminum nya."Daddy gak mau kamu salah pilih, mau tidak mau, kamu harus menerima pilihan Daddy."
"Daddy tega ya, hiks hiks hiks," Alicia mulai mengeluarkan akting nya."Tapi gak sama buntelan juga kali."
"Buntelan kan juga orang." Alicia memelototkan matanya mendengar jawaban itu.
"DADDY," Semua terperanjat dengan teriakan Alicia, mereka menutupi telinga dengan tangan mereka." Masa Daddy tega nikahin aku sama cowok jelek yang gak pantas bersanding dengan putri raja. Kalo aku bisa milih, mending aku nikahin satpam depan komplek yang masih muda, ganteng dari pada harus nikahin orang yang seumuran aku, kaya tapi mukanya kaya keset kotor."
Semua hanya mendengarkan Alicia, kuping mereka bahkan terasa kebas karena sejak tadi sudah setia mendengarkan suara oktav Alicia.
Alicia mengatur nafas nya, capek juga sejak tadi teriak - teriak tapi semua cuma duduk sebagai pendengar.
"Sudah selesai?" Tanya Al berwajah santai."Kalo sudah Daddy mau ke kantor, masih ada pekerjaan."Ucap Al berdiri dan berjalan.
"Aku berangkat sekolah dulu ya, Bund." Ayesha menyalami Nayla dan pergi. Dia tidak mau ikut campur dalam perjodohan Kakak nya, bisa - bisa dia juga ikut di jodohkan.
"Aku ada urusan Bund, dari pada di rumah denger radio rusak." Leo dengan wajah tengil nya, membuat Alicia berdecak kesal.
"Bunda juga ada arisan." Nayla berlalu meninggalkan Alicia yang mematung sendirian di ruang tamu.
Mulut nya menganga dengan rasa frustasi."ARRGGGG, lihat aja, Gue gak main - main sama ancaman Gue.. BIBI."Teriak Alicia.
"Iya Non," Beberapa maid berdatangan, menunduk hormat sama Alicia.
"Siapkan makanan yang banyak, terserah kalian mau masak apa. Yang pasti bikin untuk 50 orang," Semua maid terbengong - bengong, perasaan mereka tidak ada acara di rumah.
"Tapi, " Alicia memotong perkataan nya, dia melihat ke berbagai arah, memastikan bahwa tak ada satupun keluarganya di Mansion, semua sudah pergi karena urusan masing - masing. Alicia berbisik dengan suara pelan."Jangan sampai Daddy, Bunda, Ayesha sama Bang Leo tau.. Kalo Nggak, aku pecat kalian semua."Para maid menelan ludah gugup, ancaman Alicia membuat mereka hanya bisa pasrah menganggukan kepala.
"I-iya Non?! " Jawab mereka tergagap - gagap.
"Bagus, kalo udah anterin ke kamar aku, aku akan tunggu di kamar." Alicia berjalan ke dalam kamar dengan tangan terlihat di dada. Dalam hati dia sudah bertekad untuk tidak makan. Tapi hatinya juga membatin. Makan dulu deh, baru puasa. Lagian kalo puasa tanpa sahur kan gak afdol.