Renata di paksa menikah oleh orang tuanya untuk menggantikan Adik Tirinya. Di mana pria tersebut lumpuh dan hampir seluruh tubuhnya bernanah bersamaan keluar aroma busuk.
Enam bulan kemudian suaminya bisa berjalan, tubuhnya sudah tidak lagi bernanah dan mengeluarkan aroma busuk berkat perawatan Renata.
Keluarga dari pihak suaminya sangat senang akan hal itu namun sebulan kemudian suaminya ingin menikah dengan Adik Tirinya. Renata yang sangat kecewa langsung meminta cerai dan pergi meninggalkan suaminya.
Tanpa sengaja dirinya bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Renata yang memiliki hati baik menolongnya hingga pria tersebut sembuh dan mengajaknya untuk menikah.
Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Renata mau menerima pria tersebut atau kembali ke suaminya di mana suaminya menyesali perbuatannya? Ikuti yuk kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena Apa?
"Kekasihmu." Jawab William.
Sambil berbicara William menarik tangan Renata sedangkan Renata yang belum ada persiapan menabrak tubuh kekar William.
Renata yang tidak ingin terjatuh mengalungkan kedua tangannya ke leher William sambil tersenyum bahagia. Sedangkan William memeluk pinggang Renata kemudian mencium bibir Renata dengan singkat.
"Sayang." Panggil Renata.
"Ya." Jawab William dengan singkat.
"Bukankah tadi Sayangku sudah pulang? Kenapa kembali lagi ke sini?" Tanya Renata penasaran.
"Ponselmu ketinggalan di mobilku karena itu Aku kembali lagi." Jawab William sambil melepaskan pelukannya.
William kemudian mengambil ponsel milik Renata yang di simpannya di dalam saku jasnya lalu diberikan ke Renata.
"Terima kasih, Sayang." Ucap Renata sambil menerima ponselnya dari tangan William.
"Aku tidak membutuhkan ucapan terima kasih tapi hadiah darimu." Ucap William sambil tersenyum.
"Hadiah apa?" Tanya Renata penasaran.
Tanpa menjawab William memeluk kembali tubuh Renata kemudian mendekatkan wajahnya ke arah wajah Renata. Renata yang tahu akan di cium langsung memejamkan matanya sedangkan William memundurkan wajahnya sambil tersenyum usil.
Ctak
"Aduh." Ucap Renata sambil mengusap keningnya karena di sentil oleh William.
"Kenapa di sentil?" tanya Renata dengan wajah cemberut.
"Habis sangat lucu melihat ekspresimu yang ingin di cium makanya Aku menyentil keningmu." Jawab William.
Sambil berbicara William mengusap kening Renata lalu meniupnya dengan pelan. Sedangkan Renata menghirup aroma mint yang keluar dari mulut William yang sangat menenangkan.
("Untung Aku tidak makan jengkol dan pete karena bisa-bisa Renata pingsan mencium aromaku." Ucap William).
("Mulai sekarang dan seterusnya Aku tidak akan makan jengkol dan pete karena Aku tidak ingin Renata menolakku ketika Aku ingin menciumnya." Sambung William).
"Suasana di sini agak gelap tapi kenapa Sayangku bisa melihat dengan jelas wajah ekpresiku?" Tanya Renata setelah William selesai meniup keningnya.
"Walau suasana gelap gulita, Aku bisa melihat dan mengetahui keberadaan orang itu." Jawab William.
"Sayangku sangat hebat dan Aku ingin belajar dari Kak William." Ucap Renata.
"Boleh." Jawab William dengan singkat.
"Besok jam 8 pagi Aku akan menjemputmu." Sambung William.
"Oke." Jawab Renata dengan singkat.
"Sudah malam waktunya kamu istirahat." Ucap William.
"Baik. Hati-hati di jalan dan selamat istirahat." Ucap Renata.
William hanya menganggukkan kepalanya kemudian mencium kening Renata dengan singkat membuat Renata memejamkan matanya.
Setelah itu William pergi meninggalkan Renata sendirian sedangkan Renata menatap kepergian William hingga William tidak terlihat lagi.
Setelah tidak terlihat barulah Renata membalikkan badannya dan berjalan memasuki tempat kediaman Keluarga Besar Romero.
Sedangkan di tempat yang berbeda di mana Dian sudah berada di rumah sakit dan di rawat di ruang icu dengan ditemani kedua orang tuanya.
Hal ini dikarenakan Ibu Vina menangis dan meminta maaf sambil berlutut. Karena Ayah Vino tidak mau memaafkan membuat Ibu Vina mengancam bunuh diri di depan suaminya dengan menggunakan pisau dapur.
Ayah Vino yang masih mencintai istrinya akhirnya memaafkan perbuatan istrinya dan mereka kembali bersama.
Walau mereka sudah kembali bersatu sikap Ayah Vino tidak seperti dulu yang selalu romantis namun Ibu Vina tidak mempermasalahkan hal itu. Karena Ibu Vina merasa sangat yakin suatu saat nanti suaminya akan berubah seperti dulu.
"Ugghhhhh." Lenguh Dian sambil membuka matanya.
Hal ini dikarenakan seluruh tubuhnya sangat sakit, gatal dan sangat perih. Dian ingin sekali menggaruknya namun tubuhnya seperti tidak bertenaga dan hal itu membuat Dian sangat tersiksa.
Dian menyesal kenapa dulu mengkhianati istrinya demi Diana yang dulu pernah menjadi kekasihnya sekaligus wanita sudah pernah mengkhianati dirinya.
Jika seandainya hal ini tidak terjadi maka Dian tidak lagi tersiksa seperti ini. Hal itu membuat Dian sangat membenci Diana dan akan menyiksanya di depan Renata agar Renata mau kembali dengan dirinya.
"Akhirnya kamu sudah sadar." Ucap kedua orang tuanya dengan wajah kuatir.
Hal ini dikarenakan karena sudah tiga jam lebih Dian belum juga sadar.
"Aku ada di mana?" Tanya Dian dengan lirih.
"Kamu ada di rumah sakit." Jawab Ayah Vino.
"Gara-gara Diana si wanita si alan itu, Renata tidak mau menyembuhkan Aku. Aku akan mencarinya sampai ketemu untuk meminta maaf sama Renata." Ucap Dian dengan wajah penuh amarah.
"Tidak perlu kamu mencari Diana karena Diana mengalami gejala racun yang sama seperti dirimu." Ucap Ibu Vina.
"Apa?" Tanya Vino dengan wajah sangat terkejut.
("Berarti apa yang dikatakan Renata memang benar kalau Aku melakukan hubungan suami istri maka wanita yang Aku tiduri maka akan mengalami gejala penyakit yang Aku derita." Sambung Dian yang tiba-tiba teringat dengan perkataan Renata yang selalu menolaknya untuk tidur bersama).
"Mungkin itu karma buat Diana karena sudah membuatmu menderita." Ucap Ibu Vina yang merasa dirinya tidak pernah melakukan kesalahan begitu pula dengan Keluarga Besar Alexander.
"Apa yang dikatakan istriku memang benar. Dia sudah sepantasnya mendapatkan karma karena sudah berani meninggalkan putra kita ketika putra kita sedang sakit parah." Ucap suaminya.
"Ayah dan Ibu, Aku minta tolong sama kalian untuk meminta Renata kembali padaku." Pinta Dian.
Jika fisik Dian kuat maka Dian tidak akan meminta bantuan orang tuanya namun sayang saat ini fisiknya sangat lemah dan harus berbaring di ranjang.
"Untuk apa kamu kembali ke wanita yang tidak mempunyai rasa malu?" Tanya Ibu Vina yang sangat membenci Renata.
"Betul apa yang dikatakan istriku lebih baik lupakan saja wanita si alan itu. Jika kamu sudah sembuh maka kamu bisa mencari gadis yang lebih baik dari Renata maupun Diana." Ucap Ayah Vino.
"Apa yang dikatakan Ayah dan Ibu memang benar tapi orang yang bisa menyembuhkan Aku adalah Renata. Jadi Aku mohon sama Ayah dan Ibu agar menemui Renata supaya mau kembali merawatku." Ucap Dian.
Kedua orang tuanya hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. Mereka berdua sangat malas dan sekaligus sangat membencinya jika harus menemui Renata.
"Baiklah. Ayah dan Ibu akan mencoba menghubunginya untuk mengajaknya bertemu." Ucap Ibu Vina yang tidak mempunyai pilihan lain.
"Oh ya, Dian. Kata dokter pemilik rumah sakit, besok kamu harus keluar dari rumah sakit dan kembali ke mansion." Ucap Ibu Vina yang tiba-tiba teringat dengan perkataan pemilik rumah sakit.
"Aku belum sembuh tapi kenapa Aku harus keluar dari rumah sakit?" Tanya Dian yang merasakan tubuhnya sangat sulit digerakkan.
"Karena ..." Ucap Ibu Vina menggantungkan kalimatnya sambil menyenggol lengan suaminya dengan pelan.
"Karena apa?" Tanya Dian penasaran.