NovelToon NovelToon
Dari Babu Jadi Mantu

Dari Babu Jadi Mantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:36.3k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bagaimana caranya Hanum si preman pasar yang bar- bar seketika menjadi anggun saat dia harus menikah dengan anak majikannya.

"Ada uang Abang kucinta. Gak ada uang Abang kusita."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya Perasaan Simpati

"Hanum?"

"Tuan?" Hanum mengerjapkan matanya saat melihat Arya ada di rumahnya.

"Tuan, ngapain disini?"

"Kamu sudah pulang?

Pertanyaan itu muncul berbarengan hingga akhirnya keduanya terdiam menyadari tingkah masing-masing.

Hanum menarik kopernya masuk ke dalam lalu menghela nafasnya. "Kenapa Tuan ada disini?"

"Mencarimu?"

"Buat apa?"

"Sekarang giliranku. Kenapa kamu gak beritahu aku kalau kamu pergi ke luar Negeri?" Hanum terdiam. "Kamu buat aku seperti orang bodoh yang gak tahu apa- apa?"

Hanum menghela nafasnya. "Lagian kenapa harus tahu. Ini bukan urusan Tuan."

"Kita akan menikah."

"Cuma pernikahan kontrak Tuan. Jadi kenapa urusanku harus jadi urusan Tuan?"

Arya terdiam, namun tatapannya menghunus Hanum. Hanum bahkan menelah ludahnya kasar saat melihat tatapan itu.

"Kamu mau buat aku terlihat bodoh, karena gak tahu kondisi keluarga calon istriku. Kamu mau mereka menemukan celah untuk menjatuhkan aku dan Mamaku?"

"Meskipun ini cuma pernikahan kontrak, tapi aku tidak akan membiarkan orang tahu."

Hanum menunduk. "Maaf." Kenapa harus semarah itu sih? Mana pake tatapan mautnya lagi.

Dan lagi Hanum juga melakukannya karena perintah Nyonya Ningsih yang melarangnya mengatakan itu pada Arya.

"Lain kali kasih tahu kalau terjadi sesuatu."

Hanum menipiskan bibirnya. Dia sendiri tak tahu apa yang harus dia katakan.

"Sekarang, bagaimana kondisi Bapak kamu?" tanya Arya saat Hanum tak lagi bicara. Namun saat ini Johan dan Reva kembali.

Begitu melihat Hanum ada di sana Johan dan Reva memekik terkejut.

"Kak, Hanum," ucap keduanya berbarengan dan langsung berhambur memeluk Hanum.

Hanum tersenyum dan memeluk kedua adiknya itu. "Lo gak nakal, kan, Jo?" tanya Hanum saat melepas pelukan mereka.

"Gak, kak. Aku jagain Reva juga."

Hanum mengangguk, lalu menoleh pada Reva. "Reva nurut sama Kak Johan kan?"

"Iya, Kak, Reva nurut kok." Hanum tersenyum lalu mengusak rambut Reva.

"Kak gimana, Bapak?" tanya Johan. Wajah khawatir begitu nampak di wajahnya.

"Operasi Bapak berhasil. Tapi belum bisa pulang ke rumah soalnya masih harus di rawat di rumah sakit." Saat ini Hanum melihat pada Arya yang juga nampak memperhatikannya seolah dia juga ingin tahu kabar Bapaknya. "Tapi, Bapak udah ada di rumah sakit disini. Jadi kalian boleh jenguk nanti." Nampak senyum lega dari Johan dan Reva.

Arya berdehem dan Johan menyadari lebih dulu lalu menoleh. "Kak katanya Abang ini pacar kak Hanum?"

Hanum menipiskan bibirnya, lalu mengangguk. "Ini Bang Arya. Pacar kakak."

Arya menyunggingkan senyumnya saat Hanum membenarkan hubungan mereka. Kenapa dia merasa senang?

"Abang ini juga beliin makanan buat kita, kak," tunjuk Reva pada makanan di dekat mereka.

"Udah bilang makasih?"

Reva menatap Arya lalu berkata, "Makasih, Bang."

"Hm, sama- sama."

"Kalau gitu kalian makan dulu. Kakak mau ngomong dulu sama Bang Arya." Johan dan Arya mengangguk. Sementara Hanum mengajak Arya keluar rumah.

"Tuan—"

"Hanum—" Lagi_ lagi Arya dan Hanum berucap bersamaan hingga keduanya terkekeh. "Kamu duluan," ucap Arya akhirnya. Mereka menyusuri gang dengan berjalan kaki dan beriringan.

Hanum mengangguk. "Maaf, aku gak bilang sebelumnya kalau pergi buat mengobati Bapak. Aku cuma gak mau merepotkan, Tuan," ucap Hanum.

"Aku tahu."

Hanum mengangguk lega saat Arya mengerti.

Keduanya tiba di ujung gang dan melihat jalanan ramai.

"Kita mau kemana?"

Hanum melihat sekitarnya. "Jalan- jalan."

"Kamu gak capek?"

Hanum menggeleng. "Saya pulang dari pagi. Cuma nungguin dulu Bapak di rumah sakit. Jadi tadi juga udah istirahat."

Arya mengangguk. "Aku akan jenguk Bapak kamu besok."

Hanum menghentikan langkahnya. "Ada yang mau aku bicarakan, Tuan."

Arya menghadap Hanum menunjukan jika dia mendengarkan.

"Aku bilang sama Bapak kalau uang untuk operasinya dari Nyonya Ningsih."

Arya mengerutkan keningnya. "Dan itu benar-benar dari Mama?"

Hanum mengangguk.

Arya menghela nafasnya. "Dan di antara kalian gak ada yang kasih tahu aku?"

Hanum terdiam. "Kalian anggap aku apa?"

"Begini, Tuan—"

Arya memalingkan wajahnya. Terlihat kalau sebentar lagi pria itu akan marah Hanum bahkan mengerutkan keningnya. Kenapa pria ini?

"Seharusnya kamu memberitahuku!" nada bicara Arya meninggi membuat Hanum semakin bingung.

"Tapi, Tuan ini gak ada hubungannya dengan Tuan."

Kali ini Arya mengerutkan keningnya. "Lalu apa hubungannya dengan Mamaku?"

"Ya, kan Nyonya majikanku. Ya, saya minta tolong sama Nyonya." Lagi pula tidak mungkin Hanum bilang kalau ini juga karena kesepakatannya dengan Arya. Bukankah Nyonyanya meminta agar Arya tidak memberi tahu tentang perjanjian mereka.

"Kenapa gak sama aku? Aku pacar kamu."

Hanum terkekeh. "Ya, kan cuma pura-pura. Mana berani."

Wajah Arya nampak mengeras. "Sudah aku bilang meski pura-pura, kita tetap harus memerankannya! Kamu ingin aku benar-benar terlihat bodoh?"

"Memang kalau kasih tahu bakalan kasih uangnya? Kemarin minta uang muka aja langsung mencibir." Arya terdiam namun wajah pria itu semakin tak enak di pandang.

Arya menyadari jika dia sempat menganggap Hanum terlalu suka uang hingga buru- buru menginginkan pembayaran, bahkan saat pernikahan mereka belum terjadi. Tapi saat ini Arya justru merasa bersalah karena tidak lebih dulu mencari tahu tentang Hanum.

Arya mengepalkan tangannya dan kembali memunggungi Hanum.

Hanum menelan ludahnya kasar, saat melihat Arya semakin marah. Bagaimana kalau pria itu mengamuk disana. Jadi Hanum menarik ujung jas Arya membuat pria itu menolehkan kepalanya padanya. "Aku mengerti, Tuan. Jadi jangan marah ya?" Hanum sudah seperti benar-benar membujuk pacarnya.

Arya mengerutkan keningnya menatap pada tangan Hanum. "Kamu pikir aku marah karena tidak ada alasannya?"

Hanum yang menyadari tatapan Arya pada tangannya tiba-tiba teringat jika pria ini tak boleh di sentuh sembarangan langsung menarik tangannya. "Ya, sudah bagus kalau gitu."

Melihat tangan Hanum yang terlepas Arya justru merasa tak suka. Arya mengerang dalam hati. Kenapa semakin lama perasaanya semakin tak nyaman.

Apa dia benar-benar jatuh cinta pada Hanum?

Hati Arya menyangkal dan ini hanya perasaan simpati pada orang yang kekurangan.

"Hanum kamu mau tahu kenapa aku dan Mama harus membuat drama ini?" Arya melangkah ke arah sebuah kursi yang ada di trotoar jalanan. Tidak akan dia biarkan perasaan tak nyaman ini terus berlangsung.

Hanum menggeleng dengan mengikuti langkah Arya.

"Kami perlu ini untuk mempertahankan posisi kami, dan kekayaan kami. Dengan kata lain kami sedang memanfaatkan kamu." Hanum tertegun dengan wajah yang berubah pucat. Dia tahu itu sesuatu yang berhubungan dengan orang kaya, juga perkataan- perkataan Arya sebelumnya tentang anak laki-laki di keluarga mereka selalu suka kekuasaan. Tapi Hanum tak menyangka Arya akan menjelaskannya.

"Sebenarnya uang operasi Bapak kamu atau 10 milyar yang aku janjikan tidak ada apa-apanya di banding dengan kedudukan kami yang akan menghasilkan lebih banyak uang setelah kita menikah." kata Arya dengan wajah datar membuat Hanum semakin pucat.

Arya menghela nafasnya saat melihat Hanum menjadi murung. Dan entah kenapa setelah mengatakan itu dia justru merasa lebih tak karuan. Seperti ada perasaan sakit yang menusuk hatinya.

Arya menatap dengan mengernyit saat Hanum tiba-tiba tersenyum. "Kalau begitu bagus, Tuan. Setidaknya aku juga gak perlu merasa bersalah, karena mendapatkan uang banyak dari kalian."

Sial, melihat Hanum yang pura-pura tidak terpengaruh kenapa rasanya dia ingin marah.

1
Patrish
benar kata Hanum... cuma kamu saja yang terlalu sensitif Arya... pikirkan lagi
Amidah Anhar
Up lagi biar cepat ketmu jalan keluar nya
partini
hemmm trauma sih trauma tapi tuh mulut jaga dikit Napa jangn asal jeplak,,ku buka itu aja deh masa bisa alergi di pegang jangan" pelecehan
Arya arya CEO sedikit stupid wkwkwkkwk
partini
hemmm yg kalian lawan Hanum she like Queen mafia jadi mending pikir dulu deh
Arin
Wah.... bahaya.... bahaya...
Siti Dede
Segitunya ya pasangan RR
Andriani
🤭🤭🤭🤭
Andriani
aih... ngeri kalo udah gila harta ya...
partini
hemmmm laki laki Cemen ga ad harga diri mau rebut punya orang ga ngotak
mbu ne
Andra ya?
si diam2 menghanyutkan...😏
partini
dari jauh jg ada Arya biar siaga siap tau mereka sewa orang lebih banyak jadi nya sudah antisipasi kalau bodyguard nya keteteran
mery harwati
Rendi jelas tertegun membayangkan "burung empritnya" ditendang Hanum, pasti langsung impoten pikir Rendi 😛🤣
Patrish
salah teori ya Rendi... sebentar kamu balik dipukul tukang keprukmu... gara2 salah prediksi.. 🤣🤣🤣
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣🤣preman dilawan ya jelas kalah lah...
Pjjmakkem
kocaakk hanum!!
dimana coba, dapat cewek cantik, somplak, trus jago berantem kayak hanum?
arya sih dapat jackpot namanya.. 😄😄
Arin
🤣🤣🤣🤣 akal-akalan Rendi. Sok-sokan jadi pahlawan kesiangan. Ternyata bacot doang. Gak ada tindakan apa-apa
Kalah duluan sama Hanum yang bertindak
Siti Dede
Kebayang wajah cengoknya Rendi, wkwkwk
partini
wkwkkwkw rencana jadi super horor yahhh,Hanum gitu loh dia tuh bisa lihat muka angel sama iblis
lanjut thor 👍👍👍👍
Amidah Anhar
Up lagi
Patrish
suara hati tidak pernah salah boz... merasa kehilangan adalah sebagian dari hati yang mulai terisi.... naah.. nahh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!