Perjanjian Dengan Tuan Muda 2 (Perginya Nona Ariel)

       Seisi rumah besar itu sudah mereka telusuri, kamar, tempat privat, toilet, taman bahkan rooftop, tidak luput dari pencarian dramatis ini. Tapi Alfred, tidak terlihat.

     Miranda leleh, menyandarkan badannya pada pilar yang menjulang di depan kediamannya, "Kak, mungkin dia sudah pergi dari sini."

      "Secepat itu? Rasanya tidak mungkin," sahut Micella yang juga kelelahan.

       "Kita tanya saja pada penjaga, mungkin mereka melihat."

    "Kau benar! Ayo!"

        Sementara itu di ruang keluarga yang terpisah dari berlangsungnya pesta.

   "Kamu yakin jika itu, Alfred?"

       "Miranda dan Micella yang melihatnya, laki-laki itu membawa Rachel secara paksa, tidak mungkin mereka salah lihat, laki-laki itu pasti ingin menculik anakmu pa!"

         "Menculik.... untuk apa Alfred melakukan itu?"

    "Apa lagi! keluarga itu pasti memiliki rencana buruk, atau jangan-jangan mereka sudah bersekongkol dengan Rachel!"

      Bersekongkol.... Sinclair tambah tidak mengerti, "Kamu jangan mengada-ada Marissa, Rachel tidak mengenal keluarga itu, bagaimana mau bersekongkol."

     "Kau tau apa pa, bisa jadi Rachel menemui diam-diam keluarga Smith, dia sengaja ingin membatalkan perjodohan ini dan membuat malu keluarga kita. Sejak awal aku sudah curiga."

      "Marissa cukup! sedang banyak orang di luar sana tolong jangan memperkeruh suasana, kita cari Rachel baik-baik. Jika memang terbukti Alfred yang membawanya pergi, aku akan menghadap tuan Smith secara langsung, guna meminta penjelasan dan pertanggungjawaban."

     "Kalau begitu, kita cek kamera pengawas untuk membuktikan, benar itu Alfred atau bukan."

    Sinclair pun setuju dengan usul istrinya.

Apa tindakan Alfred ini akan membawa dampak kehebohan besar?

         Kita lihat saja.....

   ....

    Ditempat lain.

       Orang suruhan Arthur berhasil menemukan keberadaan Yuran dan Yummy, tanpa basa-basi mereka segera membawa keduanya di hadapan Arthur.

    Mengejutkan! Yuran tidak pernah menyangka akan kembali bertemu dengan lelaki itu, "Tuan Arthur, ada apa ini?"

     "Bagus jika Anda masih mengingat saya."

          Yuran diam, setelah tiga tahun wajah laki-laki itu semakin terlihat tua, tidak hanya itu, dibalik wajahnya tersimpan kekhawatiran yang mendalam.

       "Dimana Nona Ariel?" tanya Arthur.

         "Dia tidak bersama saya."

                "Pak Yuran, Anda tidak perlu menyembunyikan Nona Ariel, sekalipun Anda melakukan itu rasanya sangat percuma."

     "Sungguh tuan Arthur, Ariel tidak bersama saya. Dia di kota lain." Wajah Yuran tertunduk, suaranya pun melemah. Jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia ingin menyampaikan sesuatu tapi tidak bisa.

        Pesan yang Ariel titipkan, dia harus menutup rapat-rapat rahasianya. Tapi Yuran tidak tahu jika Ariel sudah ditemukan oleh Alfred.

    Sungguh susah mengulik informasi dari lelaki tua ini....

        Arthur, kau tidak tahu, jika tuanmu sudah bersama wanita itu.

        Arthur mengerakkan matanya, memberi isyarat pada ajudan, untuk membawa Yuran dan Yummy.

Mereka akan menghadap Alfred.

             ......

       Di Apartemen sudut Kota Mandalika.

        Tuan muda yang sedang dicari-cari, ternyata ada di gedung itu, dengan sedikit menarik, Alfred memaksa Ariel memasuki unitnya.

      "Aku tidak mau, aku benar-benar akan melaporkanmu, ini tindakan kriminal, ini penculikan!" Ancam Ariel, yang dengan kuat mempertahankan diri untuk tidak memasukinya markas laki-laki itu.

    "Lakukan!" sahut Alfred singkat.

Keributan kecil ini, menjadi perhatian beberapa orang yang bersemayam di Apartemen itu, mereka menatap Alfred penuh curiga.

       "Nona, apa ada masalah?"

Ariel langsung menatap penuh harap orang yang bertanya padanya, "Saya....."

            "Tidak ada, ini istri saya. Hanya ada kesalahan pahaman kecil hingga membuatnya marah pada saya," potong Alfred, lalu merangkul Ariel, "Benar, 'kan sayang? Maafkan aku, kali ini akan akan meluangkan banyak waktu."

      Ariel mendongak, menatap marah laki-laki itu, belum sempat dia mengklarifikasi orang yang tadi kembali berucap.

         "Ah... Ternyata kalian suami istri, wajar jika ada sedikit ketidak akuran. Ayo! segera bicarakan baik-baik, jangan berlarut-larut."

       "Baik, terima kasih." Keluarga Smith orang terpandang dan disegani, tidak boleh ada kabar miring yang tersiar. Alfred harus menjaga image di depan banyak orang.

             "Masuklah! Tidak baik ada diluar seperti ini, suami istri harus selalu bersama," orang itu kembali berucap dan semakin membuat Ariel kesal.

  "Sayang, kamu dengar. Ayo kita masuk."

"Tidak seperti itu, saya...." Tolak Ariel, tapi untuk yang sekian kalinya Alfred kembali menghentikannya, "Kita bicara di dalam, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

     Aaaaaa....dia ini bicara apa...... Aku tidak mau satu ruangan bersamanya.... Jerit Ariel di dalam hatinya, mungkin dia trauma dengan kejadian 3 tahun silam. Satu kamar dengan Alfred yang membuatnya harus merelakan tubuhnya.

        CKLEK!

     Pintu sudah terkunci rapat, tidak ada kesempatan atau celah untuk pergi.

      Ariel menghembuskan nafas frustasinya, lalu menepis tangan Alfred yang masih memegangi lengannya, "Mau apa? kau mau minta tebusan? Sebutkan berapa nominalnya?" tanya Ariel, dengan wajah dingin, namun sangat kesal.

      "Kau pikir, aku ini orang yang kekurangan uang?"

         "Lalu untuk apa kau menculikku?"

                  "Jelaskan!"

   Jelaskan! Apa yang perlu dijelaskan? Sejak dulu tidak pernah berubah, selalu ambigu.

       "Apa yang sedang kau lakukan di tengah-tengah keluarga Sinclair? kau sedang bersandiwara? sama seperti yang pernah kau lakukan dulu. Bayaran apa yang kau terima?"

     "Mereka keluargaku, tentu saja aku harus ada disana. Apa hal wajar seperti ini masih perlu dipertanyakan!"

    Melihat Ariel tidak merespon, Alfred maju, dan Ariel langsung mengangkat tinggi tangannya, "Tuan Smith, tolong jaga sikapmu dan segera buka pintunya, kau tidak lupa, 'kan jika aku ingin calon istri adikmu sendiri?"

       Penegasan ini sungguh membuat Alfred panas dan cemburu, "Kau juga tidak lupa, 'kan, jika Jonas adik iparmu sendiri? Kau mau menikahi adik iparmu?"

       "Tuan, saya rasa Anda benar-benar sakit!"

  "Itu benar, dan semua itu adalah ulahmu, dan sekarang kau malah mau bermain-main denganku."

     Tak lagi banyak bicara Alfred langsung memeluk Ariel, suaranya yang berat membisikan kata-kata yang membuat Ariel merinding, "Kau tidak ingat aku? Kau tidak ingat pernah merawat ku, memandikanku? Kau tidak ingat kita pernah melewati malam panas bersama? Aku sudah melihat setiap inci tubuhmu. Untuk membuktikan kau istriku atau bukan, tentu aku bisa melakukannya."

     Bedebah, kenapa hal-hal intim seperti itu yang dia ingat.... Ariel yang murka menendang kaki laki-laki itu.

    "Aaaaaa... kakiku..." Alfred mengaduh, memegangi kakinya yang baru saja ditendang, keningnya berkerut matanya menyipit, dia sungguh kesakitan.

     Ariel diam, apa aku terlalu kuat menendangnya? Dia baru sembuh dari lumpuh selama bertahun-tahun....

   Panik mulai melanda, "Kau... tidak apa-apa, tuan?"

      "Aaah... bagaimana bisa disebut tidak apa-apa, ini... teramat sakit, Ya Tuhan, bagaimana kalau aku, kembali tidak bisa berjalan....."

Ariel menelan ludahnya, *Dia benar-benar kesakitan*....

"Aaaa.... Ini sakit sekali!" rengek Alfred bersungguh-sungguh dengan rasa sakitnya, tapi.... ekor matanya mengatakan dusta.