Pembalasan seorang wanita yang telah mati di perk#sa oleh ketua genk mafia terkejam di negara ini. Tiba tiba dirinya terbangun dalam tubuh seorang gadis yang mati akibat kecelakaan.
" Tubuh siapa ini? Kenapa aku hidup lagi?"
" Savea, akhirnya kamu selamat? Kamu tidak jadi mati?" Pekik gadis di samping tubuh Savea.
" Oh namaku Savea."
Savea Andara akan mendekati Xaver dan membuat Xaver jatuh cinta padanya demi membalaskan dendamnya kepada ayah Xaver. Setelah berhasil membuat Xaver tergila gila padanya, Savea mengatakan yang sebenarnya dan memutuskan hubungan tepat di depan ayah Xaver.
" Yang aku inginkan kehancuranmu, kau putra kebanggaan ayahmu, hancurnya dirimu sama saja kehancuran dirinya."
Setelah di tinggalkan Savea, Xaver menjadi gila. Apalagi saat ia mendengar kabar pernikahan Savea dengan pria lain, ia datang dan dengan penuh emosi dengan pistol di tangannya.
" Jika aku tidak bisa memilikimu maka kau tidak bisa menjadi milik orang lain.
Dor... Dor... Dor..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PATAH KEDUA KAKI
Ansor mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, selain malam sudah menjelang dini hari, jalan yang ia lalui pun terasa sangat sepi.
" Aku akan mencoba menyerang wanita itu lain kali. Aku yakin Kae tidak akan curiga padaku jika semua ini ulahku." Monolog Ansor sambil tetap fokus pada jalanan di depannya.
Tepat di depan jalan tikungan, tiba tiba nampak sebuah mobil dari arah berlawanan menghadang mobilnya, ia langsung menginjak rem hingga mobilnya oleng dan membentur tiang listrik di depannya.
Brak...
Dahi Ansor terbentur dashboard dengan keras hingga membuat pelipisnya berdarah.
" Shhh..." Rintih Ansor.
Brak Brak Brak...
Jendela kaca Ansor di gedor oleh empat orang pria bertubuh kekar.
" Siapa mereka?" Gumam Ansor.
Ansor berpikir jika itu teman preman suruhannya, dengan bodohnya ia pun membuka pintu mobilnya.
" Cepat turun!" Salah satu dari mereka menyeret lengan Ansor hingga Ansor jatuh ke aspalan.
Dug...
" Awh." Ringis Ansor ketika lututnya beradu dengan kerasnya aspal.
" Hajar dia! Dia orang yang telah membuat teman kita celaka."
Tanpa membuang waktu, keempat preman itu menghajar Ansor dengan membabi buta. Rintihan dan teriakan Ansor tidak mereka hiraukan.
" Tolong lepaskan aku!"
"Arghhh sakit!!!"
"Tolong hentikan!"
Bugh...
" Arghhhh!!!!!" Teriak Ansor ketika sebuah besi panjang menghantam kakinya. Rasanya tulang tulang kakinya patah.
" To.. Tolong lepaskan aku! Kalian boleh ambil semuanya tapi tolong ampuni aku!" Lirih Ansor tak berdaya.
" Ha ha ha kali ini kamu baru bisa meminta ampun? Kemana keberanianmu mengganggu teman kami hah?"
" Aku tidak kenal teman kalian, kalian salah orang." Ucap Ansor, ia tidak tahu teman mana yang mereka maksud. Apakah Robbi? Tapi ia tidak menganiaya Robbi, pikir Ansor.
" Tinggalkan dia di sini, masukkan dulu ke mobil. Buat seolah olah ini murni kecelakaan."
" Siap bos."
Mereka kembali memasukkan Ansor ke dalam mobil lalu meninggalkan Ansor sendiri.
" Shhh sakit sekali. Kakiku benar benar patah tidak bisa di gerakkan." Rintih Ansor saat mengangkat sebelah kakinya. " Tidak tidak! Aku tidak mau lumpuh. Bisa bisa Amira akan meninggalkan aku. Aku harus segera ke rumah sakit, aku harus telepon Amira meminta bantuannya." Ucap Ansor di tengah tengah sisa kesadarannya. Namun sebelum ia sempat menelepon Amira, tiba tiba ia pingsan.
**
Ansor membuka matanya, ia menatap langit langit yang nampak berbeda dari kamarnya.
" Kau sudah sadar bang?"
Ansor menoleh ke sumber suara, rupanya Kaesar sedang duduk di sofa ruangan rumah sakit ini.
" Ka.. Kae.. Aku dimana? Apa aku ada di rumah sakit?" Ansor nampak linglung.
Kaesar beranjak mendekati Ansor, " Ya, semalam kau mengalami kecelakaan." Sahut Kaesar.
Ansor mengingat kondisi terakhir pada kakinya, ia langsung menyibak selimut dan mengamat kakinya yang sudah terbalut banyak perban.
" Ka.. Kakiku? Kenapa dengan kakiku Kae? Apa kakiku baik baik saja?" Tanya Ansor khawatir.
" Karena kecelakaan itu, kedua kakimu patah bang. Kamu tidak bisa berjalan lagi. Beruntung kedua tanganmu baik baik saja." Kaesar tersenyum mengucapkan hal itu.
" Tidak tidak." Ansor menggelengkan kepala. " Itu bukan kecelakaan Kae. Aku di serang oleh beberapa preman. Sepertinya ada yang menyuruh mereka untuk mencelakaiku. Itu bukan kecelakaan Kae." Ujar Ansor menjelaskan.
" Bagaimana bisa ada orang yang memiliki niat licik sebejat itu bang? Kecuali kalau orang itu sudah tidak punya otak, atau otaknya sama dengan @nj!ng." Sindir Kaesar.
" Percayalah kae! Aku mendengar mereka berbincang tadi malam. Me.. Mereka... " Ansor menjeda ucapannya. Tidak mungkin Ansor memberitahu Kaesar tentang Robbi.
" Kenapa bang? Ada apa dengan mereka?" Tanya Kaesar.
" Ah tidak, tidak apa." Sahut Ansor. " Apa kamu sudah mengabari mama dan Amira?" Tanya Ansor.
" Sudah, mereka akan datang sebentar lagi." Sahut Kaesar.
Ceklek...
Tidak menunggu hitungan menit, pintu pun terbuka menampakkan nyonya Regata dan Amira.
" Ya Tuhan kak Ansor, bagaimana kamu bisa seperti ini?" Tanpa sadar Amira memeluk Ansor.
Nyonya Regata langsung mencubitnya, " Kendalikan dirimu di depan Kae." Bisik nyonya Regata.
Amira langsung menjauh, ia menatap Kaesar. " Maaf Kae, aku refleks. Aku iba melihat kondisi kak Ansor yang seperti ini." Ucap Amira.
" Bukan urusanku." Ketus Kaesar.
Nyonya Regata mendekati sang putra tercinta.
" Sayang."
" Mama hiks... " Ansor memeluk perut ibunya. " Mama, kakiku lumpuh. Aku tidak bisa berjalan lagi hiks.. Aku tidak mau menjadi pria cacat ma. Berikan aku pengobatan terbaik di dunia ini. Kalau perlu kita berobat ke luar negeri." Ujar Ansor.
Nyonya Regata menatap Kaesar. " Bagaimana Kae? Kamu mau kan memberikan pengobatan terbaik untuk kakakmu?" Tanya nyonya Regata.
" Aku tidak mau." Sahut Kaesar cepat.
" Kenapa tidak mau Kae? Apa kamu tega melihat kondisi kakakmu seperti ini?" Nyonya Regata terpancing emosi.
" Setelah aku cek, uangku yang masuk ke rekening kalian berdua sudah sangat besar jumlahnya. Bahkan kalau di gabungkan uang kalian lebih banyak dari punyaku. Jadi mulai sekarang, aku menstop aliran dana ke rekening kalian berdua. Tapi tenang saja, uang yang sudah masuk ke rekening kalian tidak akan aku bekukan. Jadi, pakailah uang itu untuk mengobati kakak tersayangku."
Mereka bertiga melongo tak percaya dengan apa yang di ucapkan Kaesar.
Nyonya Regata mendekati Kaesar, " Inikah anak mama yang sudah mama besarkan dengan sepenuh hati? Bagaimana kamu bisa berubah menjadi manusia sekejam ini Kae. Mama tidak berharap ini padamu." Ucap nyonya Regata.
Kaesar menatap nyonya Regata degan tajam membuat nyali sang ibu tiri menciut, " Jangan bertindak seolah olah kalian jadi korban. Jangan kalian pikir, aku tidak tahu apa yang kalian lakukan di belakangku selama ini." Ucap Kaesar penuh penekanan.
" Selama ini aku diam, karena aku berharap kalian bisa menyayangiku sepenuh hati. Aku menganggap kalian sebagai keluargaku tapi kalian menganggapku sebagai musuh yang harus di binasakan. Jangan kalian pikir aku tidak tahu dalang di balik penyerangan yang terus menyerangku. Dan semalam, seseorang menyerang wanitaku. Aku tahu siapa yang melakukan semua itu." Ucap Kaesar melirik Ansor.
Nyonya Regata langsung mengikuti arah mata Kaesar. Lalu ia kembali menatap Kaesar. " Sepertinya kamu salah paham nak. Tidak mungkin kakakmu melakukan hal itu padamu. Dia sangat menyayangimu Kae, dia bahkan rela melakukan apapun demi melindungi kamu."
" Itu hanya pencitraan saja." Bentak Kaesar membuat mereka semua terkejut.
" Jangan katakan apa apa lagi nyonya Regata." Kaesar menunjuk wajah sang mama tiri. " Mulai sekarang aku tidak sudi lagi memberikan sepersen pun uangku kepada kalian. Kalian boleh menyakitiku, aku masih bisa memaafkannya. Tapi mengenai wanitaku, aku tidak akan tinggal diam. Aku bahkan akan mengirim kalian semua ke penjara, atau perlu aku tembak kalian satu per satu." Lagi lagi mereka bertiga melongo mendengar ucapan Kaesar. Wanita seperti apa sebenarnya yang bisa membutakan hati Kaesar? Pikir nyonya Regata.
Setelah mengatakan itu, Kaesar langsung pergi dari ruangan itu. Nyonya Regata melirik Amira, " Wanita ini tidak berguna. Aku harus mencari tahu wanita yang membuat Kaesar gila. Aku akan menjalankan rencanaku mulai darinya."
TBC...