BUKAN YANG PERTAMA

🌷Happy Reading🌷

Emma terbangun dari pingsan, ia merasakan seluruh badannya sakit terutama dibagian tengkuk. Emma memindai sekeliling, ia terkejut karena berada ditempat asing dan dalam keadaan terikat diatas kursi.

"Dimana aku?" ucapnya bertanya-tanya di dalam hati.

Sejauh mata memandang hanya terdapat tumpukan kardus, lemari rusak, kasur rusak, sepeda beserta baju bekas. Tempat ini seperti gudang.

Sinar matahari menembus sedikit celah vantilasi, menyinari gudang yang gelap nan pengap tersebut.

Klik

Suara pintu gudang terbuka lebar, emma menatap lurus kedepan, jantungnya berdetak semakin kencang saat seorang memakai hoodie hitam mendekat kearahnya.

Ditangan orang itu terdapat koper kecil serta karung yang di dalamnya terdengar suara decitan tikus menggema keras.

Emma tak dapat mengetahui orang ini perempuan atau laki-laki, karena memakai hoodie kebesaran, masker, dan topi. Membuat emma sangat sulit menebaknya.

Orang itu membuka kopernya, mengeluarkan palu, pisau lipat serta sarung tangan latex. Orang itu mengeluarkan tikus yang lumayan besar.

Citt Citt Citt Citt

Tikus itu memberontak saat ingin dibius, orang itu langsung saja menancapkan jarum yang tak lama membuat tikus tersebut menjadi lemah, kemudian ia membuat tikus itu menjadi terlentang dengan kaki dan tangan ditusuk oleh jarum.

Orang itu memakai sarung tangan latexnya, mengecek pisau lipat apakah tajam atau tidak, setelah dipastikan jika pisau itu tajam, orang itu langsung mengeksekusi tikus yang lemah itu. Membelah perutnya membuat darah tikus langsung keluar begitu banyak, darah itu ia tampung di dalam gelas lalu mengeluarkan organ dalam tikus tersebut, memotong kepalanya dan memasukan semua itu kedalam box kecil.

Emma yang melihatnya langsung saja dibuat mual, ia menatap ngeri kearah orang itu yang dengan santainya mengeksekusi tikus tersebut.

"Kenapa? Kau takut ya? Bukannya hal seperti ini sudah biasa kau lihat."

Degg

Jantung Emma semakin berdegup cepat, suara tersebut sangat familiar di telinganya hingga satu nama tercetus di kepalanya.

"T-tidak, aku tidak pernah melihat suamiku mengeksekusi seperti yang kamu lakukan." Emma mengelak, walaupun ia pernah menyaksikan satu kali saat wijaya membunuh dewangga saat itu membuat mental Emma sedikit terguncang.

"Kau tetap disini sampai aku kembali lagi." Ujar orang itu dingin seolah menyimpan kebencian di dalamnya.

"Lepaskan aku, aku nggak mau berada di tempat kumuh ini." Sentak Emma.

"Tidak akan pernah terjadi, jika kau nekat ingin melarikan diri maka seluruh pisau yang ada digudang ini akan menembus tubuhmu." Usai mengatakan itu, ia langsung pergi meninggalkan gudang dan menggemboknya dengan rantai, ia tak memperdulikan teriakan Emma yang minta dilepaskan.

Orang itu memasukan box tersebut kedalam mobil dan akan membawanya ke rumah wijaya.

*******

Ayunda, rahendra, dan mbak dania saat ini sedang berdiri diam di dalam ruangan tempat mereka menyekap clarissa.

Kondisi clarissa sangat memperihatinkan, luka tusuk di pahanya membusuk, dan badannya menjadi kurus kering, ia pun keguguran akibat mencoba melarikan diri ujung-ujungnya malah terpeleset di lantai yang licin.

Wanita itu tak punya energi lagi untuk sekedar memohon minta dilepaskan, pandangannya kosong seolah semangat hidup tak lagi ada.

"B-bunuh s-saja a-aku." Pintanya karena tidak tahan lagi dengan segala siksaan ini.

Ayunda tersenyum dingin. "Tunggulah sebentar lagi, aku akan membawa teman untukmu." Ayunda memperhatikan rambut clarisaa yang ia gunting asal-asalan.

Setelah mengatakan itu, ayunda langsung pergi diikuti oleh mbak dania dan rahendra. Mereka bertiga masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan rumah itu.

"Kita mau kemana?" Tanya Rahendra yang sedang mengemudi.

"Menculik nyonya Tika, istri si Kian itu." Jawab Ayunda.

Rahendra mengangguk, ia melajukan mobilnya menuju rumah Kian Oliver yang berada di dalam komplek, mereka tak masuk kedalam komplek, tetapi menunggunya disebarang jalan. Dengan setia, mereka menunggu nyonya tika keluar dari area komplek itu.

Tak lama nyonya tika keluar dengan anak buah yang mengawalnya dari belakang. Ayunda yang melihat itu meminta rahendra mengikutinya dari jarak jauh.

Mobil yang membawa nyonya tika tersebut ternyata berhenti di mall, rahendra langsung memakirkan mobilnya di tempat yang tidak bisa di jangkau CCTV.

"Ayo turun." Ujar Ayunda.

Mereka bertiga memakai hoodie dan masker, berjalan santai masuk kedalam mall yang ternyata ada event, hal itu sangat menguntungkan bagi mereka bertiga.

Ayunda, rahendra, dan mbak dania berpura-pura berdiri disekumpulan orang ramai itu, memperhatikan event tersebut, padahal mereka sedang mengawasi nyonya tika yang sedang makan.

Lama menunggu akhirnya nyonya tika keluar dari tempat makan itu, namun tanpa anak buahnya.

Mereka bertiga langsung mengikuti nyonya tika yang ternyata masuk kedalam toilet, untung saja toilet tersebut cukup sepi.

Tak lama akhirnya nyonya tika keluar, rahendra sudah menyiapkan bius.

Rahendra langsung menempelkan kain itu ke hidung nyonya tika membuat wanita itu menjadi tidak sadarkan diri. Ayunda membuka koper besar yang sebelumnya ia beli, mereka memasukan tubuh nyonya tika kedalam koper tersebut setelah itu memasukan kembali kedalam kardus, dengan cara ini orang-orang tak akan mencurigai mereka.

Mereka bertiga keluar dari toilet dengan pakaian berbeda dan berjalan santai, rahendra membawa koper itu. Mereka melewati tempat event tersebut dan meleset menuju mobil yang mereka parkirakan.

Rahendra langsung membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai kerumah.

Sedangkan anak buah nyonya tika dibuat kalang kabut dengan menghilangnya sang majikan, mereka semua sudah mengecek ke toilet yang kosong tak ada orang satu pun.

"Gimana ini? Nyonya tika nggak ada dimana-mana, kalo nyonta hilang kita semua bakalan kena hukum." Ucap si pria kepala plontos itu gusar.

"Kita minta tolong sama manajemen mall ini untuk melihat rekaman CCTV."

Mereka semua mengangguk setuju, mereka langsung saja menuju ruang manajemen yang berada dilantai paling atas, mereka semua menggunakan lift.

Saat tiba dilantai atas, mereka tidak diperbolehkan masuk, namun saat menyebutkan nama 'kian oliver' barulah mereka diperbolehkan.

"Selamat siang pak jacob, kedatangan kami kesini ingin meminta bapak memutarkan rekaman cctv 1 jam yang lalu." Pinta si pria plontos.

"Untuk apa?"

"Nyonya kami hilang di mall ini."

Pak Jacob langsung berdiri dan menuju ruangan operator, meminta staff untuk memutar rekaman CCTV.

Mereka semua menonton rekaman itu dari dengan serius, dari rekaman tersebut tidak menunjukan adanya ke anehan, semua pengunjung begitu excited menonton event.

Semuanya tidak ada yang aneh hingga rekaman menunjukan tiga orang membawa kardus yang berisikan koper.

"Hanya koper saja, tidak ada yang mencurigakan." Ucap pak Jacob, memang benar, cara jalan ayunda, rahendra dan mbak dania tak terlihat mencurigakan, wajah mereka pun yang ditutupi masker itu sangat wajar.

"Kalo begitu terimakasih pak jacob."

Anak buah kian oliver langsung pergi dari ruangan itu dan akan melaporkan kejadian ini kepada tuan mereka, berharap tidak akan dihukum nantinya.