NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemani Arumi

Waktu seminggu yang diminta Arumi akhirnya datang. Mobil travel yang ia pesan melalui Aliya juga telah dalam perjalanan menjemputnya.

Om Yanuar dan Tante Nanik memberikan sekotak hasil kebun mereka dan amplop yang justru di tolak Arumi. Arumi hanya menerima hasil kebun mereka dan mengatakan jika uang yang ada di amplop itu sebaiknya mereka tabung untuk kelahiran anak mereka nanti.

“Tante akan merindukanmu…” kata Tante Nanik yang memeluk Arumi.

“Arumi juga. Jika ada rezeki, Arumi akan mengunjungi Tante.”

“Yang penting kamu jaga diri di sana. Kami yang akan mengunjungimu nanti.” Kata Om Yanuar seraya mengusap kepala Arumi.

Arumi mengangguk dengan senyuman. Abi Aji yang melihat kedekatan mereka, lagi-lagi merasa hatinya tergelitik. Apalagi beliau baru pertama kali melihat senyuman Arumi yang manis yang tanpa beban.

Senyuman Arumi yang berikan kepadanya selama ini menjadi senyuman yang tidak berarti dan bahkan terkesan seperti senyuman formalitas jika dibandingkan dengan senyuman yang diberikan kepada adik dan iparnya.

Arumi yang selesai dengan pelukan Tante Nanik, menghampiri Nenek Ifah yang sedari tadi duduk di teras. Saat Arumi mengulurkan tangan untuk mencium punggung tangan, Nenek Ifah menyambutnya dengan enggan.

Selama ini, Arumi bagaikan duri di dalam daging bagi Nenek Ifah karena beliau tidak pernah menganggap Arumi sebagai cucunya. Beliau yang dibesarkan dari keluarga kolot, sangat mementingkan garis keturunan apalagi laki-laki yang menduduki tahta tertinggi.

“Semoga Nenek selalu sehat dan dilindungi Allah.” Kata Arumi setelah mencium punggung tangan sang nenek.

Nenek Ifah tidak mengatakan apapun dan hanya menganggukkan kepalanya. Tahu dirinya tidak diterima, Arumi melanjutkan berpamitan dengan Sari dan Abi Aji.

“Arumi doakan Bu Sari lancar sampai lahiran dan selamat semuanya.”

“Terima kasih.”

“Abi… Terima kasih atas kasih sayang yang selama ini Abi berikan. Arumi tidak bisa membalasnya, semoga Allah melimpahkan Rahmat untuk Abi dan keluarga.” Kata Arumi sebelum mencium punggung tangan Abi Aji.

“Bawa ini.” Abi Aji memberikanamplop tebal kepada Arumi.

“Terima kasih, Abi. Tetapi maaf, Arumi tidak bisa menerimanya. Arumi selama ini sudah merepotkan Abi dan Umi. Suatu hari nanti, Arumi akan membalas semua kebaikan Abi.” Arumi memberikan senyumannya yang paling manis kepada Abi Aji.

Seketika senyuman Arumi membuat Abi Aji ditampar kenyataan, jika itu adalah senyuman terakhir yang bisa ia lihat.

Tak lama kemudian, sebuah mobil keluarga memasuki pelataran rumah Abi Aji. Pintu penumpang terbuka saat mobil berhenti dan memperlihatkan seorang gadis dengan pakaian tomboy, yang tidak lain adalah Aliya.

“Arumi!” teriak Aliya yang segera memeluk Arumi.

Aliya tidak peduli dengan tatapan tidak suka dari Nenek Ifah ataupun Abi Aji. Baginya, Arumi yang utama karena temannya itu akan pergi jauh hari ini.

“Kenapa kamu datang?” tanya Arumi bingung.

“Aku akan mengantarkanmu sampai tujuan bersama dengan sepupuku!” jawab Aliya dengan percaya diri.

“Apa kamu sudah meminta izin?”

“Tentu saja! Dengan adanya sepupuku, masalah izin menjadi mudah.”

Sepupu Aliya yang baru saja turun dari mobil hanya menggelengkan kepalanya, kemudian menyapa para orang tua yang ada di sana dan memperkenalkan diri.

Om Yanuar menerima Romi dengan baik karena tahu sepupu dari Aliya, teman Arumi satu-satunya.

Setelah berbincang sebentar, Arumi memutuskan untuk berangkat dan semua orang melepaskan kepergiannya. Hanya Om Yanuar dan Tante Nanik yang melepas Arumi dengan kesedihan,

Sari dan Adiba hanya menatap biasa karena bagi mereka, kepergian Arumi adalah yang terbaik. Sedangkan Abi Aji dan Nenek Ifah yang selama ini melihat Arumi tumbuh, hanya diam seribu kata.

Hanya saja ada yang berbeda dari tatapan mereka, seolah tatapan mereka mengatakan jika mereka merasa kehilangan.

Perjalanan ke Bumi Angling Dharma, melewati beberapa kota yang menurut Aliya patut dikunjungi sehingga mereka singgah di setiap kota yang mereka lewati termasuk Kota Minyak.

“Kota Minyak. Kota yang dinamakan dari Sejarah panjangnya sebagai daerah penghasil minyak bumi.” Kata Romi.

“Apa makanan khas di sini?” tanya Aliya.

“Hampir sama dengan kota kita, hanya saja memiliki ciri khas sendiri.”

“Kalau camilan atau minuman?”

“Minuman ada wedang blung. Minuman tradisional yang terbuat dari campuran jahe, gula merah, dan rempah-rempah. Kalau camilan, sebaiknya kita ke pusat oleh-oleh saja.”

“Setuju!” seru Aliya yang segera menghabiskan es kelapa mudanya.

Mobil melaju di Kota Minyak, hingga mereka menepi di sebuah toko oleh-oleh. Arumi dan Aliya masuk lebih dulu ke dalam toko sedangkan Romi berdiri bersandar di mobilnya menikmati puntungnya.

Aliya yang bersemangat melihat camilan, berjalan lebih dulu menelusuri etalase toko. Arumi mengikuti di belakang perlahan.

Bug!

Seseorang secara tidak terduga menabrak Arumi dari samping, hingga membuatnya hampir terjatuh. Beruntung laki-laki yang menabraknya segera menangkap tubuhnya.

“Maafkan, aku. Aku tidak melihatmu.” kata laki-laki yang menabrak Arumi.

“Ma-maaf.” Arumi berusaha melepaskan diri karena laki-laki tersebut masih memegangi pinggangnya.

“Oh! Sekali lagi aku minta maaf.” Arumi mengangguk.

“Terima kasih sudah menangkapku.” Cicit Arumi.

“Sama-sama. Kalau begitu aku duluan.” Arumi mengangguk.

Aliya yang memperhatikan keduanya, segera menghampiri dan bertanya. Arumi mengatakan yang sejujurnya, tetapi Aliya justru mengatakan jika dirinya tidak memanfaatkan kesempatan.

“Itu hanya tidak sengaja!” Arumi menegaskan.

“Tapi dia sudah memegang pinggangmu, lama pula! Kalau tidak meminta pertanggung jawaban, kamu melewatkan kesempatan mendapatkan laki-laki tampan.”

“Tampan?” Aliya mengangguk.

“Kamu ingat ketua OSIS?” Arumi mengangguk.

“Kurang lebih seperti dia. Bedanya, yang tadi terlihat lebih dewasa.”

“Terserahmu!”

Arumi mengabaikan Aliya yang antusias tanpa alasan. Mana ada meminta pertanggung jawaban hanya karena membantunya yang hampir terjatuh? Yang ada tidak tahu malu. Pikir Arumi.

Selesai membayar semua belanjaan, Arumi dan Aliya kembali ke parkiran dan melanjutkan perjalanan. Dari Kota Minyak, tersisa satu jam perjalanan. Begitu sampai di tempat tujuan, mobil parkir di sebuah masjid.

Selain untuk melaksanakan sholat dzuhur juga sekalian bertanya kepada pengurus masjid, mengenai Alamat rumah di tangan Arumi.

“Kamu siapanya?” tanya pengurus masjid.

“Saya anak dari Umi Imamah.” Jawab Arumi.

“Imamah? Setahuku dia tidak punya anak.” Aliya dan Romi saling pandang sedangkan Arumi pias.

“Almarhum Umi mengamanatkan rumah ini untuk saya. Dan kedatangan saya kemari untuk menempati rumah tersebut.”

“Imamah sudah meninggal?”

“Iya. Umi meninggal 3 bulan yang lalu.”

“Innalillahi wainnailaihi rojiun… Dari sini kalian hanya perlu berjalan kaki. Rumah tua setelah rumah yang ada di depan itu adalah rumah orang tua Imamah.” Arumi, Aliya dan Romi menganggukkan kepala dan berterima kasih.

Saat ketiganya sampai di depan rumah. Mereka terkejut karena keadaan rumah yang sangat kotor, berlumut dan ditumbuhi tanaman di atapnya. Rumput di sekitar rumah juga tidak kalah tinggi dengan tembok pembatas teras, menandakan rumah sudah lama tidak di huni.

“Kamu yakin mau tinggal di sini?” tanya Aliya dengan tatapan horor.

“Kalau sudah dibersihkan, akan terlihat lebih baik.” jawab Arumi.

Arumi membuka kunci rumah dan melihat di dalam rumah masih banyak perabotan dan tentunya dengan debu tebalnya hingga membuat ketiganya bersin-bersin.

“Bang! Bantu kita membersihkan sebisanya, setelah itu baru kit acari tempat menginap.” Seru Aliya.

“Kita hanya izin untuk mengantar, tidak ada izin menginap!” kata Romi yang menyentil kening Aliya.

“Apa Abang tega meninggalkan Arumi di tempat seperti ini?” Romi tidak menjawab.

Segera Aliya mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan video.

Sang ibu yang menerima telepon terkejut dengan keadaan rumah yang akan di tempati oleh Arumi. Di tambah kata-kata dramatis dari Aliya, akhirnya beliau mengizinkan Aliya dan Romi untuk menginap dan membantu Arumi membersihkan rumah.

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!