”Aku sudah meniduri Ariana, biarkan aku bertanggung jawab dengan menikahinya!” perkataan itu keluar dari mulut Arkana, bocah SMA berusia 18 tahun yang tak ingin sang ayah menikah lagi.
Ariana, gadis berusia 22 tahun harus terjebak di antara dua pria beda usia sejak dia bekerja sebagai pengasuh di kediaman Bradley.
Namun konflik di antara ayah dan anak itu semakin besar karena sang ayah yang berniat menikahi Ariana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Hal Baru
Arkana tengah sibuk memainkan ponselnya, entah apa yang membuatnya lebih fokus pada ponsel di banding berbicara dengan temannya.
”Tuh, dateng baby sitter. Tumben dia gak pake seragam,” celetuk Rio yang membuat Arkana melihat Ariana yang menghampirinya.
”Mulai sekarang aku cuma bawa buat Arkana. Buat kalian gak ada jatah,” ucap Ariana yang langsung mendapat anggukan dari Rio dan Dimas.
”Gak perlu pake berita segala, kita emang udah gak dapet jatah sejak Om Wildan yang sering anterin.”
Mendengar penjelasan Dimas, Ariana segera keluar meninggalkan Arkana dan temannya. Tanpa ada percakapan antara mereka berdua.
”Gue udah keterlaluan bikin skenario palsu kaya gini. Kenapa gue mesti kaya gini,” rasa sesal terus menghampiri diri Arkana. Sementara Rio dan Dimas meninggalkan sahabatnya itu ke kantin.
”Pedes banget, tuh cewe naruh cabe berapa biji di bekal punya gue,” Arkana segera menutup kotak bekalnya, tak menghabiskan itu semua karena lidahnya sedikit terbakar. Pemuda itu tak suka pedas, dan dia tahu jika ini perbuatan Ariana.
Sementara itu, Ariana terlihat sedang membawa motor miliknya. Mahar yang di berikan Arkana saat itu, motor dari ibu Arkana. Gadis itu berhenti di tempat parkir sebuah mall, dan mulai masuk menjelajah tempat itu.
Dengan kartu kredit milik Arga, dia mulai memikirkan untuk membeli beberapa pakaian yang terlihat modis. Dia ingin mencoba baddie style, lalu mencari toko baju yang menurutnya sesuai.
”Jaket ini bagus banget, wah kalau sama ini kayanya bagus,” ucap Ariana sambil memegang sebuah jaket kulit hitam oversize.
Dia pun mencari crop tee hitam, dan juga rok denim di atas lutut berwarna mocca. Gadis itu pun masuk ke dalam ruang ganti dan mencobanya.
”Cantik banget,” ucapnya yang melihat style itu sangat cocok dengannya. Tak hanya itu, dia pun mengambil beberapa pakaian lainnya setelah selesai berganti.
Tak sadar, Ariana ternyata di perhatikan oleh wanita yang terlihat berumur 30 tahunan. Dia mendekati gadis itu dan mulai mengajaknya bicaranya.
”Kau sangat cantik, bagaimana kalau kamu datang ke butik aku. Kamu kayanya cocok jadi muse,” wanita itu menyerahkan sebuah kartu nama. Dia pun menanti Ariana untuk mencoba peruntungan di butiknya.
Ariana yang tak menyangka pun tersenyum dan mengangguk pelan. Dia melihat wanita itu begitu cantik, dan berharap bisa seperti dirinya. Menjadi seorang pemilik butik besar.
Gadis itu kini selesai dengan belanjanya, dan langsung pulang ke rumah mewah milik Arga.
”Ari, kamu darimana saja?” Tanya Bi Ipeh yang menyadari jika kepergian Ariana terlalu lama. Gadis itu menjawab sesuai dengan yang dia lakukan siang tadi.
”Ya mungkin sekarang kau masih terikat kontrak dengan Tuan Arga!”
Entah kenapa perkataan Bi Ipeh terdengar menyebalkan. Dia berharap waktu cepat berlalu dan segera pergi dari tempat ini. Walau dia masih menganggap perbuatan Arkana tak mendapat hukuman yang setimpal.
”Seandainya aku tak memikirkan keluargaku, egois akan harga diri sendiri mungkin aku akan kehilangan ibu dan juga Ario.”
Begitulah pikirannya yang masih saja naif, tak pernah memikirkan diri sendiri.
Sementara dia tak tahu bagaimana keadaan Arkana yang juga merasa tak benar dengan skenario palsunya. Bahkan dia berharap jika waktu di ulang dan papanya yang menikah dengan Ariana.
”Yang jelas gue sekarang harus fokus sekolah, habis ujian nyari kampus yang bisa ngambil kelas karyawan. Gue harus tanggung jawab dan bersikap selayaknya suami.”
...~~~...
Paginya, Ariana meminta izin pergi ke suatu tempat pada Arga. Dia ingin mendatangi butik milik wanita yang bertemu dengannya kemarin.
”Memangnya dimana? Biar saya yang antar,” tawar Arga yang masih perhatian pada Ariana.
”Aku aja yang antar, dia kan istri aku,” timpal Arkana kesal melihat tingkah sang ayah.
”Kamu sekolah saja, lagipula butiknya buka sekitar jam 8. Kamu kan sudah masuk kelas,” tolak Ariana yang tak ingin mengganggu sekolah Arkana.
”Kamu dengar kan Arkana? Tenang saja, papa tak akan mencuri istrimu,” ucap Arga yang membuat Arkana tersentil. Dia tak menyangka bisa ada di fase cemburu pada ayahnya sendiri.
Arkana pun berangkat sekolah di antar oleh Beni, sementara Ariana tengah bersiap menuju butik milik Nyonya Vera Song yang kebetulan tertera di kartu namanya.
”Bi Ipeh, nanti bibi yang antar makanan untuk Arkana,”titah Arga pada pelayan kepercayaannya. Bi Ipeh hanya mengangguk, tanpa berbicara sepatah katapun.
Ariana keluar dari kamarnya, dia pun turun menuju lantai bawah di mana Arga yang sudah menunggunya.
”Kau benar-benar mempersiapkan ini, sepertinya ini pertemuan yang penting,” ucap Arga yang penasaran dengan tingkah Ariana.
”Setidaknya aku ingin mendapat pekerjaan yang layak setelah habis kontrak dari pekerjaan ini,” ucap Ariana yang tak sengaja terdengar oleh Bi Ipeh.
Merek berdua keluar menuju mobil milik Arga, lalu pergi dari rumah mewah itu.
”Apa kau tidak ingin untuk diam saja di rumah setelah kontrak kerjamu habis,” pancing Arga pada gadis yang kini jadi menantunya. Ariana menggelengkan kepalanya lalu menjawab perkataan Arga.
”Aku hanya ingin bebas setelah ini tanpa harus mengabdi sebagai istri dari seorang pria yang masih terlalu muda,” ucap Ariana dengan seringainya.
Arga pun terdiam dan tak bertanya apapun lagi. Mobilnya segera melaju menuju tempat yang akan di datangi oleh Ariana.
”Ternyata butik kecil ini yang memintamu untuk datang.”
Ariana hanya mengangguk saja, dia yang bersemangat ingin segera masuk ke dalam butik itu.
Sementara di sekolah, Arkana tak fokus pada pelajarannya. Dia terus memikirkan Ariana yang ingin mengambil pekerjaan lain.
Sementara, gadis yang sedang di pikirkan kini melakukan sesi pemotretan. Ariana begitu semangat setelah mengganti pakaiannya dengan beberapa pakaian yang ada di butik itu.
”Hasil jepretannya bagus, dan kamu terlihat menawan dengan gaun ini.”
Vera terus memuji gadis itu yang memang terlihat cantik. Dia kini meminta wanita lain yang di mintanya untuk melakukan sesi poto yang sama seperti Ariana.
”Aku berharap, Nyonya Vera memilihku menjadi muse nya,” harap Ariana yang melihat beberapa gadis cantik tengah berpose.
Sampai akhirnya gadis itupun pulang ke rumah dengan hasil yang belum di tentukan Vera.
^^^^^^”Ariana, nanti akan ku kabari kamu lagi. Terima kasih untuk ikut berpartisipasi di butik kami.”^^^^^^
Melihat pesan itu, Ariana merasa ada harapan. Setidaknya ada sedikit perkembangan pada hidupnya yang tak hanya menjadi karyawan biasa. Dia mulai berangan bisa saja menjadi foto model cukup terkenal.
”Ya, setidaknya aku harus mengembangkan diriku yang hanya lulusan SMA. Tidak dengan pendidikan mungkin dengan—”
Ariana melihat dirinya di cermin, gadis cantik itu mulai menunjukkan kepercayaan dirinya.
”Aku berharap tak akan bertemu lagi dengan keluarga ini, apalagi Arkana!”