NovelToon NovelToon
Aurora

Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Apa yang kita lihat, belum tentu itulah yang sebenarnya terjadi. Semua keceriaan Aurora hanya untuk menutupi lukanya. Dia dipaksa tumbuh menjadi gadis kuat. Bahkan ketika ayahnya menjual dirinya pada seorang pria untuk melunasi hutang-hutang keluarga pun, Aurora hanya bisa tersenyum.

Dia tersenyum untuk menutupi luka yang semakin menganga. Memangnya, apa yang bisa Aurora lakukan selain menerima semuanya?

"Jika kamu terluka, maka akulah yang akan menjadi obat untuk lukamu." —Skala Bramasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Aurora mengembungkan pipinya karena sedari tadi Skala hanya diam dan mengabaikan segala celotehan nya. Pria itu duduk di sofa yang ada di ruang kerja sambil memangku laptop.

"Skala, aku sakit perut."

"Skala, kepalaku pusing."

"Skala, White pup."

"Skala, aku mengantuk."

"Skala, aku ingin martabak."

"Skala, ini bagaimana? Lego nya susah dirakit."

Semuanya Skala abaikan. Untung saja Aurora bukan perempuan cengeng. Namun, dia sedang menahan rasa ingin mengamuk saat ini. Dan untungnya, kesabarannya setebal dompet Skala.

"Skala, kamu tidak mencintaiku, ya?"

Tetap diabaikan.

Bahkan pria itu dengan santai menyeruput kopinya tanpa menghiraukan Aurora.

Aurora menatap kesal pada Skala. Tak kehabisan akal, dia memindahkan laptop Skala ke atas meja dan setelahnya ia langsung duduk ke pangkuan Skala tanpa ragu, lalu dengan berani Aurora mengalungkan tangannya ke leher suaminya.

Meski sedikit terkejut, Skala tetap mempertahankan wajah datarnya.

"Jangan diam saja! Ayo bicara sesuatu!" desak Aurora seraya mengapit rahang Skala, memaksanya untuk bicara.

"Skala...," rengeknya.

Sedangkan Skala hanya diam memalingkan wajahnya, tidak mau menatap sang istri.

"Maaf, aku terlalu senang Kak Charlie datang," ucap Aurora. Dia menangkup wajah Skala memaksa agar menatapnya. "Maafkan, aku..."

"Skala..." Aurora cemberut. Tatapan datar Skala membuatnya kesal.

"Bicara sesuatu!" Gadis itu bergerak brutal hingga membuat Skala menggeram rendah.

"Stop it."

Aurora langsung berhenti bergerak. Matanya mengerjap polos. "Maafkan aku ya?"

Skala menghela nafas berat. Sebenarnya dia tidak masalah, hanya saja ia ingin melihat bagaimana Aurora membujuknya. Dan ya, ternyata istri kecilnya ini cukup berani juga.

"Aku maafkan," ujar Skala. Namun belum sempat Aurora kegirangan, pria itu melanjutkan ucapannya. "Tapi ada satu syarat."

Aurora memiringkan kepalanya bingung. "Apa itu?"

Skala tersenyum miring.

****

"Princess!"

Charlie bersiul seraya memasuki rumah adiknya. Di tangannya banyak sekali paper bag. Dia habis belanja pakaian dan juga makanan untuk Aurora. Ternyata di sini serba murah dibandingkan di tempat tinggalnya.

"Baby?" panggilnya lagi.

Pelayan yang melihat Charlie mencari Aurora pun segera menghampiri. "Nona sedang berada di kamar, Tuan. Mungkin tidur siang?"

Charlie mengangguk beberapa kali. "Ah, begitu. Ya sudah. Tolong siapkan aku air hangat, aku ingin mandi," titahnya.

"Baik, Tuan."

Setelah meletakkan barang-barang nya ke atas sofa, Charlie segera menuju kamar tamu yang dia pakai selama menginap di sini.

Pertama kali melihat rumah adiknya, Charlie sedikit kagum dibuatnya. Ternyata Skala benar-benar suami yang baik. Dia pikir Skala akan membeli rumah yang sederhana dan seadanya. Tapi ternyata, adik iparnya itu sangat mampu membeli rumah se mewah ini, dilengkapi penjaga dan juga pelayan pula. Ah, memikirkan tentang ini, Charlie jadi penasaran dengan keluarga Skala.

Di sisi lain, Aurora baru saja membuka matanya. Dia menguap lebar lalu menggeliat.

"Skala?" panggilnya.

Sudah menjadi kebiasaannya setiap bangun tidur mencari pria itu.

"Hm?"

Aurora menoleh ke arah Skala yang baru saja keluar dari kamar mandi seraya mengusap rambutnya menggunakan handuk kecil.

Skala mendekati istrinya saat Aurora merentangkan tangannya. Manja sekali.

"Sudah sore, bangunlah," ujarnya seraya mencium pipi Aurora. Sedangkan Aurora hanya diam masih dengan memeluk leher Skala.

"Kitten."

"Berhenti memanggilku seperti itu, aku bukan anak kucing!" kesal Aurora. Bibirnya cemberut dengan alis menukik.

Skala tersenyum tipis. "Kenapa? Itu terdengar lucu."

Aurora berdecak. Dia melepaskan pelukannya lalu memunggungi Skala. "Tidak mau! Ganti yang lain!"

Tak ada angin tak ada hujan, Aurora merasa kesal pada suaminya itu. Seolah ia lelah karena selama ini hanya menurut dan diam. Tapi, bukankah ini terdengar aneh? Seorang Aurora merasa kesal dan berani pada suaminya? Sejak kapan?

"Baiklah. Sekarang ayo mandi," ujar Skala. Dia menarik selimut yang dipakai Aurora hingga membuat sang istri memekik.

"Skala!" Aurora memekik lagi ketika Skala menggendongnya menuju kamar mandi. Kedua tangannya menutup dadanya yang terekspos. Demi apapun, Aurora sangat malu sekarang.

"Sssttt ... biarkan aku yang memandikan—"

"TIDAK MAU!" Aurora langsung menenggelamkan tubuhnya di bak mandi yang penuh busa. Matanya menatap tajam Skala yang memasang wajah tanpa dosa.

"Kenapa?"

"Kamu—" Aurora tidak bisa berkata-kata saking shock nya. Dia malu, sedangkan Skala malah terlihat santai. Apa-apaan ini?!

"Keluar! Biarkan aku mandi sendiri!" usirnya.

Skala menahan senyum, senang sekali bisa menjahili istrinya.

"Baik, Tuan Putri." Tak ingin membuat Aurora semakin kesal, Skala pun pergi dari sana. Sedangkan Aurora buru-buru menyelesaikan mandinya.

Sebenarnya rasa malu lebih mendominasi. Bagaimana tidak malu? Tubuhnya tidak terbalut apapun saat digendong Skala tadi. Dan wajah Skala yang tenang membuat Aurora semakin kesal.

"Astaga ... ada apa denganku?" gumamnya terheran-heran. Baru kali ini dia berani meneriaki suaminya.

Charlie berdecak ketika sang adik belum keluar juga. Hingga beberapa detik kemudian, dia melihat Skala yang menuruni tangga dengan santainya tanpa Aurora.

"Di mana Rora?" tanya Charlie pada Skala.

"Sedang mandi," jawab Skala acuh. Dia duduk di samping Charlie lalu mengambil satu kaleng minuman di atas meja.

Charlie menyipitkan matanya curiga. "Kalian..."

Alis Skala terangkat satu, menunggu Charlie melanjutkan ucapannya.

"Kamu ... kamu apakan adikku?!"

Tanpa diduga, Charlie menarik kerah baju Skala. Gerakan secepat kilat itu membuat Skala sedikit terkejut. Namun, dia kembali biasa saja.

"Apa lagi?" tanya Skala dengan malas.

"Kenapa dia belum keluar dari kamar? Kamu KDRT? Benar, kan?" tuding Charlie.

"Dia sedang mandi, bukankah aku sudah mengatakannya tadi?" ujar Skala dengan malas. Dia menepis tangan Charlie yang menarik kerah bajunya.

Charlie tidak puas dengan jawaban Skala, terlebih dia melihat bekas cakaran di lengan adik iparnya itu.

"Ini apa? Ini pasti bentuk perlawanan Aurora, kan?" Dia menunjuk-nunjuk lengan Skala yang memang bekas cakaran Aurora.

"Ada apa, Kakak?" Aurora datang dan langsung duduk di sebelah sang kakak.

Charlie segera memeriksa keadaan adiknya. "Kamu baik-baik saja? Apa dia melakukan kekerasan padamu?"

Aurora bingung, dia melirik Skala meminta penjelasan, namun Skala mengendikkan bahunya acuh.

"Aku baik-baik saja," jawab Aurora seraya memegang telapak tangan Charlie.

Charlie menghela nafas lega. "Untunglah. Kalau dia berani memukulmu, katakan padaku, mengerti?"

Aurora mengangguk pelan. Dia tidak tau kenapa Charlie berpikir seperti itu.

"Aku mendengar teriakan mu, Princess. Ku pikir kalian bertengkar dan Skala memukulmu."

Seketika pipi Aurora merona. Dia menunduk untuk menyembunyikan pipinya yang memerah. Astaga, jika ingat itu, Aurora malu sekali. Berbeda dengan Aurora, Skala malah terlihat tenang.

"Aku baik-baik saja, Kakak. Kakak jangan khawatir," ujar Aurora lalu ia berdehem untuk memenangkan diri.

"Benarkah? Lalu, ini apa yang ada di lehermu? Memar? Jadi benar jika Skala KDRT?!"

bersambung...

Charlie tolong jangan sok polos plis😭😭🫵

1
레이디핏
Happy happy yh kalian bedua sebelum ada rawr nyaaaa🤏🏻
Nabila
lanjut
minsugaa
luar biasa
neur
keren KK 😎👍❤☕👌
lanjuuuut
dyarryy: makasih kak❤‍🔥
total 1 replies
레이디핏
Aaaaaa Rora bahagia dehhh, ternyata kamu orang besar jugaaa🤏🏻
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣untung besar skala kalai ini 🤭🤭🤭🤭
레이디핏
Eaaaaa ang angggg yuk bisa yukkk keluarkan romance nyeeee😍😘
vj'z tri
yang lain antara ada dan tiada 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
itu dayung rora dayung 🤭🤭🤭🤭🤭
erma irsyad
astaga pertanyaan rora😂🤣
vj'z tri
ayo rora kamu pasti bisa .... cih keluarga di saat butuh uang dianggap keluarga tapi di saat senang mereka lupa kalau rora masih bagian dari mereka 😏😏😏😏🥹🥹🥹
vj'z tri
aku selalu sabarrrrr menunggu lanjutan Aurora dan skala 🤩🤩🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
ayo rora tunjukan tarung mu 🔥🔥🔥🔥🔥
vj'z tri
gemes gemes gemes banget sama pasangan ini 🤗🤗🤗🤗🤗
vj'z tri
panggilan kesayangan neng kan lucuuuuu 🤭🤭🤭🤭🤭🤗🤗🤗kucing manis
vj'z tri
Evelyn 😤😤😤😤😤😤😤😤
vj'z tri
tidak boleh tidak boleh menangis 😭😭😭😭🤧 semangat rora kamu harus bangkit bangkit jangan mau di tindas 🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
semoga rora bisa berenang 😱😱😱🫣🫣🫣
vj'z tri
ehhh mulut mu itu mulut mu ibu mertua kelakuan pingin tak getok 😅😅😅
레이디핏
Syukur dh pindahhhh, mari buat kemajuan Skala Kitten☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!