Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Neni heran dengan tingkah laku putra sulung nya yang aneh, seperti ada sesuatu yang dipikirkan. '' Mungkin itu hanya masalah pekerjaan.'' gumamnya.
Begitu mendengar langkah seseorang menapaki anak tangga, Neni memutar tubuhnya lalu tersenyum menyambut sang suami.
''Papa mau berangkat kerja?"
Salah satu yang membuat Broto kesal pada Neni adalah hal semacam ini. Sudah jelas dia tengah memakai setelan jas, menenteng tas kerjanya, masih saja ditanya mau kemana. Broto hanya menganggapi pertanyaan Neni dengan anggukan.
"Yuka sudah berangkat kerja?"
" Barusan sama suaminya." Jawab Neni malas.
"Kenapa gak bareng aku aja? Sekarang kita sama sama bekerja di Regatama Tech."
Pupil mata Neni melebar. ' Bukan nya Yuka bekerja di Regatama's Hotel?"
" Sekertarisku resign, jadi mulai hari ini Yuka jadi sekertaris baruku di Regatama Tech. Hanya untuk sementara, setelah ada sekertaris baru, dia akan kembali ke Regatama's Hotel. Oh iya, sekarang Regatama's Hotel sudah ku serahkan pada Artha."
" Maksud Papa, sekarang Artha naik jabatan jadi Direktur?"
Broto hanya mengangguk pelan.
Neni senang karena memang sudah lama berharap jika putra putra nya semua menjadi Direktur. Namun, ada perasaan tidak suka saat Broto memilih Yuka sebagai sekertarisnya, walaupun hanya sementara.
"Kenapa harus Yuka'' pikir Neni.
''Ya sudah, aku berangkat dulu.'' Broto melewati Neni begitu saja, tetapi perempuan dengan rambut pendek itu segera mengejar sang suami.
Neni berdiri dihadapan Broto, lalu mencondongkan keningnya minta di kecup. ''Setiap berangkat atau pulang kerja, Artha selalu mencium kening Yuka. Bisa kah Papa melakukan itu ke Mama?''
Broto menghela nafas berat. Sang istri yang ada di hadapan nya kini telah memejamkan mata nya.dan dengan amat terpaksa Broto pun mendaratkan satu kecupan di kening Neni yang beranjak keriput.
Kecupan yang hanya berlangsung singkat itu sudah mampu membuat hati Neni berbunga bunga. Dia membuka mata lalu menatap Broto dengan senyum lebar. ''Makasih Papa. Papa semangat kerja nya ya''.
Broto menatap Neni datar, kemudian beranjak meninggal kan rumah. Di halaman rumah, Jeka sudah bersiap dengan mobil nya. Pria yang usia nya satu tahun di bawah Artha itu bergegas untuk membukakan pintu mobil,lalu mempersilahkan sang atasan masuk.
Setelah memasuki halaman kantor Regatama Tech, Broto melihat Artha dan Yuka masih berdiri di samping mobil mereka.
Jeka melirik Broto yang masih duduk, padahal seharusnya dia sudah keluar dari mobil dan memasuki kantor. Jeka mengikuti arah pandang Broto yang sedang menyaksikan Yuka dan Artha, kedua nya masih tampak berbincang. Jelas sekali terlihat sangat mesra. Jeka tidak heran karena mereka sepasang suami istri yang memang di kenal sangat bucin satu sama lain.
Dari dalam mobil Broto dan Jeka masih bisa mendengar perbincangan Yuka dan Artha, meskipun hanya sayup sayup.
''Nanti kalau Mas kangen gimana?'' terlihat bibir Artha bergerak gerak.
Yuka mencebik. ''Kan ada HP, nanti Mas tinggal telepon Yuka loh.''
Artha menggeleng sambil mengerucutkan bibir nya seperti anak kecil. ''Gak mau, mau nya ketemu langsung sama kamu.''
Yuka terkekeh, kemudian mencubit pipi sang suami. ''Ya udah, nanti pas jam istirahat kantor kita ketemu lagi, oke.'' ucap nya seperti seorang kakak yang menenangkan adik nya.
Artha mengangguk angguk manja, kemudian menunjuk pipi nya '' Cium dulu, biar Mas semangat kerja nya''.
''Mas! Tapi di sini lagi banyak orang yang lewat.'' Yuka melihat sekitar, tampak sekali dia keberatan.
Artha manyun. '' Berarti kamu gak sayang lagi sama suami mu ini ya? '' tuduh nya membuat Yuka berdecak kalah.
Mau tidak mau Yuka pun mencium pipi Artha. '' Udah tuh'' kata nya sewot.
Artha tertawa renyah, kemudian menarik kepala Yuka, lalu mengecup kening nya sampai beberapa detik lama nya.
Melihat itu, Broto langsung membuang muka. Jeka melihat ada kilat cemburu di mata sang atasan. Jeka mulai yakin jika Broto memang tidak hanya menganggap Yuka sebagai menantu, melainkan memiliki perasaan lebih dari itu.
Artha mengakhiri kehangatan itu, kemudia mengusap kepala Yuka seperti se ekor kucing. ''Mas, berangkat dulu ya, sayang.'' pamit Artha yang langsung di balas dengan anggukan oleh Yuka.
Artha masuk mobil, kemudian keluar dari area kantor Regatama Tech.
Setelah Artha menghilang dari penglihatan nya. Broto pun turun dari mobil. Begitu tahu ada Broto, Yuka mengurungkan langkah nya, memilih untuk masuk kantor bareng sang mertua.
''Selamat pagi, Pak Broto.'' sapa Yuka, mengawali pekerjaan baru nya sebagai sekertaris.
Broto mengangguk saja, tetapi sorot mata nya mengajak Yuka untk masuk segera melangkah masuk ke dalam kantor bersama diri nya.
Broto dan Yuka berjalan beriringan, sementara Jeka mengekori kedua nya.
Langkah Broto berhenti begitu sampai di ambang pintu ruang kerja nya. Broto menoleh menatap Jeka, sang asisten pribadi nya.
''Tunjukan meja kerja nya!'' perintah Broto kemudian masuk ke ruang kerja nya, meninggalkan Jeka dan Yuka.
''Mari, Nona Yuka.'
Yuka pun mengikuti langkah Jeka.
''Nah, ini meja kerja Non Yuka, sangat dekat dengan ruangan Tuan Broto. Jadi, Nona Yuka bisa cepat bergerak saat Tuan Broto butuh bantuan anda.''
Yuka mengangguk paham, meja kerja nya memang sangat dekat dengan ruangan Broto, bahkan bisa di katakan di ambang pintu ruangan Broto.
''Oh iya, Nona Yuka harus selalu mengingatkan jadwal harian Tuan Broto. Jangan sampai salah, nanti Tuan Broto bisa marah. Dan satu lagi Nona, kalau tidak salah dua jam lagi akan ada meeting dengan klien bukan?'' kata Jeka yang sudah hafal dengan karakter Broto.
Yuka membuka tablet, mengecek jadwal Broto hari ini, kemudian mengangguk. ''Benar, Pak Jeka.''
''Jangan panggil , Pak, Nona. Panggil saja, Jeka.''
Yuka mengangguk pelan.
''Kalau begitu saya permisi dulu. Mari Nona Yuka''. Pamit Jeka kemudian beranjak pergi.
Yuka mengangguk hormat, kemudian muali menata barang barang pribadi nya di meja kerja nya. Yuka mengeluarkan figura yang berisikan foto pernikahan nya dengan Artha. Bukan sebagai pengingat kenagan, romantis atau penawar rindu nya terhadap Artha, melainkan hanya semata mata formalitas saja.
Di depan umum, Yuka harus kelihatan sangat mencintai Artha, meski yang sebenar nya dia tidak ingin mencintai pria mana pun.
Yuka menatap figura yang menampakan foto prewedding nya bersama Artha. Di sana Yuka menggunakan gaun berwarna hitam,sedangkan Artha juga memakai setelan jas hitam yang senada. Foto itu menampakan Artha yang tengah mengecup kening Yuka dan Yuka memejamkan mata nya sambil tersenyum.
''Maaf, Mas Artha. Semua hubungan kita hanyalah sandiwara semata. Aku benar benar tidak mencintai mu. '' desis Yuka lirih.
Alarm di tablet Yuka berbunyi, menandakan setengah jam lagi Broto harus pergi ke tempat meeting. Yuka meletakan figura itu di meja, lalu menyambar tablet, kemudian mengetuk pintu ruangan Broto.