NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupan Elena

Titik Balik Kehidupan Elena

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Keluarga
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Kehidupan Elena awalnya baik-baik saja, tapi semuanya berubah saat dia melihat adiknya--Sophia berselingkuh dengan kekasihnya.

Tak hanya itu, Sophia juga memfitnahnya dengan tuduhan pembunuhan terhadap Kakek mereka. Hal itu membuat Elena harus mendekam di dalam penjara selama 5 tahun. Dia kehilangan semuanya dalam sekejap mata.

Elena akhirnya menyadari bahwa Sophia telah merencanakan semuanya sedari awal. Sang adik menggunakan kepribadian yang manis untuk menjebaknya dan mengambil alih harta keluarga mereka.

Setelah keluar dari penjara, dia bertemu dengan seorang pria yang membawa perubahan besar dalam hidupnya. Apakah Elena bisa memulihkan namanya dan membalaskan dendamnya pada sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 - Sehelai rambut

"Kamu terlalu berlebihan, bagaimana bisa kamu menyebut anakku sebagai anakmu?" ucap Elena, dia berusaha untuk duduk.

"Jangan bergerak!" sentak Andreas dan langsung menidurkan Elena lagi.

"Argh," Elena meringis sakit saat kepalanya tidak sengaja terkena kepala ranjang.

Andreas memasang wajah panik dan segera memeluk serta mengelus kepala Elena. "Maaf," ucapnya penuh sesal.

"Sayang, dengarkan aku. Ken baik-baik saja sekarang, dan akan bangun sebentar lagi. Jadi bisakah kamu berhenti menyusahkan dirimu sendiri?"

"Aku tidak pernah berbohong padamu, jadi percayalah padaku sekali ini saja, oke?" ucap Andreas dengan lembut agar kekasihnya lebih tenang, dia melepaskan pelukannya untuk melihat wajah Elena.

"Aku hanya ingin melihatnya sebentar... Please?" balas Elena dengan tatapan memohon. "Bahkan jika hanya melihat dari video pengawasan di luar ruangan, aku hanya ingin melihatnya."

Sekeras-kerasnya hatinya, Andreas tidak tega melihat tatapan itu. "Baiklah, ayo kita ke sana. Aku akan menggendongmu."

Elena tetaplah Elena, dia tidak mau digendong, jadi mau tidak mau Andreas memapah wanita untuk menuju ruang ICU.

"Elen, biarkan aku menggendongmu, berhenti memaksakan dirimu sendiri," ucap pria itu saat melihat tubuh Elena bergetar.

Elena menggeleng, "Tidak, aku bisa berjalan sendiri."

Akhirnya setelah memakan waktu yang lebih lama, keduanya sampai di depan ICU. Di luar ada kaca kecil yang bisa digunakan untuk melihat ke dalam tanpa harus masuk.

Elena menyandar di dinding dan mengintip putranya yang masih memejamkan matanya, selang oksigen masih terpasang, monitor ICU menampilkan kondisi vital Ken yang tidak di mengerti olehnya.

"Apa kamu tau?" ucap Elena pada Andreas yang berdiri di sampingnya. "Ken memegangi tanganku dan mengatakan tidak ingin berpisah denganku. Aku pikir dia hanya merengek, jadi aku meninggalkannya...."

"Jika aku lebih berhati-hati dan lebih menyayanginya, mungkin hal ini tidak akan terjadi."

Andreas mengelus bahu Elena, "Semua ini bukan salahmu, tidak ada yang tau bahwa akan ada orang yang melakukan ini pada kalian."

"Apakah ada bedanya? Aku ibunya dan satu-satunya keluarganya. Aku bahkan tidak bisa melindungi anakku sendiri, bagaimana bisa aku menyalahkan orang lain karena aku yang gagal ini?!"

Andreas masih mengelus bahu Elena, "Kamu sudah melakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan. Kamu tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri, orang yang melakukan ini pada kalian lah yang harus mendapatkan hukuman."

Pria itu membantu Elena duduk di kursi tunggu, "Jangan khawatir, aku akan mengurus masalah ini. Siapapun yang melakukan ini pada kalian, aku tidak akan membiarkannya hidup dengan tenang."

Elena menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dan Andreas duduk di sampingnya. "Elena, apa kamu pernah terpikirkan untuk mencari ayah kandung Ken?" tanya pria itu dengan perasaan campur aduk.

Mendengar hal itu Elena langsung menatap Andreas, "Tidak, aku bisa menjadi ayah dan ibunya sekaligus. Tidak ada masalah untuk hal itu."

"Tapi dia akan tumbuh dewasa, bagaimana jika dia tau dan menanyakan di mana ayah kandungnya?" balas Andreas masih berusaha mengorek informasi.

Elena berdiri dan menatap Andreas, "Hari ini kamu terlalu berisik, jangan ikut campur apapun yang berkaitan dengan Ken," jawabnya dengan nada tinggi.

Wanita itu melangkah pergi, tapi segera di hentikan oleh Andreas. Pria itu memeluknya dari belakang, "Maafkan aku. Kau benar, aku hanya orang luar, tidak seharusnya aku ikut campur urusanmu dan juga Ken."

"Aku tarik kembali kata-kataku, jangan marah."

Elena mendesah lesu, "Aku tidak marah. Maaf jika aku meninggikan suaraku, jangan dimasukkan ke dalam hati."

"Kamu pasti kelelahan, kamu baru saja mendapatkan jahitan tapi sudah berjalan-jalan. Karena kamu tidak ingin meninggalkan Ken sendiri, kamu bisa bersandar di bahuku dan tidur sebentar. Aku akan menjaga Ken," balas Andreas, dia membawa Elena agar kembali duduk dan menyandarkan kepala wanita itu di atas bahunya.

Elena tidak merespon, mulutnya tertutup rapat dan matanya menatap pintu ruang ICU. Hingga tak lama kemudian dia benar-benar menutup kedua matanya.

Andreas yang merasakan berat di bahunya memanggilnya. "Elena? Apa kamu tertidur?"

"Sayang?"

Tangannya yang bebas mengarah ke rambut wanita itu dan menarik satu helai, setelahnya rambut itu dia masukkan ke dalam plastik kecil yang sudah dia siapkan.

Dengan hati-hati, dia mengangkat kepala Elena dan menaruhnya di sandaran kursi, kemudian dia menyelimuti wanita itu dengan jasnya untuk menghalau udara dingin.

Andreas berjalan menjauh setelah memastikan Elena tertidur pulas. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon asistennya.

"John, datang ke rumah sakit sekarang. Aku punya sesuatu yang harus kau berikan pada Profesor Sam," ucapnya. "Setelah kamu mengantarkannya, dia akan tau apa yang harus dia lakukan."

Setelah menunggu dan memberikan barang itu pada Johnny, Andreas kembali ke tempat Elena.

"Karena kamu tidak ingin mengatakannya padaku, maka aku akan mencari kebenarannya sendiri," ucapnya di dalam hati

...****************...

Dua hari kemudian

Suara seperti benda yang di seret menggema di sebuah gedung terbengkalai di pinggir kota. Tiga orang pria berpakaian hitam masuk ke dalam dengan ekspresi datar, salah satunya menyeret sesuatu yang ternyata adalah seorang pria dengan tangan terikat di belakang.

"Lepaskan aku!"

"AHH! Lepaskan aku, brengsek!" teriak pria yang di seret itu.

Wajahnya penuh dengan lebam, alas kakinya entah tertinggal di mana. Tubuhnya terus memberontak berharap untuk di lepaskan.

"Bos, kami membawa orang itu," lapor salah satu pria kepada bosnya, yang tak lain tak bukan adalah Andreas.

Pria itu tengah duduk di tengah ruangan dengan rokok yang di jepit di antara jemarinya. Johnny menyeret pria yang dia bawa sampai ke bawah kaki Andreas.

"Hei, apakah kamu masih bernapas? Kamu lupa bagaimana aturannya?" tanya Andreas dengan senyum miring di wajahnya.

Johnny segera menarik rambut pria itu dan menendang bagian belakang lututnya, "Berlutut!" perintahnya.

"Ughhh."

Pria itu mengerang dan berlutut di depan Andreas, dia menaikkan wajahnya dan menatap Andreas dengan amarah. "Jika kau punya nyali,langsung saja bunuh aku! Jika tidak aku yang akan membunuhmu lebih dulu!" teriaknya tanpa rasa takut.

Andreas tersenyum remeh, "Pukul mulutnya karena sudah meremehkanku. Pukul sampai dia mengerti dengan siapa dia berbicara sekarang."

"Beraninya kau!!" balas pria itu berteriak.

Salah satu anak buah Andreas maju dan langsung meninju ujung bibir pria itu hingga mengeluarkan darah. Bukan hanya sekali, dia melakukannya berulang kali hingga pria itu hampir pingsan.

Bersambung

Terima kasih sudah menunggu bab ini🤗

1
Aria
samakin menarik, lanjutttt
tutiana
gws Thor
Nana Colen
ya begitulah kalau orang keras kepala ngeyel lagi
neur
lanjuuuut KK 👍😎
Cha Sumuk
kirain setelah klr dr penjara lebih badas dn jd wanita tangguh eh ga taunya lemah lembek mf ga lnjut bc lh bikin greget aja
Sindy Puspita: Sebelumnya terima kasih sudah mampir🤗 kalau ada waktu lagi, bisa baca bab 10 ke atas ya kak, nnti bisa lihat balas dendam Elena di mulai
total 1 replies
Sindy Puspita
Yang mau ikutan ngelabrak si Sophia besok kumpul di pertigaan rumahnya Elena ya🤭
tutiana
cepetan Ndree,,, awas hilang jejak lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!