AKU DEPRESI BUKAN BERARTI DIAM

 Kini Alaska sudah menunggu Alana di cafe milik Alana sudah setengah jam dia menunggu Alana tapi belom muncul juga dia sudah mengirim beberapa pesan namun tidak di balas.Dia terus melihat jam tanyanya.

orang yang dia tunggu pun datang dengan senyuman ceria Alana melangkah ke arah alaskan diapun langsung memeluk Alaska"sayang aku kangen."bisik Alana beberapa karyawan yang melihat sifat manja dari bos Meraka itu langsung syok.

"Apa itu bos kita?" tanya salah satu karyawan kepada yang lain.

"Sungguh menakjubkan bukan?" tanya pelayan yang bernama rio.

"saya pikir bos kita orang yang tidak bisa romantis tapi saya di patahkan oleh ucapan sendiri ."

"Apa kalian sudah tidak ingin kerja lagi di sini?" tanya sang manajer cafe kepada kedua pelayan yang terlalu kepo dengan urusan pemilik cafe mereka ini.

Mereka berdua langsung pergi.Menejer itu hanya tersenyum melihat Alana dan sang calon tunangan itu.

"Sayang duduk dulu." sambil mengakat tangan Alana yang sedang memeluknya

"Kenapa? kamu tidak merindukan ku sampai tidak mau di peluk ."

"Bukan seperti itu tapi tidak enak di lihat karyawan mu apa kamu tidak malu."

"kenapa malu kamu calon tunangan ku mereka juga sudah tau."

"Apa kamu sudah makan?" tanya alaska untuk mengalihkan pertanyaan Alana.

"Kenapa mengalihkan pembicaraan?" tanya Alana yang melihat gerak gerik Alaska Yang tidak nyaman ada di sisinya itu.Dia pun ingat dengan pesan yang di sampaikan oleh pemimpin Meraka itu dia takut kalau nanti kepercayaan di hancurkan oleh orang yang sangat dekat dengannya.

"apa kita bisa memundurkan tanggal pertunangan kita?"tanya Alaska tiba tiba hal itu membuat Alana yang sedang menikmati makannya itu tersedak makanan yang ada di mulutnya. Ia mengambil air minum menghabiskan Tampa sisa mukanya merah seperti tomat kerna tersedak makanan itu di tambah perkataan Alaska yang membuat ia kaget tiba-tiba tiba.

"Apa yang kamu maksud bukan kita sudah sepakat untuk melangsungkan pertunangan bulan depan."tanya Alana ia menekan setiap kata yang keluar dari bibir indah itu.

"Ada beberapa hal yang perlu saya urus."Alaska mulai mengutarakan niatnya.

Alana tersenyum sinis ia semakin yakin jika Alaska menyembunyikan sesuatu dari dirinya apa yang di katakan orang itu bernama bahwa ada sesuatu hal yang saya tidak tau dia mulai meragukan hubungan yang mereka jalani ini sejak sedang pemimpin Phoenix berpesan supaya tidak terlalu percaya dan bergantung pada orang lain apa dia tau sesuatu.

Apa ini lelucon Alaska kau seolah olah jadikan ini sebagai mainan yang kapan saja kau mau ingin bermain ."Alana sangat kecewa dengan permintaan dari kekasihnya itu.

"coba kamu mengerti keadaan ku apa tidak bisa menunda hanya sebulan bukan tahun."

"Berikan saya satu alasan yang masuk akal agar saya bisa mengeti keadaan mu." dia sambil menunjuk bagian dada alaska.Alana semakin yakin dengan apa yang dia rasakan sekarang. Dia memang sakit hati tapi tidak mau diam saja ia akan mencari tau semuanya setelah mencari tau siapa yang membunuh kedua opah dan Omanya setelah pembalasan nya sudah selesai dia akan menyelidiki apa yang membuat Alaska seperti ini.

Dalam hatinya Alana pun mulai memikirkan penyebab utama "Apa yang kau sembunyi kan dari saya dia menatap alaska tanpa berbicara hanya senyum kecut yang di tunjukan.

"Baiklah jiga ingin mengundurkan pertunangan kita tapi ingat saya sangat membenci penghianat."ia mengambil tasnya dengan kasar setelah itu pergi begitu saja.alaska mengacak rambutnya frustasi karena dia bingung dengan keputusan yang dia ambil apa sudah benar atau hanya menambah masalah jujur dia sangat gelisah.