NovelToon NovelToon
Sistem : Menjadi Billioner Tampan

Sistem : Menjadi Billioner Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:40.1k
Nilai: 5
Nama Author: ADhistY

James Morgan adalah seorang pria dengan sejuta pesona yang dapat membuat banyak wanita terpikat olehnya. Tetapi di jaman sekarang ketampanan apa gunanya jika tidak memiliki uang dan kekuasaan?

Kisah tragis seorang pemuda tampan ditinggalkan oleh pacar materialistisnya karena mendambakan kemewahan.

Hingga suatu hari dia memiliki sistem kekayaan terhebat yang mengubah hidupnya yang biasa biasa saja menjadi luar biasa. Mobil super? Rumah mewah? Kehormatan? dan Wanita?? bahkan secantik bidadaripun bisa dia dapatkan dengan mudah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 - Andreas

"Andre apa yang kau katakan, kau tidak boleh berbicara seperti itu pada pacar Vivian." Ibu Andreas mencelanya.

"Ibu, ayah, kalian yang mengatur perjodohanku ini, Seharusnya kalian mendukung anakmu untuk mendapatkan Vivian." Ujar Andreas tidak terima.

"Diam Andre, kau kira Vivian itu apa? Aku menjodohkanmu dengan Vivian jika Vivian sendiri setuju dengan perjodohan ini, jangan memaksakan kehendakmu." Ayah Andreas merasa marah.

"Tidak bisa ayah, aku sangat menyukai Vivian, lagipula lihat dia, dari penampilannya saja sudah terlihat jika dia adalah orang miskin." Tunjuk Andreas pada James.

James hanya terdiam tenang mendengar makian itu. Sedangkan ayah Andreas saat ini merasa malu sekali atas perkataan hinaan yang Andreas lontarkan.

"Diam kau, jika kau berbicara omong kosong lagi, lebih baik kau pergi dari sini, jangan membuat ayah dan ibumu malu di hadapan keluarga Taylor."

"Aku tidak mau, sebelum perjodohan ini berhasil aku akan tetap di sini." Ujar Andreas keras kepala.

"Kau..."

Suasana mendadak jadi canggung ketika kedua ayah dan anak itu bertengkar. Orang tua Vivian sendiri tidak menyangka jika sikap Andreas akan begitu kasar bahkan pada orang tuanya sendiri.

Mereka berdua dapat menerima menantu dari keluarga biasa, tetapi tidak bisa mentolerir orang yang tidak bermoral.

"Eh sudah sudah, tidak baik bertengkar seperti ini, bagaimana jika kita makan siang terlebih dahulu, kebetulan koki keluarga kami telah menyiapkan beberapa hidangan, James juga ikut ya, tidak ada penolakan." Ujar Stevia mengalihkan pembicaraan.

Ibu Andreas sendiri menghela nafas lega dan berterimakasih di dalam hatinya pada Stevia.

Semua orang di arahkan untuk menuju ruang makan, terlihat beberapa pelayan berlalu lalang membawa sejumlah hidangan ke meja makan.

"Silahkan duduk." Ujar Evan pada semuanya.

Mereka memakan hidangan itu tanpa banyak bicara, James juga tidak berpura pura canggung lagi, karena melihat kedua orang tua Vivian tidak mempermasalahkan dirinya yang bersama dengan putri mereka.

Setelah selesai makan, mereka mengobrol ringan untuk mencairkan suasana.

"James, sudah berapa lama kau bersama putriku?" Tanya Stevia pada James.

"Eh itu..." James melirik Vivian sejenak lalu menjawab "Sudah lumayan lama Tante, sekitar 3 bulan."

"Begitu ya."

"Apa pekerjaan mu?" Tanya Evan ikut bertanya.

"Aku pernah bekerja sebagai pelayan kafe, dan pengantar makanan, tetapi sekarang sedang tidak melakukan pekerjaan apapun."

Mendengar itu Evan sedikit terdiam, lalu bertanya lagi.

"Apa kau lulusan universitas?"

"Ya, saya adalah alumni universitas imperial jurusan ekonomi dan bisnis, baru lulus setahun yang lalu." Jawab James santai.

"Lumayan bagus." Kata Evan mengangguk puas.

"Benar, universitas imperial termasuk universitas terbaik di Zelington." Sahut ayah Andreas.

"Huh ternyata kau lulusan universitas, tapi kenapa pekerjaanmu rendah sekali." Ujar Andreas tiba tiba yang membuat ruangan makan seketika hening.

Andreas melihat kedua orang tuanya yang menatapnya tajam. "Benar kan apa kataku! Dia lulusan universitas bergengsi, tapi kenapa melakukan pekerjaan seperti itu, aku hanya menyampaikan fakta."

Mereka hanya terdiam, tidak dapat menghentikan putranya mengatakan kata kata tidak pantas, karena menghindari pertengkaran seperti tadi.

James tidak tersinggung, dia hanya tersenyum tipis dan menjawab dengan tenang.

"Menurutku sangat tidak etis mengatakan jika pekerjaan itu adalah pekerjaan rendah, karena berkat pekerjaan itulah yang membuatku mendapatkan gelar sarjana, jadi aku tidak perlu merasa malu."

Ucapan James membuat kesan baik keempat orangtua itu seketika bertambah.

Melihat raut wajah kagum antara orang tua Vivian dan ayah ibunya, Andreas menggertakkan giginya tidak terima.

"Lalu bagaimana kau akan membahagiakan Vivian dengan pekerjaan kecilmu itu, ingatlah Vivian adalah penerus keluarga Taylor, kau tidak akan mampu memenuhi semua kebutuhannya yang dari kecil tinggal di rumah mewah yang serba ada." Ujar Andreas pada James.

James akui memang Andreas sangat realistis, tetapi saat ini dia bahkan lebih kaya dari keluarga Vivian sendiri, jadi ucapan Andreas tidak memiliki bobot sedikitpun di hadapan James.

"Di dalam kehidupan, tidak hanya tentang cinta, kau harus realistis, apakah kau mempunyai rumah atau mobil?" Lanjutnya.

Mendengar perkataan Andreas, Vivian tidak bisa diam lagi.

"James memiliki nya, dia bahkan salah satu penghuni villa milik keluargaku, di distrik Greenvilles." Ujar Vivian tiba tiba.

"Apa benar Vi?" Tanya Evan. Sepertinya pria muda ini tidak sesederhana penampilannya pikir Evan, dia tidak pernah tau lagi tentang pengelolaan perusahaannya karena mempercayai putrinya yang sudah mengambil alih perusahaan saat ini.

"Benar ayah, dan bahkan dia hobi mengoleksi mobil mobil super, aku pernah melihatnya mengendarai mobil mahal yang harganya sekitar lebih dari 100 juta dollar." Jawab Vivian yang membuat semua orang terkejut.

100 juta dollar, hanya untuk mobil? Itu adalah jumlah yang fantastis bahkan untuk pengusaha berpengalaman seperti mereka.

"Tidak mungkin , bagaimana mungkin orang sepertinya memiliki mobil ratusan juta, kau pasti bercanda kan Vi?" Sela Andreas tidak percaya.

"Terserah kalian mau percaya atau tidak, tapi aku sudah melihatnya dengan mata kepala mu sendiri, James memang memiliki nya." Ujar Vivian santai.

Mendengar itu, mereka sontak menatap James, dengan raut wajah menuntut jawabannya.

"Yang di katakan Vivian memang tidak salah, saya memang memiliki rumah di kawasan Greenvilles, anda dapat memeriksanya sendiri." Ujar James menatap Evan.

"Dan untuk, mobil itu... aku hanya iseng membelinya karena tampilannya sangat keren. Itu hanya sebuah mobil, tidak ada apa apanya." Lanjutnya santai.

Mendengar pembenaran James, semua orang seketika tercengang.

"Hanya iseng katamu??"

1
Aisyah Suyuti
seru
spooky836
vivian atau emily. dua2 pelacur murah ke penulis j7mpa di mana sedara mara penulis juga lah ni nk masuk juga nama dlm novel sampah ni.
spooky836
dasar otak lembu kafir memang guna otak babi.
𝓐. 𝓗.𝓸: Hahahahaaa.....🤣😂
total 1 replies
Hendra Saja
semangat up Thor......yg banyak...... secangkir kopi buatmu Thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
penguasa elemen
Semangat sampe tamat thor
Anonymous
lanjut lagi thor
Anonymous
next
Arafami
lanjut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Faiz Pendar
next thor
Faiz Pendar
ralat thor harusnya "garasi" bukan "bagasi" 🙏
ADhistY: terimakasih atas koreksinya, author sibuk akhir2 ini jadi gak sempet revisi 😁
total 1 replies
Aisyah Suyuti
seru
Arafami
lanjut
Putri Rayhannisa
ote
Putri Rayhannisa
ok
Arafami
lanjut
Zidan Official
Sangat Menarik semoga si MC Hanya Memiliki 1 Wanita saja ,Bintang 5 thor sampe tamat
Arafami
lanjut
Martono Tono
lanjutanta mana

maaf aku cuma baru kasih kopi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!