VRAMUS yang tidak sengaja bisa naik daun. Tapi ketika sudah sampai di puncaknya. Mereka tidak benar-benar menginginkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
T-Shirt
Show Bar di pekan depan yang berbeda. Billy yang baru saja menyelesaikan skripsinya datang ke Show Bar untuk merayakan nya. Seorang diri.
Billy mencari band yang kemarin di lihatnya. Tapi setelah ditunggu-tunggu band itu tidak muncul-muncul.
Billy masih hafal dengan nada dan liriknya.
"Where is the light?",
"Where is my friends?"
"I don't care about them",
"I just need the yell",
"Where is the light?",
"Where is my friends?"
"I don't care about them",
"I just need the yell",
*
"Bagaimana kamu tahu dia bisa bermain gitar?",
"Dari cara bicaranya anak itu seperti sangat tahu tentang musik. Pasti dia bisa bermain gitar",
"Tapi apakah kamu yakin dia mau bermain bersama kami?",
"Setiap akhir pekan dia selalu datang ke Show Bar seorang diri",
"Anak itu seperti tidak punya teman sama sekali",
"Dia pasti senang jika kalian berdua ajak bermain band",
"Minggu lalu dia benar-benar menikmati pertunjukkan kalian",
"Tapi bagaimana kamu yakin dia bisa bermain Alice?",
"Namanya Billy",
"Karena dia memakai kaos Jimmy Hendrix",
Pacar Alice sedang mencari personil baru untuk band barunya. Sejauh ini ia sudah mendapatkan pemain bass bernama Jansen yang sekarang rajin berlatih bass di apartemen pacarnya Alice.
Band pacar Alice yang kemarin resmi bubar. Setelah pemain bass nya masuk penjara. Tidak sampai empat puluh delapan jam kemudian gitaris dan vokalis mereka juga ditangkap dan masuk penjara.
Ternyata ketiga teman band pacar Alice itu melakukan tindak kejahatan yang sama. Yaitu mencuri barang berharga. Mereka didenda dan akan dikurung di dalam penjara minimal selama delapan belas bulan atau satu setengah tahun.
Untuk itulah pacar Alice ingin membentuk band yang baru. Alice merekomendasikan Billy kepada pacarnya dan Jansen.
Mereka bertiga pun pergi ke Show Bar meski bukan untuk memainkan pertunjukan.
"Itu dia anaknya",
"Namanya Billy",
"Yang rambut pirang",
"Lihat hari ini dia juga memakai kaos Jimmy Hendrix",
Alice, pacar Alice dan Jansen menghampiri Billy yang sedang duduk sendiri.
"Hei Billy",
"Hei Alice",
Alice mengenalkan pacar Alice dan Jansen kepada Billy.
"Toni",
"Billy",
"Jansen",
"Billy",
Pacar Alice yang bernama Toni pun menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mereka selain berkenalan.
"Kami ingin membentuk band baru",
"Kata Alice kamu jago bermain gitar",
"Bagaimana kalau kamu bergabung dengan band kami yang baru?",
"Tunggu dulu, sebelumnya aku biasa-biasa saja bermain gitarnya",
"Darimana kamu tahu aku bermain gitar Alice?",
"Jimmy Hendrix, t-shirt?",
"Oh kaos ini, kaos putih Jimmy Hendrix ini pemberian dari kakak perempuan ku",
"Aku sudah lama tidak bermain band",
"Tapi baiklah aku akan berusaha bermain bersama kalian",
Billy pun mau untuk bermain band bersama Toni dan Jansen. Tapi dengan satu syarat tidak menggangu kegiatan kuliah Billy yang sebentar lagi juga selesai.
Mereka berempat pun lanjut mengobrol di meja itu. Mereka menceritakan tentang diri masing-masing. Musik apa yang mereka suka, siapa band dan musisi favorit mereka dan berbagi cerita pengalaman hidup yang masih sedikit.
Toni pemain drum sudah belajar bermain alat musik perkusi sejak berusia lima tahun. Ketika ia diberikan drum kit sebagai hadiah ulang tahun oleh ayahnya.
Toni mulai serius menekuni dunia musik terutama drum saat ia memutuskan untuk kursus drum di usia nya yang baru enam tahun.
Orang tua Toni mengizinkan anaknya untuk berlatih musik setiap hari dari pada ia harus bermain dengan teman-teman yang tidak jelas dari lingkungan yang buruk.
Toni belajar drum selama empat tahun tanpa absen berangkat ke tempat les. Kemudian dua tahun berikutnya baru Toni mulai malas berangkat ke tempat kursus. Toni belajar bermain drum selama hampir enam tahun.
Baru di sekolah menengah pertama Toni mulai bermain musik bersama teman-temannya. Membentuk band pertama nya dengan teman-teman nya yang ikut kegiatan ekstrakurikuler drumband.
Dari situlah Toni mulai mengejar mimpinya untuk menjadi seorang musisi profesional dengan cita-cita mempunyai band yang terkenal. Bahkan Toni memutuskan untuk tidak pergi kuliah dan sangat serius untuk bermusik.
Sementara Jansen punya latar belakang musik yang paling berbeda. Di desa tempat nya ia hidup Jansen hanya mendengarkan lagu-lagu dari siaran radio. Satu-satunya pertunjukan musik yang ada di tempat tinggalnya hanya lah musik parade saat ada karnaval.
Tapi Jansen sudah mempunyai basic untuk bermain alat musik.
"Waktu aku kecil aku diajari oleh kakek ku untuk bermain banjo",
"Aku cukup pandai memainkannya",
"Setelah kakek ku sudah meninggal ayah ku menjual banjo satu-satunya peninggalan kakek",
"Oh tega sekali ayahmu Jansen",
"Kenapa ayahmu menjual banjo yang sering kamu mainkan?",
"Untuk makan kami sekeluarga",
"Adikku waktu itu masih bayi-bayi",