Di perlakukan secara posesif oleh seseorang pasti nya membuat kita luluh, begitu juga perasaan Retha yang sudah jatuh cinta pada seorang pemuda yang bernama Ken, teman Abang nya sendiri.
Tapi apa halangan Retha dalam mencintai Ken? Apa Ken akan mengejar Retha sementara ia sudah memiliki Teman tapi Mesra yang sudah terjalin 1 tahun.
Simak selanjutnya!..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Ken sudah kembali pulang ke rumah orang tua nya setelah acara kelulusan selesai.
Ia tampak lesu karena gagal berduaan dengan Retha, selalu saja ada orang ketiga yang nyempil, Rimba.
Ken bergerak makin lesu menuju ranjang nya setelah berganti pakaian, ia membutuhkan energi dari Retha.
Tring
Ken yang mendengar dering pesan hp nya langsung bangkit mengambil hp yang berada di sofa bersebelahan dengan bucket pemberian Retha.
"Eh? Kok ada kotak-kotak?" gumam Ken melihat ke arah bucket yang nampak cantik seperti orang yang memberikan nya.
Ken langsung membiarkan hp nya lagi dan memilih fokus pada bucket itu, ia pun mengambil kotak yang ditutupi kertas kado metalik yang nampak mengkilap.
Ia pun membuka kado itu. Dan terdiam saat melihat isi nya.
"What? Jam tangan?" pekik Ken yang terkejut, apalagi itu jam tangan dengan merek ternama yang harga nya bisa puluhan juta.
Tak cuma itu, ada secarik kertas di dalam kotak jam tangan itu yang membuat jantung Ken makin bergemuruh.
Ken menajamkan pengelihatan nya saat membaca tulisan berhuruf kapital itu.
'YA, AKU MAU'
Deg
"Maksudnya? Maksudnya apa? Mau apa? Hah? Gue.. Gue kenapa mendadak jadi g*bl*k gini" Ken mencoba mencerna maksud dari tulisan itu.
Tring
Dering pesan kembali mengalihkan atensi Ken. Dengan tangan sedikit gemetar ia menggenggam hp nya.
Udah baca isi kotak nya belum?
Kok belum ke apartemen? Nggak mau ketemu gue ya?
Deg
Ken memilih mengabaikan dua pesan dari sang pemilik hati, ia langsung bergegas pergi menggunakan motor nya, dengan kecepatan tinggi.
Untung nya jalanan lengang, jadi untuk Ken menyalip pun tak terlalu rumit.
Retha tak mengirim pesan itu, yang mengirim ialah Rimba melalui hp Retha. Ia kesal karna sejak tadi karena Retha yang mengoceh menunggu kedatangan Ken.
"Lo bisa diem nggak sih? Fokus ke tontonan di depan" omel Rimba yang merasa terganggu.
Kedua nya sedang menonton tv bersama, tapi rasanya pikiran Retha seperti tak berada di tempat yang sama.
"Nonton tinggal nonton, nggak usah peduliin gue" ketus Retha yang masih bergumam pelan.
Rimba menghela napas. "Gimana mau tenang gue nonton tv nya, kalau lo aja ngoceh mulu kayak rel kereta api" sahut Rimba yang gemas dengan adik nya itu.
Retha berdecak pelan dan mencoba men-silent mulut nya, daripada kena tegur Rimba lagi.
"Bang, lo udah ngirimin pesan itu ke Ken kan? Beneran ke Ken kan? Bukan salah orang kan?" tanya Retha membuat Rimba menatap ke arah nya dengan garang.
Retha langsung menutup mulut nya dengan kedua tangan, ia tak akan bertanya lagi.
Tok tok tok
Tok tok tok
Tok tok tok
Retha langsung bangkit saat mendengar gedoran pintu yang tak sabaran dari luar.
"Iya sabar ih" gerutu Retha dengan cemberut membuka pintu apartemen.
Terlihat Ken yang ngos-ngosan dan langsung menubruk tubuh mungil Retha.
Ken menutup pintu apartemen menggunakan satu kaki nya dan menggendong Retha ala koala.
Retha yang belum siap hanya mengalungkan tangan nya di leher Ken.
"Kok tiba-tiba banget" protes Retha sedikit memberi pukulan di punggung Ken.
Ken hanya diam sembari menatap lekat ke arah Retha. Retha pun ikut diam saat melihat tatapan Ken yang berbeda dari biasa nya.
Cup
Ken mel*mat lembut bibir Retha yang menerima serangan tak terduga itu bahkan Retha juga membalas dengan pelan.
Bibir yang setiap hari beradu mulut kini beradu lidah, bahkan melupakan ada nya Rimba yang mencebik ke arah dua sejoli yang sedang kasmaran.
"Woi sadar woi! Belum nikah, gue laporin Daddy nanti" tegur Rimba membuat gerakan bibir kedua nya berhenti.
Ken menoleh ke arah Rimba dengan tatapan protes, berbeda dengan Retha yang menunduk menyembunyikan muka nya di ceruk leher Ken.