NovelToon NovelToon
Izinkan Mama Kembali

Izinkan Mama Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Anak Genius / Konflik etika / Selingkuh / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Tidak pernah menyangka pernikahan ketiga Naya Aurelia (32th) mendapatkan ujian yang penuh dramatis.

Ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara memilih suami atau anak kandungnya.

Berawal dari suaminya Juan Bagaskara (27th) yang tidak mau menerima Shaka sebagai anak sambungnya sehingga Naya dengan terpaksa harus berpisah dengan putri kesayangannya. Ia menitipkan Shaka pada bi Irah asisten rumah tangganya yang diberhentikan dari rumah tersebut.

Bertahun-tahun Naya tersiksa batinnya karena ulah suami yang usianya lebih muda darinya. Apalagi suaminya pun memiliki pekerjaan di luar dugaannya yang membuatnya sangat terpukul. Pekerjaan apa kira-kira?

Disisi lain ia sangat ingin kembali hidup bersama anaknya. "Nak, izinkan mama kembali meraih cintamu..." ucap Naya lirih.

Akankah kebahagiaan berpihak pada hidup Naya selanjutnya?

Ikuti kisahnya!💕

Follow author ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 Ditembak Santan Kara

"Pak saya ke sini atas undangan Mbak Amara. Katanya beliau adiknya pemilik dari restoran ini," jelas Dikara berusaha untuk meyakinkan satpam yang bersikeras menolak kedatangan Dikara di restoran tersebut.

Satpam itu tertawa remeh, "Masa iya sih? Kok aku ga tahu ya kalau Mbak Amara punya teman orang biasa?"

"Bapak kurang gaul kali..." ceplos tukang parkir yang membuat Dikara tertawa.

Satpam itu menatap tajam tukang parkir yang ada di hadapannya. Ingin rasanya menelannya hidup-hidup karena ikut nimbrung perdebatannya dengan Dikara.

"Nama kamu siapa?" tanya Satpam itu akhirnya. Ia takut juga kalau memang laki-laki ini diundang oleh adik pemilik restoran ini.

"Nama saya Kara pak."

Salah satu pelayan restoran keluar begitu mendengar nama Kara disebut. Dia diutus Amara untuk menyambut kedatangan Kara. Pelayan tersebut mendekati Dikara yang masih diinterogasi satpam.

"Jadi Anda, Santan Kara?" tanya salah seorang pelayan yang menyambutnya dengan baik.

Dikara terhenyak dengan panggilan tersebut. Seraya menganggap Santan Kara merupakan panggilan sayang untuknya. Untuk itulah ia tetap tersenyum.

"Saya Kara bukan santan Kara Mbak," protesnya meluruskan.

"Oh iya maaf. Tadi Mbak Amara yang bilang begitu. Habisnya nama Mas mirip sama merk santan yang terkenal itu lho Mas."

"Iya engga apa-apa. Mbak Amara memang suka guyon ya!"

"Ya begitu lah. Mari ikut saya, Mas!"

Dikara mengangguk, namun sebelum dia masuk ia berhenti di hadapan satpam tadi.

"Tuh kan, pelayan restoran ini saja gaul. Masa Bapak engga sih?" celetuk Dikara tersenyum.

Satpam itu hanya diam tanpa ekspresi mendengar celetukan Dikara yang cukup menohok.

Dikara menoleh pada pelayan lalu meminta sesuatu, "Sebentar Mbak. Boleh saya bawa masuk teman baru saya? Biar dia bisa makan di restoran ini,"

"Oh tentu saja boleh, Mas. Silakan!"

Dikara menyuruh tukang parkir tersebut masuk ke restoran. Seraya memindai ruangan yang lumayan besar untuk mencari Amara. Dia menghentikan langkahnya tepat di meja yang kosong.

"Kamu di sini aja. Ingat berhenti makan sebelum kenyang. Kamu makan sesuai keinginanmu, tapi ingat jangan berlebihan!" pesan Dikara tegas pada tukang parkir.

"Siap Mas! Terima kasih sebelumnya." kata tukang parkir dengan wajah berbinar karena keinginannya makan di restoran akhirnya akan tercapai.

"Mbak nanti kalau teman saya sudah selesai makan, notanya berikan saja pada saya. Nanti saya yang bayar!" kata Dikara memberitahukan pada pelayan tersebut agar teman barunya bisa makan dengan nyaman tanpa memikirkan bayaran.

"Oke siap Mas Kara," pelayan itu menahan senyum. Panggilannya terasa menggelitik didengar oleh telinganya. Teringat dengan salah satu jenis kosmetik maskara.

"Kita ke sana Mas. Mbak Amara sudah menunggu," tunjuk pelayan itu dengan ramah.

Dikara kemudian mengikuti langkah pelayan tersebut.

Di meja nomor 70 sudah duduk seorang wanita berambut panjang tergerai indah dengan pakaian smart casual  yang menggabungkan midi dress dengan outer . Sesekali ia mengibaskan rambutnya.

"Silakan!" ujar pelayan sambil membungkuk.

"Terima kasih," jawabnya singkat lalu tersenyum melihat Amara yang berpenampilan sederhana dengan kecantikan yang sempurna.

"Hai!" sapa Kara menyunggingkan senyumnya.

Amara menoleh lalu menatap takjub lelaki yang ada di depannya. Lelaki yang biasa ia temui hampir setiap malam kalau membeli nasi goreng, kini wajahnya terlihat jelas tanpa lampu di kegelapan malam.

Lelaki itu wajahnya nyaris sempurna. Tampangnya juga. Kalau saja kakaknya sudah menikah tentu dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa menikah dengan lelaki pilihan.

"Hai juga. Kok lama sih? Ada kendala di jalan ya?" tanya Amara penasaran.

"Perjalanan sih aman terkendali Mbak. Tapi pas nyampe sini, beuh ternyata karyawan kakakmu masih menatap sebelah mata pada kaum jelantah model saya."

"Emangnya minyak. Kamu ada-ada aja deh Bang. Memangnya Abang kenapa dengan karyawan kakakku, ada masalah?"

"Tadi ada insiden dikit. Tapi ya masalah kecil bisa diatasi," ujarnya santai.

"Oooh," Amara mengangguk-angguk sambil meminta pelayan untuk menyajikan menu yang diinginkan oleh tamunya.

"Memang harga menu di restoran ini mahal-mahal?"

"Mahal bagi rakyat jelantah. bisa dibilang murah bagi rakyat menengah ke atas. Buktinya rame terus tuh," jelasnya benar adanya.

Dikara mengangguk-angguk, seraya membuka daftar menu nusantara. Ia memilih bebek bakar sambal kencur. Lalu memesan menu tersebut pada pelayan.

"Kakakmu mana?" tanya Dikara sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

"Cie...cie...yang pengen banget ketemu kakak.."

Dikara jadi kaget dengan respon Amara yang terlihat senang manakala ia menanyakan keberadaan kakaknya.

"Lho saya datang ke sini kan atas undanganmu. Dan ini katanya restoran punya kakakmu. Jadi ga salah dong kalau saya ingin menanyakan keberadaan kakakmu juga," timpal Dikara sedikit kesal.

Amara senyum-senyum penuh arti.

"Iya deh iya. Aku ngerti kok. Dan ternyata kakakku itu punya hobi yang sama dengan Bang Kara, sama-sama suka masak. Kalau kalian disatukan, ini akan memperoleh menu andalan restoran yang cukup mumpuni. Tertarik?" jelas Amara to the point.

"Tertarik apanya?" tanyanya bingung.

"Berkolaborasi dengan kakak untuk bekerja di sini."

"Kerja? Kerja apaan?" tanya Dikara makin tambah bingung.

"Iya jadi juru koki. Aku rekomendasikan Abang jadi kepala koki langsung sebelum ke pelaminan," ujar Amara mulai sedikit ngelantur ucapannya.

"Hiliiiiih. Emang kakakmu berani bayar saya berapa?" tantangnya dengan tersenyum miring.

"Idiiiih sombongnya. Sama calon istri mah engga usah perhitungan atuh Bang!"

Dikara menghela nafasnya. Ia jadi tidak mengerti dengan jalan pikiran Amara yang seolah berusaha menjodohkannya dengan Elana.

"Siapa yang calon istri, kamu?"

"Yaelah Bang. Aku mah jangan dulu diajak kawin. Kakakku aja belum nikah. Aku engga mau melangkahi kakak tahu,"

"Kalau kakakmu setuju, gimana?"

"Setuju apa?"

"Kalau kita beneran nikah," ujar Dikara mantap.

Byurrrr

Bagaikan disiram air terjun, tubuh Amara menjadi dingin. Wajahnya bersemu merah. Niatnya ingin menjodohkan kakaknya, ternyata dia sendiri yang diajak nikah.

"Jadi saya pengennya nikahnya sama kamu bukan dengan yang lain, gimana dong?" jelas Dikara serius.

"Ya jangan sama aku lah. Aku sudah ada yang punya lho," kata Amara tak kalah serius.

"Pacar? Yang LDRan di mana-mana?"

Amara mengangguk pasti. Seraya memalingkan wajahnya. Tidak kuasa menatap mata Dikara yang begitu indah.

"Bukankah hanya pacar, belum jadi suami? Aku akan berhenti mengejar cintamu kalau kamu sudah bersuami," ucapnya lebih serius.

Glek

Amara menelan salivanya dengan susah payah. Matanya menatap Dikara dengan lekat. Ada kesungguhan di bola matanya yang indah.

"Berhentilah berpacaran dengan lelaki mana pun. Menikah lah dengan saya maka kau akan memperoleh kebahagiaan!" ajaknya mantap, berharap dengan cemas wanita yang berada di hadapannya akan menerimanya apa adanya.

"Assalamualaikum!" sapa seorang wanita yang memecahkan ketegangan diantara mereka.

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Elana ya yg dateng 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ayo terima Amara 🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rezeki nih 🤗
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Dih 🤭🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nah betul tuh 🤣🤣🤣
Wanita Aries
Wah wah kira2 dikara ttp milih amara apa berpaling ke kknya
Ñůŕšý: Lihat saja nanti kak🙂
total 1 replies
SULTONHABIBI HABIBISULTON
bagusan critanya dikara si santan kara.
Ñůŕšý: Terima kasih kk.🙏
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
wah sembarangan,belum tau nih siapa Dikara 😏
Ñůŕšý: kasih tahu kak!
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
betul 👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Semoga lancar dalam mencari jodohnya 🤲🤭
Ñůŕšý: mohon doanya kk🤭
total 1 replies
Wanita Aries
Wahh kok gtu si satpam,, blm tau aj yg diajak ngbrol pemilik rs.
Up lg thor
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Buang" duit deh tuh 🤭🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Dasar tak tau malu,suruh aja tidur di jalan 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
betul 👍🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
rasain 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
pinter nih mang Tono 👍🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
betul tuh 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Makanya ga dipilih sama Arya 🤫
Wanita Aries
Arisa gemblung🤣 emang enak di kerjain

Up lg thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!