Terpaksa Menjadi Simpanan Mantan Kekasih

"Loh, Kak Erlan di Jepang juga?"

"Iya, Wid. Aku ada acara seminar bisnis di sini selama kurang lebih lima hari. Kebetulan lagi cari makan, eh gak tau nya ketemu sama kamu."

"Oh, begitu. Ke Jepang sendirian atau sama pacar nih?"

"Lagi jomblo. Haha..." Erlan pun tertawa lepas di depan Widuri.

"Jadi, beneran perjodohan keluarga yang pernah kakak ceritakan padaku akhirnya batal?"

"Berkat kamu menemaniku di kamar hotel semalaman suntuk waktu itu, akhirnya aku terbebas deh dari perjodohan yang konyol dari orang tuaku."

"Kak Erlan tuh lucu. Udah enak dijodohin sama orang tua. Jadi, gak perlu cari calon jodoh sendiri. Orang tua pasti pilihkan jodoh yang terbaik buat anaknya. Eh, malah ditolak."

"Habisnya aku enggak cinta. Dan aku tidak suka sama calon yang disodorkan,"

"Kenapa gak suka?"

"Dia-kategori cewek matre!" seru Erlan menjawabnya.

"Memangnya kalau cari sendiri sudah yakin dia yang terbaik?"

"Ya, minimal aku cinta sama calon istriku. Bukan cewek yang cuma mau mor0tin hartaku saja,"

Keduanya terlihat berbincang sambil bersenda gurau di tepi jalan. Melihat hal itu dari dalam mobil, Bisma semakin panas hati.

"Apa selama ini mereka sebenarnya masih ada hubungan?" batin Bisma.

Ia tak bisa mendengar jelas percakapan antara Erlan dan Widuri saat ini. Bisma masih berada di dalam mobilnya yang terparkir dengan jarak beberapa meter dari tempat Widuri berdiri bersama Erlan.

Tanpa sadar Bisma tengah diliputi kecemburuan yang sangat besar karena melihat Erlan berbicara dengan Widuri. Padahal keduanya dalam kondisi normal. Dalam artian Widuri dan Erlan tidak bersentuhan apalagi bermesraan di tepi jalan.

Namun anehnya jika Bisma melihat Vivian dipeluk oleh teman bulenya yang lawan jenis atau hanya sekedar cipika-cipiki ketika bertemu, Bisma tampak biasa saja. Tak ada rasa marah atau cemburu di hatinya.

"Kamu di Jepang ada keperluan apa Wid?" tanya Erlan.

"Aku sebagai sekretaris bos. Kebetulan ada seminar bisnis dan semacam family gathering di Tokyo. Istri bos tak bisa ikut jadinya aku yang berangkat menemani,"

"Wah, apa istri bosmu gak cemburu nih?"

"Maksudnya?"

"Zaman sekarang kan lagi tren ani-ani perebut laki orang. Apa istri bosmu gak takut semisal suaminya kepincut sama sekretarisnya yang cantik ini?" goda Erlan seraya tertawa kecil karena tidak ingin menyinggung perasaan Widuri. Hanya sedikit bercanda dengan nada yang sopan dan santai.

"Ah, enggak kok. Justru istri bos sendiri yang menyuruhku ikut pergi ke Jepang,"

"Istri yang aneh. Biasanya suami pergi ke manapun akan diikutin karena banyak pela_kor jahat di mana-mana sekarang ini. Eh ini justru agak lain daripada yang lain. Hehe..."

"Apa mukaku ada tampang pela_kor?!" ketus Widuri seraya sedikit cemberut di depan Erlan.

"Gak ada kok. Widuri yang aku kenal kan perempuan baik-baik dan pintar," jawab Erlan. "Oh ya Wid, ada satu hal yang masih mengganjal."

"Apa Kak?"

"Jujur mendengar kabar dari anak-anak kampus kalau kamu putus sama Bisma, aku ikut sedih. Apalagi saat aku tau Bisma menikah dengan orang lain, bukan kamu. Padahal setahuku dulu kalian pacaran selama kuliah, dikenal sebagai couple goals. Adem ayem tanpa gosip. Kalian berdua putus bukan karena aku kan?"

"Maksud Kak Erlan?"

"Ya, mungkin saja kalian putus gara-gara Bisma marah sewaktu kita berdua di hotel."

"Ah, tidak Kak. Kita putus karena memang bukan jodoh saja," jawab Widuri terpaksa berbohong di depan Erlan.

Widuri sedang malas membuka masa lalunya dengan Bisma terutama ketika mantan kekasihnya itu marah besar dan memutuskan dirinya secara sepihak tanpa mau mendengarkan penjelasannya lima tahun yang lalu. Bagian itu adalah pil pahit yang harus Widuri telan di masa lalu.

Setelah itu, Widuri segera berpamitan pada Erlan. Dalam hati, Widuri sempat khawatir jika Bisma marah karena dirinya dianggap terlambat kembali ke hotel. Taksi yang membawa Widuri akhirnya pergi dari sana.

☘️☘️

Ketika Erlan akan berjalan memasuki restoran untuk mengisi perutnya, mendadak langkah kakinya terhenti akibat seruan dari seseorang yang suaranya cukup familiar di telinganya.

"Apa selama ini kamu masih berhubungan dengan mantan kekasihku?"

Sontak Erlan membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang tengah memanggilnya.

"Bisma," sapa Erlan dengan nada suara sedikit terkejut.

Erlan sama sekali tak menyangka akan bertemu mantan kekasih Widuri di Jepang. Padahal baru beberapa menit yang lalu ia sempat membicarakan Bisma bersama Widuri. Sungguh suatu kebetulan, pikir Erlan.

"Hai, Bis. Apa kabar, Bro?" sapa Erlan dengan senyuman ramah khas seorang teman menyapa teman yang lama tak bertemu. Hal yang lumrah dan wajar.

"Gak usah basa-basi deh! Sejak dulu aku enggak suka Widuri terlalu aktif di organisasi kampus bareng kamu. Pasti kamu ada udang di balik batu!"

"Maksudmu?" Erlan masih berusaha tetap tenang.

Walaupun ia melihat dengan jelas sorot mata Bisma saat ini seakan memancarkan emosi yang terpendam.

"Kamu sedari dulu di kampus dikenal playboy. Tapi sikapmu sama Widuri berbeda. Kamu suka kan sama Widuri?"

"Sepertinya kamu salah paham deh, Bis. Aku memang playboy, tapi aku hanya menganggap Widuri sebagai junior di kampus sekaligus teman biasa. Hubungan kita berdua tidak lebih dari itu," jelas Erlan apa adanya.

"Dasar munafik !!" pekik Bisma seraya melu_dah ke arah lain.

Hal itu sebagai sindiran keras dari Bisma untuk Erlan karena menganggap seniornya itu bermuka dua. Erlan cukup terkejut melihat sikap Bisma yang mendadak marah setelah sekian tahun lamanya mereka berdua tak bertatap muka secara langsung.

"Buktinya kalian berdua bertemu diam-diam di Jepang saat ini," tuduh Bisma.

"Aku tidak janjian bertemu Widuri di Jepang, Bis. Kami tidak sengaja bertemu barusan," jawab Erlan secara jujur.

Bisma masih menatap Erlan dengan sorot mata tajam. Pastinya ia tak percaya dengan jawaban Erlan barusan.

"Kenapa kamu tak menikah dengan Widuri setelah dia putus denganku?"

"Aku enggak mencintai Widuri. Kenapa aku harus menikahinya?" Erlan berucap riuh santai karena memang di hatinya tak ada cinta untuk Widuri.

"Dasar brengsek!!" pekik Bisma seraya mencengkeram kuat kerah kemeja Erlan hingga keduanya saling bertatapan secara dekat. Face to face.

"Kamu sudah mencicipi tubuhnya, lantas tak mau bertanggung jawab. Dasar pengecut !"

Erlan masih terdiam. Ia berusaha mencerna maksud omongan Bisma barusan padanya. Erlan tak ingin gegabah dalam bertindak karena ia tentu mengenal nama besar keluarga Bisma.

Walaupun hatinya perlahan mulai diliputi kemarahan pada mantan kekasih Widuri tersebut yang seakan menuduhnya.

"Gimana rasanya tubuh Widuri? Apa dia sangat memuaskanmu, sampai-sampai sekali main kamu membayarnya lima puluh juta rupiah waktu itu?"

Tiba-tiba...

Bersambung...

🍁🍁🍁

*Setelah ini tolong panggilkan Damkar.🔥💋