Kisah seorang ratu yang bereinkarnasi ke masa depan menjadi gadis biasa yang lugu untuk menebus segala dosanya yang telah lalu akibat kegemarannya yang suka berperang dan membunuh ribuan orang dalam perang kerajaan yang di pimpinnya.
Bertemu seorang pria berondong yang bodoh yang tak sengaja ia temukan di depan toko roti tempatnya bekerja.
Ternyata pria tersebut seorang CEO Amnesia yang tidak diketahui identitas pribadinya sampai CEO Amnesia itu mendapatkan ingatannya kembali setelah jatuh dari toilet.
Tetapi CEO itu hanya mengingat wanita lain dan menganggap gadis itu sebagai pengganti wanita lain itu.
Bagaimana kisah kasih ideal mereka akankah keduanya bersama dan menikah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 AWAL MASALAH KAMI BERDUA
Batang Dewi yang sempat mencuri dengar pembicaraan antara Magani Ogya dengan Donna Cara segera berlari pergi saat Magani Ogya memanggil dirinya.
Terlihat Magani Ogya menaiki anak-anak tangga rumahnya yang luas ke atas menyusul Batang Dewi yang berlari cepat menuju kamarnya.
Magani Ogya terus mengejar Batang Dewi sembari memanggil namanya tetapi tidak dihiraukan oleh perempuan sederhana itu.
Dia terus saja berlari tanpa memperdulikan panggilan suara dari Magani Ogya.
''Batang Dewi !!! Tunggu !!!'', teriak Magani Ogya.
Pria muda yang merupakan CEO dari perusahaan besar itu mencoba mengejar Batang Dewi yang menghindari kejaran nya dan buru-buru masuk ke dalam kamar tidur.
''Batang Dewi !'', panggil Magani Ogya.
Namun terlambat, karena Batang Dewi telah menutup pintu kamarnya dengan cepat tanpa berkata-kata lagi.
BRAK !
Pintu tertutup rapat dengan kerasnya tepat Magani Ogya berdiri di depan pintu kamar.
''AKH !!!'', teriak kesal Magani Ogya.
Dia menarik rambutnya penuh kesal karena tidak dapat menemui Batang Dewi yang terlihat marah karena kejadian di Restauran.
Kehadiran mantan tunangan Magani Ogya yaitu Ananta Brasco telah membuat kacau seluruh hidup CEO muda itu yang sudah lama dia lupakan sejak wanita yang berprofesi sebagai model terkenal meninggalkan nya dengan orang lain.
Ananta Brasco tiba-tiba datang kembali ke dalam kehidupan Magani Ogya dan membuat masalah lama muncul lagi.
Magani Ogya berharap Ananta Brasco tidak bertemu dengan Bibi Donna Cara karena pastinya bibi nya akan dengan suka rela membantu Ananta Brasco untuk kembali kepada dirinya.
Mungkin berbagai cara akan dilakukan oleh Bibi Donna Cara untuk memisahkan Magani Ogya dengan Batang Dewi.
Pelik memang, karena Magani Ogya sendiri selalu membandingkan wajah Batang Dewi dengan mantan tunangannya yaitu Ananta Brasco dan dia selama ini selalu menganggap Batang Dewi merupakan mantan tunangannya.
Hal inilah yang menjadi pemicu kekesalan pada Batang Dewi meski perempuan itu berusaha untuk bersikap sabar menerima perlakuan Magani Ogya yang selalu menjadikannya wanita pengganti untuk CEO muda itu.
Batang Dewi tetap sabar mendampingi CEO tampan yang lebih muda usianya dari dirinya dan menerima semua sikap bahkan paksaan berupa ikatan kontrak perjanjian pertunangan yang sedikit dipaksakan oleh Magani Ogya kepada dirinya.
Meski jujur dalam hati Batang Dewi dia lebih enggan memilih untuk menerima semua itu.
Sekarang...
Tepat saat mantan tunangan Magani Ogya kembali ke dalam kehidupan mereka dan menjadi awal permasalahan diantara keduanya.
Magani Ogya menjadi bingung karena dia terlanjur mengikat Batang Dewi sebagai wanita pengganti untuk dirinya.
Memberikan seribu alasan kuat pada Batang Dewi agar perempuan itu tetap bersama dengan dirinya dan menegaskan bahwa hubungan mereka karena Batang Dewi mirip wajahnya dengan Ananta Brasco. Dan tentu saja itu membuat keduanya saat ini semakin jauh terutama Batang Dewi karena bagi dia setelah mantan tunangan Magani Ogya kembali maka dia yang harus pergi dari sisi CEO muda itu.
Magani Ogya merasa kesal dengan kesalahan yang dia perbuat karena perjanjian kontrak pertunangan yang sengaja dia buat untuk mereka berdua diantaranya berisi bahwa Batang Dewi harus tetap bersama dengan nya, di sisinya sebagai wanita pengganti.
Kemunculan Ananta Brasco semakin membuat masalah diantara mereka berdua bertambah besar dan hal itu yang menakutkan bagi Magani Ogya jika Batang Dewi akan pergi meninggalkan dirinya sedangkan hati CEO muda itu telah terpatri kuat pada Batang Dewi.
Hampir seluruh hidupnya dan jiwanya telah tercurahkan untuk Batang Dewi.
Magani Ogya buru-buru mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku celana kainnya lalu menelpon seseorang.
''Hallo !'', ucap Magani Ogya.
CEO tampan itu lalu berjalan-jalan di depan pintu kamar Batang Dewi yang tertutup rapat.
Dia sepertinya sedang menghubungi anak buahnya yang merupakan anggota organisasi mafia milik ayahnya.
''Tolong kamu cari tahu informasi tentang Ananta Brasco ! Dia baru saja datang dari luar negeri ! Cari informasi selengkap-lengkapnya akan keberadaan dia !'', ucap Magani Ogya. ''Tidak luput satu pun. informasi mengenai dirinya ! Kamu mengerti !'', sambungnya.
Magani Ogya terlihat bercakap-cakap dengan serius di ponsel miliknya.
Hampir dua puluh menit CEO muda itu berbicara sambil menghadap ke arah lantai bawah rumahnya yang mewah.
Tak lama kemudian dia menutup telepon seluler nya sembari menghela nafas panjang lalu mengacak-acak rambutnya.
''Ada saja masalah yang terjadi, belum sempat selesai satu masalah timbul masalah baru !'', ucap Magani Ogya.
Dia membalik badannya kemudian menghadap lurus ke arah kamar tidur Batang Dewi.
Menatapnya sendu kemudian menundukkan kepalanya dalam-dalam dengan wajah putus asa karena jujur saja Magani Ogya tidak akan pernah sanggup berpisah dengan Batang Dewi dalam situasi apapun.
Bagi CEO muda itu kehadiran Batang Dewi merupakan sesuatu yang berharga dalam hidupnya dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun juga posisinya di dalam hati Magani Ogya meskipun ribuan dewi maupun bidadari menghampiri dirinya.
Magani Ogya menengadahkan kepalanya seraya menatap ke arah pintu kamar tidur dimana Batang Dewi tinggal.
CEO berwajah tampan serta rupawan itu melangkah gontai meninggalkan area ruangan lantai atas dekat kamar tidur Batang Dewi menuju ke ruangan lainnya.
Dia berjalan dengan wajah tertunduk lesu sedangkan salah satu tangannya dia masukkan ke dalam saku celana formalnya.
Hampir seharian sejak pesta berlangsung yang digelar oleh ayahnya di sebuah Restauran mewah di Kota Italia ini, Magani Ogya tidak mengganti pakaiannya sejak malam pesta berakhir.
Bau alkohol serta wangi parfum yang menyengat dan aroma cerutu mahal tercium lekat di seluruh pakaian yang dia kenakan seharian dan belum dia ganti dengan pakaian yang bersih.
Magani Ogya berjalan lalu sosoknya menghilang tenggelam di gelapnya ruangan lantai atas rumahnya.
Suasana sepi kembali menyelimuti ruangan di lantai atas rumah milik CEO muda itu.
Sudut-sudut ruangan yang hanya dihiasi dengan guci-guci tua antik berharga mahal terpajang rapi berjejer di sudut rumah mewah milik Magani Ogya.
Suara detak jam dinding antik berukuran besar menempel di dinding ruangan menambah keheningan ruang yang ada di lantai atas.
Tidak ada lagi yang terdengar suara saling ngotot yang terjadi di rumah mewah itu.
Lenggang...
Tiba-tiba suasana di dalam ruangan rumah berarsitektur eropa itu tampak lenggang dan sunyi, bahkan nyaris sangat tenang.
Didalam kamar tidur, tampak Batang Dewi tengah meringkuk di atas tempat tidurnya dengan tatapan mata kosong.
Dia masih mengenakan gaun pesta malamnya yang belum sempat dia ganti karena malas untuk melakukan nya.
Sorot mata Batang Dewi sendu dan tidak bersemangat.
Dimainkannya ujung bantal yang dia pakai sebagai alas kepalanya dengan jari-jemari tangannya yang lentik.
Pandangan mata Batang Dewi menyiratkan bahwa hatinya kini tengah diliputi perasaan yang bercampur aduk tidak karuan.
Semua fokus pikirannya benar-benar tertuju pada kehadiran mantan tunangan Magani Ogya karena dia tahu pria tampan itu masih mengingatnya dan sulit untuk melupakan wanita cantik itu.
Tiba-tiba terdengar suara aneh yang menggema di ruangan kamar tidur Batang Dewi.
''KLING...
KLING...
KLING... !''
Muncul rajawali di atas meja tempat tidurnya lalu menatapnya tajam.
''Kenapa dengan mu ?'', tanya burung rajawali sistem itu. ''Kau terlihat sangat murung, Batang Dewi !?'', sambungnya.
Batang Dewi hanya menarik malas selimut agar menutupi sebagian tubuhnya seraya melirik sekilas ke arah burung rajawali sistem.
''Tidak ada apa-apa...'', sahut Batang Dewi lesu.
''Kau mungkin bisa membohongi diri mu sendiri tetapi kau tidak dapat membohongi diri ku, Ratu Batang Dewi !'', jawab rajawali sistem seraya mengepakkan sayapnya kuat-kuat.
''Jangan memanggil ku dengan sebutan itu karena masa ku telah usai menjadi seorang ratu...'', kata Batang Dewi.
''Mungkin saja masa-masa itu telah berlalu bagi mu tetapi tetap jalan takdir tidak dapat terpisahkan darimu sebagai seorang pemimpin, Batang Dewi'', sahut rajawali sistem.
''Aku sudah melupakan semua itu lama... Dan tidak akan mungkin kembali ke masa itu lagi...'', ucap Batang Dewi.
''Tapi masa reinkarnasi mu di kehidupan ini merupakan jalan satu-satunya untuk kembali ke dunia mu lagi menjadi seorang Ratu besar dari suatu negeri, Batang Dewi !'', kata rajawali sistem mengingatkan.
''Bukankah aku hanya menjalani kehidupan baru ini sebagai bentuk hukuman agar dosa-dosa ku di masa lalu saat menjadi seorang Ratu besar terampuni !?'', sahut Batang Dewi.
Batang Dewi mendengus pelan lalu menarik seluruh selimutnya hingga menutupi sebagian wajahnya yang cantik.
''Masa reinkarnasi ini merupakan kesempatan bagi mu untuk memperbaiki diri mu agar nantinya kamu dapat kembali lagi ke dunia mu di masa lalu dan menjadi pemimpin seperti dulu lagi !'', jelas rajawali sistem.
''Tapi..., aku tidak berminat untuk kembali menjadi budak jabatan menjadi Ratu lagi..., karena aku telah melupakan semua itu untuk selamanya...'', sahut Batang Dewi.
''Tapi tujuan dari reinkarnasi ini adalah memberikan kesempatan kedua untuk mu supaya kamu dapat kembali menjadi seorang Ratu besar di negeri mu, Batang Dewi !'', ucap rajawali sistem.
''Aku tidak ingin mengingat nya lagi !'', keluh Batang Dewi.
''Apakah pria itu telah mencuri hati mu ?'', tiba-tiba rajawali bertanya kepada Batang Dewi akan perasaannya terhadap Magani Ogya. ''Jujurlah, ratuku !''
Batang Dewi terdiam dan tidak menjawab ucapan rajawali yang tengah bertengger di atas meja tidurnya.
''Sebaiknya kau segera mengambil keputusan untuk melupakan pria itu dan kembali lah pada tujuan mu semula karena itu adalah satu-satunya hidup mu serta masa depan mu !'', nasihat rajawali sistem.
''Untuk apa aku harus memiliki cita-cita !? Bukankah jalan reinkarnasi ini akan berakhir juga nantinya lalu untuk apa aku harus bercita-cita ?'', sahut Batang Dewi.
''Aku berharap bahwa kamu mempunyai kemauan untuk hidup lebih baik lagi, Ratuku... Karena aku sebagai rajawali pengawal mu akan selalu setia menemani mu hingga akhir nanti...'', ucap rajawali sistem.
''Entahlah... Aku tidak tahu apakah aku akan sanggup untuk hidup dan bangkit memiliki tujuan baru karena aku merasa sebagian hidup ku telah mati sejak aku tewas dalam peperangan yang terjadi ribuan tahun yang lalu'', sahut Batang Dewi.
Rajawali sistem terdiam tanpa bersuara atau pun menjawab ucapan dari Batang Dewi begitu pula dengan Batang Dewi yang diam dengan mata terpejam lelah.