Hana, sosok istri bertubuh gendut terpaksa harus menelan pil pahit saat suaminya melemparkan sebuah surat perceraian tepat mengenai wajahnya.
Ternyata menjadi sosok istri baik dan penurut saja tak membuat Bagas merasa bangga. Nyatanya, Hana harus menerima kenyataan bahwa suaminya berselingkuh dengan sang adik tiri lantaran tubuhnya sudah tak semolek dulu lagi.
Tiga tahun pasca kejadian itu, Hana datang kembali dengan penampilan fantastis dan juga drastis. Inilah saatnya ia mengacaukan hidup Bagas dan si Adik tirinya yang tak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adinasya mahila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Tidak Waras
Berjalan mengekor Kelana menuju ruangannya kembali setelah makan, Hana sukses dibuat memajukan bibir. Pria itu terus saja mengolok-oloknya perihal kebiasaannya yang hanya diketahui oleh orang terdekatnya saja.
Sebelum menikah, Hana akan selalu mengusap-ngusap bantal sambil memeluk guling saat tidur, tapi setelah menikah, yang diusap-usap adalah dada sang suami alias Bagas sebelum mereka bercerai dulu.
“Apa kamu akan mengusap dadaku saat kita sudah menikah nanti agar bisa tidur?” goda Kelana.
Pertanyaannya jelas membuat Hana kesal. Wanita itu ingin menjitak kepala sang atasan jika bisa.
“Siapa juga yang mau mengusap-usap dada Anda, saya akan tidur di tempat lain. Tidak mau seranjang dengan Anda,” ketus Hana. Ia berjalan dengan langkah lebar sambil mengentak-hentakkan heel-nya karena kesal.
“Aku akan menyembunyikan semua bantal agar tidak ada yang bisa kamu usap-usap,” ucap Kelana tanpa sedikit pun rasa malu.
“Apa dia sudah gila? dia berpikir aku mau tidur dengannya.? Dasar sudah tidak waras, mungkin otaknya konslet, bukankah menikah dengannya hanya sandiwara untuk mendapatkan pabrik gula,” gerutu Hana. “Aku harus membuat batasan, jangan sampai dia berpikir setelah menikah aku adalah miliknya.”
***
Malam itu Bagas memilih untuk tidak langsung pulang setelah selesai bekerja, dia datang ke Bar dan memesan lima botol minuma beralkohol sekaligus. Ia ingat setiap ucapan Kelana padanya saat Hana mengambilkan makan siang di kantin tadi. CEO-nya itu dengan jelas meminta dia menjauh dari Hana, cukup menyakitinya sekali. Kelana bahkan meminta Bagas untuk setia ke Bunga.
“Tapi saya sangat menyesal menceraikan Hana.”
“Kamu menceraikannya karena dia berubah menjadi gendut, padahal dia berubah karena mengurus rumah tangga dan keperluanmu setiap hari.”
Bagas menenggak minumannya, ucapan Kelana rasanya menghujam tepat di jantung. Ia merasa benar-benar bodoh karena memikirkan kesenangan semata.
“Padahal tubuh gendut bisa dirubah kurus dengan usaha, seperti olahraga, menjalani program diet dan sebagainya. Apa yang tidak bisa dilakukan di zaman yang semodern ini? tapi Bagas, kamu tahu? kebaikan hati dan watak tidak akan pernah bisa diubah.”
Bagas semakin menyesal saja, dia lagi-lagi menenggak minuman seperti orang yang sedang kehausan. Ia baru sadar bahwa telah menukar mutiara dengan batu karang. Bagas tiba-tiba saja berdiri. Ia yang kesal dan setengah teler memutuskan untuk pergi dari bar dan pulang ke rumah.
***
Bau alkohol tercium pekat saat Bunga membukakan pintu rumah untuk Bagas. Wanita itu malah memarahi sang suami. Bunga tidak tahu bahwa Bagas sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Pria itu menyesal karena telah berselingkuh dengannya dan meninggalkan Hana.
“Mas Bagas minum lagi? kenapa kerjaan Mas sekarang cuma minum-minum saja!” bentak Bunga kesal. Ia bahkan melempar jas milik Bagas ke keranjang cucian dengan kasar.
Bagas tak menjawab, dia merebahkan diri dengan posisi terlentang memandangi langit-langit kamar. Matanya yang terbuka perlahan dia pejamkan. Bagas seolah tidak peduli dengan ocehan Bunga.
“Mas, nggak mau jawab? Aku nanya Mas?” Bunga lagi-lagi membentak, dia mengambil jas Bagas yang sudah dia lempar tadi dan menciumnya, dia berpikir mungkin saja saja ada bau parfum perempuan di sana.
“Apa yang kamu lakukan? Apa kamu pikir aku berselingkuh?” tanya Bagas, Ia menegakkan kepala hanya untuk melihat apa yang dilakukan Bunga. “Satu-satunya perselingkuhan yang aku lakukan itu bersamamu Bunga,” teriak Bagas. “Bu-nga Bang-kai.”
“Apa? apa Mas bilang? Mas mengataiku bangkai?”
Meski dengan suara yang kecil, ternyata ucapan Bagas terdengar oleh Bunga. Wanita itu murka dan mengambil guling untuk memukuli tubuh Bagas.
“Mas keterlaluan sekali, Mas Bagas nggak bisa ya giniin aku. Mas sengaja mengganti pin semua kartu ‘kan? aku tidak bisa belanja dan ke salon tahu,” teriak Bunga seperti orang kesurupan.
***
Sementara itu, setelah sampai di apartemennya, Hana dibuat kaget karena dihadang oleh lima orang di lobi. Tiga pria bertubuh kekar seperti pengawal, satu wanita muda berbaju formal - yang menunduk menyapanya dengan senyuman manis.
Namun, ada satu lagi yang menjadi perhatian Hana. Wanita paruh baya dengan alis tebal dan tajam bak selebgram viral bernama tante Lalap. Wanita itu berjalan dengan tegap dan berhenti di depan muka Hana.
“Selamat malam Nona Hana, saya diutus calon mertua Anda untuk menemui Anda.”
“Ca-ca-calon apa? mertua?” Hana terbata, dia bingung hingga otaknya tidak terkoneksi dengan baik.
“Ibu Dinar. Beliau ingin saya mengajari Anda tentang bahaya sosial media,” ucap Wanita itu.
“Ba-ba-bahaya sosial media?”
Hana semakin tak mengerti, hingga matanya membelalak lebar melihat apa yang ditunjukkan oleh wanita itu - video saling gampar yang tengah dia lakukan bersama Bunga beberapa saat yang lalu.
“Menantu keluarga Pramudya tidak boleh bersikap seperti ini. Menyakiti wanita lain dengan kekerasan fisik.”
“Lalu … apa aku harus diam saja saat ditampar orang? dan malah melompat-lompat kegirangan sambil bilang ‘gampar lagi! gampar lagi!’ begitu?” sewot Hana.
Wanita muda yang datang bersama wanita itu nampak menunduk dan tertawa, tapi secepat kilat menegakkan leher dan menatap lurus ke depan.
“Kalian ini siapa? apa kalian pasukan paskibraka?” tanya Hana.
_
_
_
_
Markonah : (curhat) Ya niat hati, bikin tokoh wanita tertindas, teraniaya, eh … jadinya somvlak juga
Mahahiya : (hanya bisa menepuk pundak menguatkan, tapi di dalam hati bilang ‘iya somvlak kek otornya’)
Reader cidaha : Ini otor nggak jelas deh maunya apa?
Markonah : maunya VOTE KOMEN dan POIN 😛
tidak ada pembenaran untuk perselingkuhan, alasannya hanya satu yaitu nafsu, nafsu ingin memiliki yang lebih dari apa yang sudah mereka miliki. l