NovelToon NovelToon
MERENDAH UNTUK MELANGIT

MERENDAH UNTUK MELANGIT

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Kebangkitan pecundang / Bepergian untuk menjadi kaya / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:28k
Nilai: 5
Nama Author: Dri Andri

​Di Desa Asri yang terpencil, Fajar Baskara, seorang pemuda multitalenta ahli pengobatan tradisional, harus menyaksikan keluarganya hancur—ayahnya lumpuh karena sabotase, dan adiknya difitnah mencuri—semuanya karena kemiskinan dan hinaan. Setiap hari, ia dihina, diremehkan oleh tetangga, dosen arogan, bahkan dokter lulusan luar negeri.
​Namun, Fajar memegang satu janji membara: membuktikan bahwa orang yang paling direndahkan justru bisa melangit lebih tinggi dari siapapun.
​Dari sepeda tua dan modal nekat, Fajar memulai perjuangan epik melawan pengkhianatan brutal dan diskriminasi kelas. Mampukah Fajar mengubah hinaan menjadi sayap, dan membuktikan pada dunia bahwa kerendahan hati sejati adalah kekuatan terbesar untuk meraih puncak kesuksesan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dri Andri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ide bisnis laundry muncul

IDE BISNIS LAUNDRY MUNCUL

Sudah hampir dua bulan Fajar bekerja di Warung Mbok Jumi. Rutinitas yang sama berulang setiap hari—bangun subuh, kuliah sampai siang, kerja sampai malam, tidur larut. Tubuhnya semakin kurus. Tulang belikat mulai menonjol. Pipinya cekung. Matanya cekung dengan kantung mata yang menghitam. Tapi ia tidak peduli. Yang penting masih bisa berdiri, masih bisa kerja, masih bisa kuliah.

Senin pagi, seperti biasa Fajar berangkat ke kampus. Hari itu ia harus presentasi kelompok untuk mata kuliah Manajemen Pemasaran. Kelompoknya ada empat orang: Fajar, Dika, Rendi, dan Arya. Ketiganya anak orang kaya—terlihat jelas dari cara mereka berpakaian dan gaya hidup mereka.

Mereka janjian kumpul di kelas pagi-pagi untuk diskusi terakhir sebelum presentasi. Tapi ketika Fajar tiba jam tujuh pagi, hanya dia yang datang tepat waktu. Dika datang jam setengah delapan dengan mata sembab—jelas habis begadang main game. Rendi datang jam delapan kurang seperempat dengan bau parfum menyengat dan rambut masih basah—baru selesai mandi. Arya? Dia baru datang jam delapan lewat lima menit dengan wajah kusut dan bau rokok.

"Anjir, gue capek banget," keluh Dika sambil menguap lebar. "Semalam gue main Dota sampai jam tiga pagi. Rank gue udah Immortal, bro!"

"Gila lu, nolep banget," sahut Rendi sambil terkekek. "Gue semalam nge-club sampe jam dua. Terus pulang, langsung tidur. Bangun jam tujuh, mandi kilat, langsung ke sini."

Arya hanya nyengir sambil menyalakan rokok. "Lu pada enak. Gue semalam kerja part-time sampe pagi."

"Part-time apaan?" tanya Dika penasaran.

"Jadi DJ di bar. Lumayan, sekali manggung dua juta."

Mereka tertawa-tawa, sementara Fajar hanya diam mendengarkan sambil membaca materi presentasi yang sudah ia siapkan sendiri sejak seminggu lalu—karena yang lain tidak ada yang mau ambil pusing.

"Eh, Jar," panggil Rendi tiba-tiba. "Lo bau aneh deh."

Fajar tersentak. Ia refleks mengendus bajunya sendiri. Kemeja lusuhnya memang sudah ia pakai dua hari berturut-turut—belum sempat dicuci karena ia terlalu lelah. Mungkin memang sudah mulai bau keringat.

"Maaf," gumam Fajar pelan, wajahnya memerah malu. "Kemarin belum sempat cuci baju."

"Belum sempat cuci?" Arya mengernyit. "Emang lo nggak ada baju lain?"

"Ada. Tapi... lagi nggak sempat aja," jawab Fajar berbohong. Kenyataannya, ia hanya punya dua kemeja. Yang satu sedang dijemur di kos setelah dicuci semalam—tapi belum kering karena cuaca mendung.

"Kenapa nggak bawa ke laundry aja?" tanya Dika sambil menatap ponselnya—sepertinya sedang main game lagi.

"Laundry kampus mahal," jawab Fajar jujur.

"Berapa sih? Nggak gitu mahal juga kali," sahut Rendi enteng.

"Sepuluh ribu per kilo."

"Lah, murah itu! Gue sering laundry di situ. Praktis. Tinggal antar pagi, sore udah jadi."

Fajar tidak menjawab. Sepuluh ribu per kilo—untuk orang seperti Rendi mungkin tidak ada artinya. Tapi untuk Fajar? Itu uang makan dua hari.

Setelah presentasi selesai—yang mana Fajar yang paling banyak bicara karena dia yang paling paham materi—mereka keluar kelas bersama. Di koridor, mereka melewati beberapa mahasiswa yang sedang mengeluh.

"Anjir, baju gue nggak balik lagi dari laundry," keluh seorang mahasiswa laki-laki pada temannya. "Gue komplain, mereka bilang hilang. Nggak ada ganti rugi. Baju Supreme gue yang harganya dua juta ilang gitu aja!"

"Lo juga? Gue kemarin celana jeans gue luntur dicampur sama baju orang lain. Rusak total. Komplain, mereka nggak mau tanggung jawab. Bilangnya 'risiko pelanggan'."

"Laundry kampus emang sampah. Mahal, lama, sering ilang barang, kualitas juga jelek."

Fajar mendengar percakapan itu dengan seksama. Otaknya mulai bekerja.

Laundry kampus mahal tapi kualitasnya buruk. Banyak mahasiswa yang ngeluh. Tapi mereka tetap pakai karena nggak ada pilihan lain—mereka malas nyuci sendiri.

Ia teringat ketika minggu lalu di perpustakaan, ia melihat seorang mahasiswa duduk di pojok dengan tumpukan baju kotor di sebelahnya. Baju-baju itu dibiarkan begitu saja sampai berbau. Ketika Fajar duduk tidak sengaja di dekatnya, baunya sangat menyengat—bau apek campur keringat.

Mahasiswa-mahasiswa kaya ini malas nyuci sendiri. Mereka lebih milih bayar laundry meski mahal dan kualitas jelek, daripada capek nyuci sendiri.

Kemudian ia teringat kamar sebelah kosnya—dihuni oleh dua mahasiswa yang juga kuliah di kampus yang sama tapi beda fakultas. Setiap kali Fajar lewat depan kamar mereka, baunya sangat busuk. Baju-baju kotor menumpuk sampai menutupi sebagian lantai. Pernah sekali pintunya terbuka, Fajar melihat tumpukan pakaian yang kayaknya sudah berminggu-minggu tidak dicuci.

Mereka punya uang tapi malas nyuci. Laundry kampus mahal dan sering bermasalah. Mahasiswa butuh alternatif.

Otaknya terus bekerja sepanjang hari itu. Bahkan saat kerja di warung, tangannya cuci piring secara otomatis tapi pikirannya melayang jauh.

Bagaimana kalau... bagaimana kalau aku buka jasa laundry kiloan yang murah tapi berkualitas?

1
ceuceu
Alhamdulillah ya Allah
ceuceu
Padahal fajar udh sembuhin pak ganes yg kritis krn sakit jantung,knp ga ngobati ayahnya yg sakit jantung jg waktu itu sampai operasi.
Dri Andri: takut gagal karena yang dia obati adalah ayahnya tapi akan saya buat di bab berikutnya
total 1 replies
Wanita Aries
ya ampunn jgn meninggal dlu
Wanita Aries
petcahh pokoknya si juve
Wanita Aries
syedih kl inget perjuangan fajar
Wanita Aries
akhirnya perjuangan fajar yg penuh airmata skrg menjadi airmata bahagia
Wanita Aries
makin melebarkan sayapnya fajar
Wanita Aries
selalu aja ada kelakuan kocak mereka
Dewiendahsetiowati
perjuanganmu tidak sia-sia Fajar
Dewiendahsetiowati
Jupri dan Dodi bikin ngakak berjamaah 🤣🤣
DISTYA ANGGRA MELANI
Smg fajar mengingat pengobatan nya.. Aminnnnn
anton riyadi
Izin thor mohon dikoreksi ini fajar Kuliah ambil jurusan kesehatan masyarkat atau jurusan ekonomi diskripsi fakultas kesehatan masyarakat tapi lulus wisuda fakultas ekonomi🙏🙏
Dri Andri: jurusan ekonomi
kalo masalah cerita bidang kesehatan warisan dari kakek nya

maaf ya kalo sedikit membingungkan ceritanya
total 1 replies
ceuceu
Ya Alllah demi anak kebanggaan ayah bisa berdiri/Sob//Sob/
ceuceu
ikutan nangis thor/Sob/
inget awal perjalanan fajar baju lusuh sepatu bolong/Sob/
Dri Andri: Terima kasih
total 1 replies
ceuceu
BUMI SEHAT INDONESIA SUKSES
Adek Denu
good job thor💪
Dri Andri: terimakasih
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
resepsionis juga Pak Aruna,pecat sekalian.
Dewiendahsetiowati
cari mati mereka,semoga Pak Aruna segera tahu kelakuan anak buahnya dan Fajar dapat keadilan
Wanita Aries
wahh mod gede tuh bs bahagiain org tuanya, renov rmh dan adiknya rani bs lanjut skolah tp jarang di nongolin kluarga fajar
Wanita Aries
sebel ihhh ma org yg suka meremehkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!