Menceritakan tentang ke Possesive-an Sang Ketua Mafia, Penguasa Eropa yang bernama Sean Crishtian, dijuluki sebagai Pembunuh Berdarah Dingin terhadap istrinya yang bernama Andara Claire Crishtian.
"Kenapa kau tega melakukan ini? Apa salahku? Kau bilang padaku, jika kau akan selalu menjagaku Berjanji untuk membuatku selalu tersenyum. Lantas kemana janji itu pergi? Tolong lepaskan aku. Jika bahagiaku tidak bersamamu, aku ikhlas menerimanya" - Andara Claire (20th)
"Sedari awal sudah kubilang bahwa kau adalah milikku. Larilah, maka aku akan menemukanmu. Bersembunyilah dengan baik karena aku akan menyeretmu pulang bahkan dengan cara kotor sekalipun." - Sean Crishtian (27th)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Eva Fullandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. TERPESONA
Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Sean kini terbaring di atas tempat tidur miliknya. Tadi, Dara dibantu oleh Roy, Liya dan bodyguard lainnya mengangkat badan Sean. Tidak mungkin jika hanya dirinya yang mengangkat. Bisa-bisa Dara kena sakit pinggang jika mengangkat sendiri badan bongsor Sean.
Dara terus menerus memandang wajah tampan Sean. Tampak tenang dan damai. Di wajah itu, biasanya tampak dingin. Tatapannya selalu tajam bak elang yang akan menerkam mangsanya. Dibibir itu, selalu terucap kata-lata manis untuknya. Namun, selalu dingin terhadap orang lain. Di bibir itu juga, selalu tampak senyum ceria ketika menyapa dirinya.
Dara merasa bersalah ketika tadi dirinya akan mempercayai pria bertato itu. Orang asing yang tidak dikenalnya. Harusnya dirinya tidak boleh mencurigai Sean. Harusnya ia bertanya akan kebenarannya terlebih dahulu.
Tadi, dokter pribadi Sean mengatakan jika Sean pingsan karena kelelahan. Serta sudut dibibir Sean merupakan bukti dari adanya perkelahian atau penyerangan yang dilakukan seseorang untuk melukai Sean. Dara tau, pasti menjadi Sean itu berat. Bisa dibunuh kapanpun. Bisa diserang kapanpun. Jika Dara menjadi Sean, mungkin Dara lebih baik dirumah aja, tidak mau keluar kemanapun.
Deg
Deg
Deg
Jantung Dara berdetak tidak karuan ketika melihat wajah tampan itu. Kedua bola matanya juga tidak sengaja melihat dada bidang Sean yang terbuka.
Oh iya, Dara baru mengingatnya jika tadi dirinya disuruh untuk menyeka badan Sean menggunakan air hangat.
"Sean maaf. Aku buka ya." Ucap Dara meminta ijin pada Sean yang masih tidak sadar. "Iya sayang, buka aja. Kamu punya hak untuk membukanya." Ucap Dara lagi, seolah-olah Sean yang menjawabnya.
Dibukanya satu persatu kancing baju Sean. Dara memejamkan kedua matanya. Takut khilaf nanti jika melihatnya.Di kancing baju yang terakhir Dara membuka kedua matanya. Terpampang begitu indah badan kekar itu. Sixpack, berotot. Duh, kalau gini bisa-bisa Dara khilaf. Dara juga perempuan normal, jika melihat badan seperti Sean rasanya ingin jerit-jerit, ingin menyentuhnya. Dara menggelengkan kepalanya. Berusaha mengusir pikiran kotornya. Mau ditaruh mana mukanya jika Sean tahu apa yang dilakukannya sekarang.
Dicelupkannya kain ke baskom yang telah terisi air hangat lalu diperasnya. Dengan perasaan deg deg an, Dara menyeka badan Sean. Dimulai dari dadanya yang bidang. Lalu trun ke perutnya yang terdapat roti sobek. Diusapnya dengan penuh kelembutan agar Sean tidak terbangun oleh aksi heroik yang dilakukannya.
Setelah dirasa cukup, Dara lantas melepaskan baju yang Sean pakai. Butuh perjuangan untuk melepaskan baju Sean. Sekitar kurang lebih 15 menit, akhirnya Dara bisa melepaskan baju Sean. Lalu, diselimutinya badan Sean agar hangat.
Dara lantas membereskan semuanya agar rapi lembali.
Pukul 3 dini hari, Dara baru selesei memberekan semuanya. Tidak lupa juga tadi Dara untuk sikat gigi dan mencuci wajah menggunakan Facial Wash. Dara juga telah mengganti pakaiannya menggunakan pakaian tidur miliknya.
Disentuhnya dahi Sean. Tidak panas sama sekali.
Dara terpesona oleh wajah tampan itu. Dara menyukai semua yang ada di diri Sean.
Didekatkan wajahnya pada wajah Sean yang tengah terpejam. Dikecupnya kening itu dengan lembut. Seakan-akan menyalurkan perasaannya melalui kecupan yang dilakukannya.
"Aku sayang kamu sayang. Selamat tidur dan mimpi indah." Ucap Dara. Lantas membenahi selimut Sean. Berusaha memastikan jika Sean merasa hangat. Tidak merasa kedinginan.
Dara mengambil bantal dan guling miliknya. Lalu berjalan ke arah sofa yang tersedia di kamar Sean. Dara lantas membenahi posisinya untuk tidur di sofa.
"I love you Sean." Ucapnya lalu kedua matanya perlahan tertutup. Dara sudah mengantuk sedari tadi.
Sean tersenyum disela tidurnya. Sedari tadi, Sean telah tersadar dari pingsannya.
"I love you too sayang"
***
Yang mau ngobrol dengan Visual My Possesive Husband atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Sean, Dara, Nick, dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman.. ❤