Harap bijak memilih bacaan.
Jika cerita ini bertentangan dengan prinsip anda, saya harap jangan membuat keributan! Karena cerita ini hanyalah karangan fiktif semata!
Nesya, anak yang tidak diinginkan oleh sang Daddy, akibat kematian ibunya karena melahirkannya. Hingga membuat Ansell membenci gadis itu. Ansell selalu memberikan penderitaan pada Nesya, tidak pernah sekalipun memberikan kasih sayang pada anak yang sebenarnya bukan anak kandungnya itu.
Namun, ketika Nesya sudah di ambang kematian, Ansell menyadari semua kesalahannya dan berniat menebus perbuatannya.
Bagaimanakah selanjutnya, stay tuned di karya aku... DADDY'S LOVE
FOLLOW MY IG ACCOUNT: Novia_GULTOM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elizabetgultom191100, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesedihan Nesya
Sudah satu minggu sejak pertemuan pertamanya dengan Ansell, Nesya memilih untuk mengurung diri di kamar barunya. Memang masih terbilang luas, tapi tidak lebih luas dari kamarnya yang dulu. Tidak ada kenyamanan yang didapatnya di dalam rumah ini.
Bahkan setelah kejadian itu, Kakek dan Nenek tak kunjung datang untuk melihatnya di dalam kamar ini. Nesya tau, meskipun mereka tidak ada di rumah, mereka pasti sudah tau tentang dirinya dari Bibi pengasuhnya.
Mungkin karena mereka sudah tidak peduli lagi padanya, makanya mereka tidak lagi memperhatikannya. Begitulah pemikiran Nesya.
Nesya berusaha menyesuaikan diri di dalam kamar ini. Agak sulit baginya, karena batinnya sudah terikat di dalam kamar yang ditempatinya mulai dari kecil. Tapi harus minggat dari sana, hanya karena ketidakadilan Ansell.
Nesya duduk termangu di kursi tepat di jendela yang terbuka, menampilkan bulan yang dikelilingi bintang-bintangnya. Suara ketukan pintu kamarnya pun tak didengarnya.
Pintu tetap terbuka meski Nesya tidak menjawab. Ternyata Bibi pengasuhnya yang datang membawa makan malamnya.
"Non... jangan kelamaan di sana. Angin malam nggak bagus buat kesehatan Non." Bibi melirik nampan tadi siang yang diantarnya, masih belum tersentuh sama sekali. Bibi meletakkan nampan makan malam Nesya di atas meja. Lalu menutup jendela kamar Nesya.
"Ayo makan Non. Tadi siang Non belum makan, nanti Non sakit..." Sudah berganti-gantian Bibi pengasuh dan Bi Ira untuk membujuk Nesya. Tapi tak satu pun dihiraukannya.
Nesya seperti tidak bersemangat lagi menjalani hidupnya. Bukan hanya mogok makan, gadis itu juga mogok sekolah dan belajar. Sudah satu minggu Nesya bolos sekolah, tapi dia seakan tidak peduli. Teman-teman satu kelasnya pasti heran, mengingat Nesya yang jarang bolos sekolah.
Nesya menggeleng samar, "Nesya nggak lapar Bi.... Bawa balik aja makan malamnya." Tolak Nesya halus.
Bibi menghela nafasnya, sudah tidak tau lagi bagaimana harus membujuk Nona mudanya itu.
Setelah sekian lama berpikir, Bibi teringat sesuatu. Dirinya langsung menggeledah lemari Nesya yang baru disusun sore tadi. Nesya hanya melihat Bibi sedang menggeledah lemarinya, tanpa ada niat untuk bertanya.
Bibi tersenyum tipis saat mendapat apa yang dia cari. Sebuah kotak mini berwarna biru berisi stok surat-surat yang ditinggalkan mendiang Nita untuk putrinya.
Beberapa tahun silam, sebelum Ansell memutuskan pindah ke Jerman, Ansell menyerahkan semua surat-surat dan video-video Nita kepada Bibi, agar Bibi yang memberikannya pada setiap ulang tahun Nesya.
Nita benar-benar mempersiapkan kematiannya. Banyak kenang-kenangan untuk Nesya ditinggalkan olehnya.
Bibi sudah mempelajari fungsi semua surat-surat itu. Ada beberapa surat yang dibuat Nita, jikalau Nesya sedang bersedih. Bibi pikir inilah saatnya dia memberikan surat ini pada Nesya. Dan Bibi harap, Nesya bisa kembali seperti dulu sebelum Ansell datang.
"Non..."
Nesya hanya menoleh tanpa menjawab wanita tua itu.
"Bibi punya sesuatu buat Non." Tersenyum cerah. "Ini dari Non Nita loh..." menunjukkan amplop berwarna pink itu. Tertulis tepat di sampulnya, 'Dari Mommy Buat Nesya'.
Nesya yang semula murung, tampak bereaksi. Memang kekuatan seorang Ibu begitu dahsyat.
"Non mau baca?" Nesya mengangguk antusias.
"Non boleh baca, kalau Non mau makan..." Bibi tersenyum puas yang sebentar lagi bisa membujuk Nesya.
Nesya yang memang penasaran akan isi surat dari sang Mommy, tanpa pikir panjang mendekati meja. Lalu menyantap makan malamnya, setelah mengucap syukur pada Yang Kuasa....
TBC ☘️☘️☘️
JANGAN LUPA LIKE DAN VOTENYA YAAA 😀
buat apA nawarin tadi bapaknyaaa
kan dia daddy kamu