NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Budidaya dan Peningkatan / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FAUZAL LAZI

[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Jian Yu pun menuangkan teh untuk mereka bertiga. “Silakan, silakan diminum,” ucapnya sambil tersenyum santai.

“Terima kasih. Tuan muda baru ya di sini?” tanya gadis bercadar itu sembari mengambil cangkir tehnya.

“Panggil saja Jian Yu. Jangan terlalu formal, nona cantik,” balas Jian Yu sambil memperkenalkan namanya, lalu meneguk tehnya dengan tenang.

Wajah wanita bercadar itu kembali memerah. “Jangan panggil aku nona, kesannya aku sudah tua. Panggil saja aku Xiao Ying,” ujarnya, masih memalingkan wajah karena malu.

Mereka pun melanjutkan perkenalan dan berbincang kecil. Namun, tak lama kemudian Xiao Ying tampak terburu-buru. “Cukup untuk hari ini saja, Jian Yu. Mungkin kapan-kapan kita akan bertemu lagi. Aku harus mencari Tumbuhan Teratai Langit untuk pengobatan ayahku,” katanya dengan nada murung.

Jian Yu yang melihat ekspresinya ikut bertanya dalam hati. Sistem, apakah kita masih punya Tumbuhan Teratai Langit?

Sistem: [Tentu saja ada, Tuan. Tumbuhan Teratai Langit berusia seribu tahun. Itu bisa jadi bahan pengobatan terbaik.]

Mendengar jawaban itu, Jian Yu segera menahan Xiao Ying yang hendak pergi dengan memegang tangannya pelan. “Tadi kau bilang mencari Tumbuhan Teratai Langit?” tanyanya. Xiao Ying mengangguk.

“Kebetulan aku memilikinya. Bahkan yang terbaik—usia seribu tahun,” bisiknya lembut.

Xiao Ying langsung terkejut. “Apa benar… kamu memilikinya?” tanyanya tak percaya. Jian Yu hanya mengangguk, lalu mengeluarkannya dari cincin penyimpanan tanpa ada seorang pun yang melihat.

Mata Xiao Ying langsung membelalak. Dua pria pengawalnya yang duduk bersama pun tak kalah terkejut. Salah satunya berbisik pelan, “Bagaimana kau bisa mendapatkannya?”

“Aku menemukannya di Hutan Kematian,” jawab Jian Yu santai.

Serentak, Xiao Ying dan dua pria itu membelalakkan mata. “Apa?! Hutan Kematian?!” ucap mereka pelan, hampir bersamaan. Jian Yu hanya mengangguk tenang.

Xiao Ying, dengan tekad yang kuat, segera berkata, “Aku ingin membelinya. Sebut saja harganya!”

Jian Yu melihat ketulusannya, lalu tersenyum kecil. “Ambil saja. Soal harga bisa dibicarakan nanti, setelah ayahmu sembuh,” ucapnya sambil menyerahkan bunga teratai itu.

Xiao Ying terkejut. “Aku… aku tidak bisa menerimanya begitu saja. Apa kau tidak takut kami memanfaatkanmu?” tanyanya, masih tak percaya.

Namun Jian Yu tetap tenang. “Tenang saja. Kalau kalian mau memanfaatkan, manfaatkanlah. Tapi kalian tidak akan bisa,” katanya santai, lalu bangkit dari kursinya. “Kapan-kapan kita akan bertemu lagi ya"yg langsung pergi tanpa menoleh kebelakang lagi

Ia pun pergi meninggalkan rumah makan itu.

Xiao Ying hanya bisa menunduk, air mata menetes di balik cadarnya. Akhirnya… ada kesempatan untuk menyembuhkan ayah… batinnya haru.

Salah satu pria pengawalnya segera menunduk hormat. “Tuan Putri, sebaiknya kita cepat kembali ke istana sebelum ada yang melihat.”

Xiao Ying mengangguk dan segera pergi bersama mereka.

Perlahan lahan namun pasti,Matahari sudah mulai turun di Kota Tianlong. Jian Yu kembali ke rumahnya, dan merobek ruang yg ada didepan nya dan masuk sambil membawa beberapa oleh-oleh. Untuk Lin Lin dan Lin Shi ia membawakan manisan buah-buahan, sementara untuk Ling Dong dan saudara-saudaranya ia menyiapkan pakaian serta camilan kecil.

Lin Lin yang mendapatkan manisan langsung bersemangat, berlarian sambil melompat-lompat khas anak kecil. “Yeyyy! Yeyyy! Manisan! Lin Lin dapat manisan! Terima kasih, Kakak Jian Yu!” serunya kegirangan sambil memakan manisan itu dengan lahap. Lin Shi pun ikut tersenyum, menerima bagiannya, lalu mengucapkan terima kasih pada Jian Yu.

Setelah itu, Jian Yu pergi ke kediaman Ling Dong dan menyerahkan beberapa baju. “Ini baju ganti untuk kalian semua,” ucapnya sambil mengeluarkan pakaian-pakaian baru itu dari cincin penyimpanannya.

Ling Dong membungkuk dengan hormat. “Terima kasih, Tuan,” katanya, lalu segera membagikan baju-baju tersebut kepada saudara-saudaranya yang lain.

Jian Yu menatap mereka sejenak sebelum memanggil Ling Dong lebih dekat. “Ling Dong, kemari sebentar. Bagaimana keadaan kalian? Apa kalian betah tinggal di sini?” tanyanya dengan tenang.

Ling Dong mengangguk. “Kami baik-baik saja, Tuan. Bahkan, kami betah di sini,” jawabnya, yang langsung disetujui oleh saudara-saudaranya.

“Baguslah kalau begitu.” Jian Yu tersenyum tipis. “Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku harus berlatih.” Ia pun berbalik dan melangkah menuju bawah air terjun untuk melatih kultivasinya.

Di sana, Jian Yu duduk sebentar sambil menatap derasnya air yang jatuh. “Sistem, apakah kau menyediakan pil terobosan? Akhir-akhir ini rasanya terobosanku semakin lambat,” tanyanya serius.

Sistem: [Ada, Tuan. Pil Terobosan Tingkat Tinggi, satu botol berisi dua butir pil. Harganya 1000 koin emas.]

Mendengar itu, Jian Yu menghela napas, lalu tersenyum kecil. “Berapa pun harganya, akan kubayar. Aku harus jadi kuat.” Ia pun membeli pil tersebut.

Sistem: [Pembelian berhasil. Satu botol Pil Terobosan Tingkat Tinggi berisi dua butir pil telah ditambahkan ke dalam inventori.]

Jian Yu segera mengambil pil itu, menelannya, lalu duduk bersila. Kedua tangannya membentuk segel sederhana, tubuhnya mulai menyerap qi di sekitarnya dengan deras.

Sementara itu, di Kota Tianlong…

Xiao Ying kembali ke istana dengan tergesa-gesa. Begitu sampai di kediaman ayahnya yang tengah sakit, ia langsung masuk ke kamar, tempat ibunya dan seorang tabib sudah menunggu. Ayahnya masih terbaring lemah di atas ranjang, wajahnya pucat, hampir tak berdaya.

“Ibu! Ibu! Aku menemukan Teratai Langit! Bahkan yang terbaik!” seru Xiao Ying bersemangat sambil berlari ke arah ibunya. “Sekarang kita punya harapan, Ibu! Sekarang kita punya harapan!” ucapnya sambil memeluk ibunya erat.

“Benarkah? Coba Ibu lihat,” kata sang ibu, matanya berbinar penuh harapan.

Xiao Ying pun melepaskan pelukan itu, lalu mengeluarkan Teratai Langit berusia seribu tahun yang diberikan Jian Yu. “Ini, Bu. Teratai Langit umur seribu tahun,” ucapnya pelan. Begitu tanaman itu keluar, aroma harum dan energi spiritualnya langsung memenuhi ruangan. Pernapasan semua orang di dalam kamar seketika menjadi lebih lega.

Mata ibunya, Xiao Lian, dan sang tabib terbelalak tak percaya. “Xiao Ying… bagaimana kau bisa mendapatkannya?” tanya ibunya penuh rasa ingin tahu.

“Itu… diberikan oleh seorang pemuda di rumah makan tadi. Bahkan aku tidak perlu membayar. Dia hanya berkata, soal harga dibicarakan nanti setelah Ayah sembuh,” jelas Xiao Ying.

Sang ibu semakin penasaran. “Kalau begitu… nanti setelah ayahmu sembuh, kita harus mencari pemuda itu. Kita undang dia ke istana dan berterima kasih secara langsung.”

Xiao Ying mengangguk mantap, lalu menyerahkan teratai itu pada tabib. Tabib pun segera meracik ramuan di dalam kamar. Setelah beberapa saat, ramuan jadi, lalu dengan hati-hati ia meminumkannya pada raja yang terbaring.

“Obat ini akan bekerja dalam dua menit. Mohon bersabar,” ujar tabib itu.

Dua menit berlalu. Wajah Raja Xiao yang semula pucat mulai membaik. Perlahan, kelopak matanya terbuka. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya, meski masih lemah.

Tabib segera memberi aba-aba kepada pelayan untuk menyiapkan wadah. Dengan cepat, pelayan itu datang membawa sebuah baskom besar.

Xiao Ying menangis haru, ingin segera memeluk ayahnya. Ibunya pun hampir maju, tapi tabib segera menahan mereka. “Jangan mendekat dulu! Setelah Raja sadar penuh, akan ada efek pembuangan racun!”

Benar saja. Begitu raja duduk dengan bantuan tabib, ia langsung memuntahkan darah hitam pekat dalam jumlah banyak. Cairan itu jatuh ke dalam baskom, baunya busuk menusuk hidung. Xiao Ying merasa hatinya teriris melihat ayahnya begitu tersiksa, dan ia hanya bisa menangis, begitu juga ibunya.

Beberapa saat kemudian, setelah seluruh darah beracun keluar, Raja Xiao pun kembali terbaring, tertidur untuk memulihkan diri.

“Sebaiknya biarkan Raja beristirahat. Akan lebih baik bila ada yang menjaganya. Sebaiknya Ratu sendiri atau Tuan Putri yang melakukannya, agar tidak ada campur tangan orang luar,” kata tabib itu, lalu ia membungkuk hormat dan meninggalkan kamar.

Di luar kamar, di salah satu sudut istana yang remang, seseorang sedang mengintai dengan tatapan penuh kebencian. Kedua matanya memerah, tidak mirip seperti mata manusia biasa. “Sial… kenapa dia tidak mati saja?! Kalau dia mati, aku bisa mengambil tahtanya… dan melanjutkan rencana besarku!” gumamnya dengan nada penuh amarah.

1
Pakde
lanjut thor
FAUZAL aut: siap tingal di review aja nih Giman cerita nya udah menarik belum
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!