Hampir Semua orang di desa Black Sword membenci Risa Ariz. Anak yatim piatu itu dijauhi, dianggap terkutuk, dan dipercaya menyimpan makhluk kegelapan di dalam dirinya.
Muak diperlakukan layaknya sampah, Ariz memutuskan untuk berbuat onar. Ia tidak melukai, tapi ia pastikan setiap orang di desa merasakan kehadiran dan penderitaannya: dengan menyoret tembok, mengganggu ketenangan, dan menghantui setiap sudut desa. Baginya, jika ia tidak bisa dicintai, ia harus ditakuti.
Sampai akhirnya, rahasia di dalam dirinya mulai meronta. Kekuatan yang ditakuti itu benar-benar nyata, dan kehadirannya menarik perhatian sosok-sosok yang lebih gelap dari desa itu sendiri.
Ariz kini harus memilih: terus menjadi pengganggu yang menyedihkan, atau menguasai kutukan itu sebelum ia menjadi monster yang diyakini semua orang.
"MINOTO NOVEL"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MINOTO-NOVEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPECIAL BAB EDITION (32): "MENDAPAT SEBUAH PENCERAHAN...?"
LANJUTAN: "Haah... Aku mengerti." Pria itu pun melipatkan kedua tanganya di dada. "Memang terasa sangat sulit, jika kau berlatih sendirian. Apalagi, kau masih belum mampu... Mengumpulkan energi yang sangat berlimpah." Ucap pria itu. Ia memaklumi.
Wajah Reza terlihat murung. Apa yang dikatakan oleh pria itu memang benar adanya. Energi yang dimiliki oleh Reza... Tidak cukup untuk membangkitkan kekuatan api, sama seperti ayahnya itu. Setelah semua kegagalan yang ia hadapi, terlihat pria itu sedang berpikir... Bagaimana caranya agar Reza bisa meningkatkan energi yang dimilikinya.
Lunalia masih memperhatikan mereka berdua dibalik pintu. Rasanya, Lunalia bisa merasakan... Apa yang dirasakan oleh Kakaknya itu.
Di luar, angin terlihat menyembur secara cepat. Pohon-pohon dan dedauanan yang bergeletak, seketika berterbangan. Setelah lama berpikir, Pria itu memiliki sebuah ide. Ia mencoba mengajak Reza, untuk berlatih ditempat pelatihan, Black Sword: "Haahh... Begini, Reza. Satu-satunya cara agar kau bisa melatih fisik mu sesempurna mungkin, kau harus mengikuti latihan... Bersama Ksatria seumuran kau lainnya." Solusi terakhir, dari pria itu. "Yaahh.. walaupun aku tahu, kau memiliki sebuah adik... Yang harus kau jaga dirumah. Niatan ku, Aku ingin mengajak adikmu... Untuk ikut berlatih ditempat pelatihan Astranova. Agar kalian bisa tetap bersama-sama..."
Solusi dari pria itu benar-benar dapat mencerahkan, Reza! Dengan Ia dilatih bersama para Ksatria tua disana, Reza akan bisa membangkitkan kekuatan Api, sama seperti ayahnya itu: "Kalau begitu, kenapa kau tidak mengajak kami ketempat pelatihan itu..?! Dengan begitu, Aku dan Lunalia, akan menjadi Ksatria yang hebat..!?"
Sayangnya, apa yang dikatakan oleh Reza, tidak akan mudah: "Haahh.. sayangnya, Reza, Batas umur untuk bisa mengikuti pelatihan Astranova... Adalah tujuh tahun..! Bahkan, kau saja belum beranjak tujuh tahun..!? Bagaimana caranya agar kau bisa mengikuti pelatihan Astranova?"
Mendengar hal buruk itu, jelas membuat Reza menjadi murung kembali. Sebenarnya, pelatihan Astranova itu harus mempunyai umur tujuh tahun... Jika kita ingin mengikutinya. Namun sayang, Reza saja saat ini masih beranjak enam tahun. Butuh waktu satu tahun lagi, agar Reza dapat mengikuti pelatihan Astranova.
Tetapi sepertinya, pria itu memiliki sebuah rencana lain: "Tetapi sebenarnya, kau boleh saja mengikuti pelatihan ini... Walaupun umurmu masih beranjak enam tahun." Pria itu, membuka sebuah kantong yang ia bawa dan mengambil sebuah kertas yang entah itu apa isinya. "Sebenarnya, ini adalah persyaratan atau persetujuan dari orang tua. Anak yang kurang dari tujuh tahun, bisa mengikuti pelatihan ini. Asalkan, kau harus menyetujui semua perjanjian ini." Pria itu, memberikan kertas kepada, Reza.
Reza terlihat sedang membaca kertas yang diberi oleh pria itu. Kertas itu berisi sebuah persetujuan dari orang tua, bahwa anak saya sudah siap mengikuti pelatihan... Walaupun umurnya kurang dari tujuh tahun (Normalnya). Melihat isi dari kertas ini, yang hanya perlu tanda tangan saja, Reza pun setuju dengan semua persetujuan ini: "Kalau begitu, Aku siap, Mengikuti semua pelatihan ini..!" Ucapnya, dengan penuh percaya diri. "Apa aku, bisa mengajak Lunalia berlatih bersama..?"
Di akhir perkataan Reza, jelas kekhawatiran yang sudah di pendam selama ini, akhirnya keluar juga. Pasalnya, Lunalia sama sekali tidak bisa ikut. Karena dari persetujuan itu, hanya boleh satu anak saja yang ikut berlatih! Dan bukan hanya itu! Untuk seorang gadis, minimal harus beranjak sepuluh tahun! Sedangkan umur Lunalia saat ini, masih beranjak lima tahun: "Disitulah yang aku khawatirkan, Reza. Adikmu, sama sekali tidak boleh mengikuti pelatihan ini. Minimal usia yang dimiliki oleh seorang gadis... Agar bisa mengikuti pelatihan ini, adalah sepuluh tahun! Alasannya cukup sederhana, karena mental dan fisik seorang gadis itu masih cukup rendah. Yaahh.. walaupun, umur sepuluh tahun masih terlihat sangat kecil. Tetapi mau bagaimana lagi?" Alasan yang cukup logis. Mental dan fisik dari seorang wanita, tidak sama dengan seorang pria. Walaupun, Seorang laki-laki yang berumur tujuh tahun itu, memang masih terlihat sangat kecil... Untuk mengikuti pelatihan ini.
Mendengar alasan dari pria itu, jelas membuat Reza kebingungan. Jika ia mengikuti pelatihan ini, Lunalia, akan sendirian dirumahnya. Tetapi jika ia tidak mengikuti pelatihan ini, Kemampuannya dalam membangkitkan sebuah kekuatan api, tidak akan berkembang sama sekali!Apalagi, dalam mengayunkan katana, yang sama sekali belum ia mengerti.
Semua kebingungan ini, membuat Reza tidak bisa memutuskan, Mana yang harus ia prioritaskan? Dan nampaknya, pria itu memberikan Reza beberapa waktu, agar Reza bisa memilih. Mengikuti pelatihan, tetapi Adik kesayangannya itu akan ditinggalkan, atau harus menunggu Lunalia beranjak sepuluh tahun, agar bisa dilatih bersama-sama?! Benar-benar pilihan yang sangat sulit: "Reza. Aku akan memberikan mu beberapa waktu... Agar bisa mencari solusi yang tepat." Pria itu menaruh kantongnya di pundaknya dan berkata. "Aku akan kembali lagi, saat kau sudah menentukan prioritas mu itu." Pria itu, pergi meninggalkan, Reza.
Lunalia yang melihat pria itu pergi... Keluar dari persembunyian dan menghampiri Kakaknya itu: "Kakak..?" Lunalia tepat berada dibelakang, Reza. Terlihat, wajah Reza yang terlihat kebingungan, sambil memegang kertas persetujuan dengan kedua telapak tangannya itu: "Jika aku mengikuti pelatihan ini, maka aku akan bisa membangkitkan beberapa kuasa api. Tapi... Bagaimana dengan Lunalia nanti..?" Ia hanya bisa menatap kertas persetujuan itu. Berpikir keras bagaimana caranya agar Ia bisa mengikuti pelatihan ini, tanpa harus meninggalkan, Lunalia...
DI SEBUAH MEJA MAKAN...
Reza dan Lunalia, sedang sarapan bersama-sama. Terlihat, Lunalia sangat menikmati makanannya itu, tetapi berbeda dengan, Reza. Terlihat, ia sama sekali tidak menyentuh sarapannya, dan hanya terdiam saja.
Lunalia yang melihat kakaknya itu pun bertanya: "Kakak..? Apa Kakak, tidak nafsu makan?"
Reza yang tadinya terdiam, seketika sadar dan menjawab pertanyaan dari, Lunalia: "AHH..?! Euumm.. Tidak. Kakak, hanya tidak ingin sarapan saja hari ini."
Lunalia adalah seorang gadis yang tidak mudah untuk di bohongi. Lunalia tahu, apa yang sedang di pikirkan oleh Reza, hari ini: "Kakak. Mengapa kakak tidak mengikuti pelatihan itu saja..? Aku yakin, kakak akan menjadi Ksatria yang hebat, seperti Ayah..!?"
Apa yang dikatakan oleh Lunalia, memang keinginan terbesarnya selama ini. Namun, Reza terlihat tidak ingin... Meninggalkan Lunalia, seorang diri: "T-tapi, Lunalia, bagaimana denganmu nanti..?! Pria itu berkata, jika Kakak mengikuti pelatihan ini, Kau akan sendirian dirumah. Aku takut, akan ada masalah besar, jika aku meninggalkan mu sendirian, Lunalia." Jelas, Reza sangat khawatir dengan keadaan, Lunalia nanti.
Lunalia nampak mengerti, dengan kekhawatiran terhadap kakaknya itu. Namun, Lunalia sepertinya tidak terlalu memikirkan dirinya seorang diri: "Kakak. Kakak tidak perlu mengkhawatirkan ku! Lagi pula, Kakak tidak akan selamanya di sana, kan..?! Dan jangan lupa, aku ini bukan anak kecil lagi..! Aku tidak akan takut jika sendirian di rumah." Dengan wajahnya yang manis, ia berkata seperti itu. Layaknya seperti gadis kecil yang tidak takut dengan apapun.
Reza nampak berpikir, namun masih di hantui oleh perasaan khawatir! Siapa yang akan membacakannya buku sebelum Lunalia tidur? Bagaiman jika Lunalia tidak berani, saat sendiri di rumah nanti? Dan Bagaimana, jika ada orang apalagi laki-laki, yang macam-macam dengan Adik kesayangannya itu..?! Semua kekhawatiran itu, terus berputar tiga ratus enam puluh derajat, di atas kepalanya itu: "T-t-tapi, Lunalia..!? SIAPA YANG AKAN MEMBACAKAN BUKU SEBELUM KAU TIDUR? BAGAIMAN JIKA KAU TIDAK BERANI, SAAT SENDIRI DI RUMAH NANTI? DAN BAGAIMANA, JIKA ADA APALAGI LAKI-LAKI MESUM, YANG MACAM-MACAM DENGAN MU...!!?? AAAAHHKKK..! AKU SAMA SEKALI TIDAK MAU, KAU KENAPA-NAPA...!!!" Ia terlihat kesal. Dari prilakunya, kedua tangannya menarik rambutnya itu, karena kesal.
Lunalia, hanya bisa melihat prilaku konyol kakaknya itu, dengan ekspresi wajah yang lesu: "Kakak terlalu berlebihan..."
SPECIAL BAB EDITION...
(BERSAMBUNG)
bukan mencari kekuatan/bakat yang baru. sesuatu bakal bagus, kalau kita rajin👍