Kuntilanak Merah

Seruni tidak berani mendekat dan justru langsung menutup pintu agar kuntilanak merah itu tidak bisa lagi masuk ke dalam rumah, tadi dia masuk kalau sudah di beri pagar tapi karena pintu rumah terbuka maka kuntilanak itu bisa masuk ke dalam dan hampir saja mencelakai Seruni yang tengah hamil muda ini.

Untung tidak lama kemudian datang penolong sehingga membuat Seruni bisa bernafas lega dan dia hanya memperhatikan dari dalam siapa yang sudah datang untuk menolong dirinya, dugaan dia jelas mengarah pada salah satu member yang ada di agensi Purnama karena pasti Purnama memberikan perintah pada mereka untuk menjaga Seruni dari segala marabahaya.

Arka juga pasti sudah bercerita pada Purnama tentang kuntilanak merah yang ada di rel kereta api dan rombongan para pria itu sudah melihat ke sana, karena di lihat ini lah makanya kuntilanak merah ini segera datang untuk menghantui mereka yang sudah memiliki keluarga, wanita hamil dan juga anak kecil jelas menjadi incaran kuntilanak tersebut.

Tapi paling di sukai adalah jelas wanita yang tengah mengandung seperti Seruni ini, Purnama juga pasti sudah menebak sehingga dia sudah mengirim salah satu member untuk menangani kuntilanak merah yang akan berkeliaran mencari mangsa atau merasa terganggu akan kehadiran Arka kala itu di rel kereta api tempat dia berada.

"Siapa yang sudah datang itu, susah sekali mau di lihat wujudnya!" Seruni masih penasaran dengan sosok yang datang.

Sebab mereka memang terlibat perkelahian sengit sehingga susah untuk Seruni melihat wujud dari arwah yang sudah menolong dia, tadi bila pertolongan tidak datang maka mau tidak mau Seruni harus menghadapi kuntilanak merah ini dengan berbagai macam resiko yang harus dia hadapi.

"Arini, sejak kapan dia memakai baju putih seperti itu bukankah dia adalah kafan hitam!" Seruni heran melihat Arini yang sudah memakai baju putih.

"Ah sempat pula dia ganti baju juga ya walau sudah menjadi arwah." gumam Seruni sendirian.

Tidak tahu saja bahwa Arini memang menjaga penampilan karena dia tahu bahwa sang kekasih memiliki selera yang sangat tinggi, Jalak adalah mantan siluman yang sangat suka bergonta-ganti pasangan sehingga Arini harus menjaga diri agar tidak di selingkuhi oleh siluman ular ungu yang sudah bertaubat itu, jadi memang harus menjaga diri dan selalu berganti baju yang menawan.

Bukan hanya para manusia saja yang harus menjaga pandangan suami atau kekasih, arwah pun harus menjaga pandangan pasangan agar jangan sampai mereka selingkuh dan yang di selingkuhi hanya tinggal menikmati rasa sakit di dalam diri akibat tidak bisa menjaga penampilan mereka itu.

Crasssssh.

Breeeetttt.

"Sialan, aku baru saja mendapatkan baju ini malah kau robek pula sekarang!" Arini berseru kesal karena gaun tersebut justru robek.

"Wanita edan, untuk apa lagi kau ada di dunia ini?!" kuntilanak merah menatap Arini.

"Ya untuk bersenang-senang lah karena semasa hidup aku tidak mendapat kesenangan." Arini menjawab sesuai isi pikiran.

"Kesenangan yang kau nikmati selama ini tidak akan bertahan lama, karena kekasihmu pasti akan segera selingkuh dengan wanita lain!" kuntilanak menatap Arini seperti ingin mengajak wanita tersebut di sekte dia.

"Kau kalau punya pengalaman di selingkuhi maka jangan memberikan pengalaman itu pada wanita lain." Arini berkata dengan nada cuek.

"Pria yang kau percaya itu tidak akan pernah bisa setia, sebab Dia telah memiliki masa lalu kelam sehingga suatu saat akan kembali lagi." kuntilanak merah berusaha menghasut kepercayaan yang ada di dalam diri Arini.

"Heh pintar sekali dia menghasut." batin Arini.

"Siluman ular ungu itu akan segera meninggalkan dirimu ketika dia menemukan gadis yang lebih menawan." kuntilanak merah kembali menghasut.

Dieeeeeek.

Braaaaaaak.

Saiyara meloncat tinggi dan menendang tepat di punggung kuntilanak merah sehingga wanita itu terpental jauh dan berguling-guling, Arini kaget karena dia tidak mengira kalau Saiyara akan ikut menghajar kuntilanak merah ini bersama dengan dia yang tadi sebenarnya datang sendiri.

"Maaf ya aku datang tidak memberitahu dirimu." Saiyara tersenyum pada Arini.

"Ku kira kau tidak ingin ikut aku dan masih ingin menghajar Adam." Arini berkata pelan dan segera mencari di mana kuntilanak merah itu.

"Mana dia tadi?!" Saiyara juga sibuk mencari keberadaan sang kuntilanak.

"Kan kabur, kalau mau di hajar saja sudah langsung kabur seperti itu!" Arini menjadi begitu kesal.

"Tapi kekuatan dia sangat besar, ini kaki yang untuk menendang dia saja sampai bergetar kencang." Saiyara melihat kaki dia yang gemetar.

"Ya, kekuatan kuntilanak merah tidak bisa diragukan karena memang dia begitu kuat." Arini juga setuju dengan ucapan Saiyara.

Kuntilanak merah sekarang sudah menghilang dari pandangan mata mereka sehingga tidak bisa lagi mau dihajar atau diberi pelajaran, walau masih ada di depan mata tapi belum tentu juga mereka berdua akan sanggup menghadapi kuntilanak itu, malah nanti yang ada akan babak belur dibuat oleh kuntilanak merah yang gentayangan.

Ini Yasmin saja masih di obati oleh Gun, memang hanya hentakan sesaat tapi cukup membuat Yasmin tidak bisa bergerak karena rasa sakit yang dia derita dari dada hingga tembus belakang. andai dia adalah manusia maka sudah pasti tidak akan bisa bernafas, untung ada Gun yang bisa mengobati mereka semua.

"Satu persatu akan muncul iblis yang jauh lebih kuat sehingga kita tidak boleh lengah." Arini berkata serius.

"Kita harus terus waspada agar jangan sampai lengah di buat oleh lawan." Saiyara juga berkata dengan penuh semangat.

"Ini gara-gara didatangi oleh Arka maka dia menjadi terganggu dan sekarang menghampiri siapa saja yang sudah datang ke rumah dia." Arini tahu penyebab kedatangan kuntilanak merah.

"Jadi apa memang benar kalau dia meninggal karena di bunuh sang suami di rel kereta api itu?" Saiyara penasaran juga dengan kisah kuntilanak merah.

Arini mengangkat pundak tanda dia tidak tahu secara pasti apa yang sudah terjadi pada kuntilanak merah itu, entah memang dia telah di bunuh oleh sang suami atau memang dia meninggal karena kejadian lain, tapi yang jelas dia pasti meninggal di rel kereta api tersebut.

"Dia sudah tidak ada di sini lagi?" Seruni keluar dari rumah dan bertanya pada Arini.

"Sudah pergi, kau di dalam saja dan banyak berdoa pada Allah agar di lindungi." Arini menatap keponakan Purnama.

"Terima kasih sudah menolong aku tadi ya, Kak." Seruni menjadi sangat lega.

Arini mengangguk sambil tersenyum karena memang sudah tugas dia untuk melindungi Seruni yang ada di rumah ini, jadi apa pun yang terjadi maka Arini akan terus berusaha melindungi Seruni dari segala macam gangguan setan.

Selamat malam Besti, jangan lupa like dan komen kalian ya.