My Mafia Family

TAWARAN YANG GILA!

Saat ia baru saja kembali ke mansion, para pelayan menyambutnya seperti biasa termasuk Nora dan Selena yang juga ada di sana. Tentu, Charlie menghentikan langkahnya dan menoleh ke Selena, membuat Nora dan pelayan lain ikut terheran.

“Ini hari terakhir, aku harap ada kabar bagus untukmu dan untuk mereka.” Kata Charlie yang kini berhadapan dengan Selena, dimana jarak mereka sangat dekat.

Seperti seorang pekerja pada umumnya, Selena masih menunduk hormat, andai saja mereka hanya berdua, mungkin Selena sudah berani menatapnya.

“Saya tidak akan melupakannya. Mereka ada di ruang makan, mungkin Anda juga mau mencicipi hidangan makan malam bersama!” kata Selena yang mulai menatap nya seraya tersenyum kecil penuh sindiran.

Pria tampan itu menatap Selena cukup menarik. “Ikut aku.” Pintanya sambil melangkah ke arah ruang makan.

Selena tersenyum, sekilas menoleh ke Nora sambil mengikuti langkah Charlie.

Benar saja, Clara, Miles, Alma bahkan Damian— mereka tengah makan malam bersama, dengan tenang dan sopan. Cukup mencurigakan bagi Charlie yang kini memperhatikan keempat anak angkatnya saat ini. Hingga sesekali mereka mengintip ke arah Charlie yang menatap tegas.

“Ikutlah denganku.” Pinta Charlie sekali lagi dan melenggang pergi dari sana.

Selena memperhatikan mereka sebelum akhirnya dia mengikuti Charlie sampai masuk ke ruangan elegan pria itu. Sementara Damian menatap tak suka hingga rahang tegasnya berdenyut.

“Apa Selena akan mendapat hukuman lain?” tanya Clara yang membuat Damian menyeringai kecil dan kembali melahap makanannya.

“Mungkin hukuman yang lebih intim!” katanya cukup mengejutkan Clara dan Miles. Sedangkan Alma masih polos dan tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh ketiga kakaknya.

“Maksudmu... Seks?” kata Miles dengan jelas dan to the point.

Clara langsung menutupi kedua telinga Alma yang saat itu duduk di sampingnya. “Please... Jaga bahasa kalian!” tegas Clara menatap tajam ke Miles.

Miles tersenyum kecil saat Alma juga tersenyum lugu. Tentu, itu menunjukkan bagaimana Clara sangat sayang kepada Alma walupun bukan adik kandungnya.

“Mereka sudah pernah tidur bersama.” Kata Damian membuat Clara terkejut namun juga penasaran.

“Yang benar saja. Kau tahu darimana?” tanya gadis cantik itu menatap kakaknya.

“Karena aku yang menjebaknya saat itu! Sangat memuaskan...” kata Damian yang hanya di balas tatapan saja. Sedangkan Miles menggeleng kecil nan pasrah dengan apa yang sudah terjadi.

Sungguh, Clara menganga tak percaya dan masih menutupi telinga Alma. “Gila!”

Damian masih tersenyum puas, hingga dia mulai mengatakan kejujurannya. “Jika aku mendekatinya apa Charlie akan marah?”

“Jangan gila Damian.”

“Ayolah...” gerutu Miles yang tak ingin ikut-ikutan.

“Santai saja, itu hanya ucapan. Aku tidak mungkin tertarik dengan wanita seperti Selena.” Kata Damian yang mulai meneguk segelas beer.

“Jika kau tertarik?” kata Clara yang sekedar bertanya-tanya saja. Namun pertanyaan itu membuat Miles juga ikut penasaran.

Damian terdiam beberapa saat sambil bersandar menatap kedua saudaranya saat Alma sibuk makan.

“Maka aku mungkin akan berurusan dengan Charlie. Aku bisa melihat pria itu tertarik dengan nona Dakota!” katanya yang mulai beranjak dari kursinya lalu pergi begitu saja.

Clara dan Miles saling berhadapan dengan tatapan penuh harapan agar semua itu tidak terjadi.

“Damian benar-benar nekat.” Kata Miles.

“Yah.. Dia memang gila!” balas Clara yang mulai melepaskan Alma.

Sementara di ruangan Charlie. Pria itu baru saja menuangkan beer di dua gelas untuknya dan untuk Selena. “Duduklah.” Pintanya sehingga Selena yang tadinya hanya berdiri, kini ikut duduk di sofa panjang saat Charlie duduk di sofa singel.

Pria itu meneguk minumannya hingga habis, meletakkan gelas kristal di atas meja saat matanya menatap ke Selena. “Minumlah,”

“Aku tidak minum banyak beer.”

“Tenang saja, tidak ada obat perangsang di dalamnya. Aku ingin kau tetap sadar saat mendengar kan ku.” Kata Charlie yang semakin membuat Selena berkerut alis penuh tanya.

“Apa yang ingin kau katakan? Apa soal orang-orang yang mencari ku?”

“No.”

“Lalu soal apa?”

Keduanya masih terdiam dan saling beradu pandang. Entah apa yang Charlie inginkan dari Selena, namun tatapannya begitu lekat dan tegas. “Menikahlah denganku.”

Terkejut? Tentu saja terkejut, baru kali ini dia mendengar seorang pria melamarnya terus terang. Memang banyak yang tergoda oleh Selena setiap kali dia menyamar sebelum membunuh, namun kebanyakan dari mereka selalu diawali dengan kemesuman. Sementara Charlie Bellucci? pria itu justru langsung mengatakannya dengan tatapan datar namun yakin.

“Mungkin kau salah mengeja Tuan Charlie.”

“Marry me! Apa itu kurang jelas untukmu?” tegas Charlie namun terkesan tenang.

Selena tersenyum tak percaya dan seketika suhu di sekitarnya seolah memanas. “Ada waktu untuk berpikir dan alasan untukku?”

“10 detik adalah waktu mu. Dan alasannya, anggap saja aku menahan mu di sini agar merawat mereka berempat. Aku tidak bisa menjamin kau hidup jika aku melepaskan mu.” Ujar Charlie.

Selena tertegun, tersenyum miring hampir tak terlihat.

“Aku bisa menjaga diri ku sendiri. Dan jika aku menolak tawaran pernikahan mu, apa yang kau lakukan? Memaksaku?”

Wanita itu menatap dengan menantang. Sementara Charlie masih menatap tenang namun tegas nan tajam.

“Kalau begitu pergilah dari sini, tugasmu sudah selesai dan jangan pikirkan nasib mereka di sini dan di tanganku. Simple!” jelas Charlie yang mulai bangkit dari duduknya dan hendak pergi ke arah lain.

Tentu, itu cukup menekan susi lembut Selena. Ia segera bangkit memanggil Charlie dan mengikutinya dari belakang.

“Itu sama saja menekan ku! Kau tidak bisa melakukan itu. Mr. Charlie!” panggil Selena yang masih diabaikan oleh pria berkemeja hitam itu.

“I Will! (aku bisa)! Dan ini keputusan ku.” Katanya yang sama sekali tidak menoleh.

Langkah Selena terhenti pasrah, menatap Charlie sedikit kesal. “Kalau begitu katakan alasan mu merawat keempat anak angkat mu itu? Aku sudah membuat mereka menurut.” Tegas Selena.

Charlie berbalik memasukan kedua tangannya ke saku celana dan menatap datar sedikit berkernyit kening. “Apa yang aku dapatkan jika aku mengatakannya kepadamu? Semua itu tidak termasuk ke dalam hukuman dan kesepakatan kita.”

Selena terdiam, memikirkan nasib mereka berempat terutama Alma dan Miles yang masih dibawah umur.

Wanita itu menggigit bibir bawahnya sambil berkacak pinggang dan menatap lekat ke Charlie Bellucci, si tenang namun mengesalkan.

“Aku akan menikah denganmu.” Kata Selena yang langsung menjawab tanpa ragu. Jika dia bisa membunuh tanpa ragu, kenapa tidak bisa menjawab hal sepele tersebut bukan.

Jawaban itu sudah cukup untuk Charlie dengar.

“Good. Tapi aku membutuhkan kepercayaan lebih dulu. Kita menikah setelah itu aku akan memberitahumu.” Kata Charlie yang kini malah membuat Selena menyeringai tak percaya.

“Aku juga butuh kepercayaan Mr. Charlie.”

“Keputusan dan perintah ada di tanganku. Pikirkan sebelum bertindak Nona Dakota.” Kata Charlie dengan tenang, lalu melenggang masuk ke kamarnya.

Dengan kesal Selena mengepalkan tangannya dan menghela nafas panjang serta menunduk pasrah bak orang kelelahan. Sungguh! Keinginan Charlie benar-benar membuatnya tertekan. Apakah itu yang disebut <>?

Ya, Selena merasakan tekanan itu sekarang.