NovelToon NovelToon
My Perfect Daddy

My Perfect Daddy

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / One Night Stand / Nikah Kontrak / Tamat
Popularitas:31M
Nilai: 5
Nama Author: myafa

Season kedua dari My Baby CEO

Menjadi ayah adalah hal membahagiakan. Hingga seorang ayah berusaha menjadi ayah yang sempurna untuk keluarga.

Namun, siapa sangka jika segala ujian menanti untuk mencapai sebuah kesempurnaan menjadi seorang ayah.

Bryan dan Shea yang harus mengurus baby Al-anak dari Regan dan Selly, harus membagi kasih sayang antara baby El dan baby Al.

Regan yang berusaha menjadi sempurna untuk istri dan anaknya, harus terjebak dalam kehidupan Bryan dan Shea karena anaknya.

"Jika dulu aku memiliki masa lalu yang baik, aku tidak akan setakut ini kehilangan dirimu," ucap Bryan melihat kedekatan antara istrinya dan kakak iparnya.

cover by Milda



Bagaimana kisah rumah tangga mereka?



Baca kelanjutannya di
My Perfect Daddy


Up setiap hari
Jam 12 WIB

Jangan lupa mampir juga Instagram dan facebook untuk mendapatkan info-info.

Instagram: Myafa16
FB : Myafa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Agar bisa memelukmu

"Makan yang banyak!" ucap Bryan seraya mengambilkan nasi dan lauk untuk Shea.

Mata Shea membelalakkan melihat nasi di dalam piringnya yang semakin banyak saat suaminya memberinya lagi. "Sayang, kenapa aku harus makan banyak?" tanya Shea heran.

"Karena kamu akan menyusui malam nanti."

"Iya, tapi tidak sebanyak itu juga," keluh Shea, "yang terpenting gizi didalamnya, buka berapa jumlahnya."

"Iya, tapi kamu akan mudah lapar."

"Aku akan makan berkali-kali, bukan makan sekali tapi sebanyak ini." Shea memanyunkan bibirnya, merasa kesal dengan ulah suaminya yang memberinya makan yang banyak.

Dia pikir aku sapi perahan yang harus makan banyak untuk menghasilkan susu. Shea menatap tajam suaminya kesal.

Perdebatan panjang terjadi di meja makan antara Bryan dan Shea. Bryan yang tidak mau sampai Shea kelaparan karena menyusui, memaksa istrinya itu untuk makan dalam porsi banyak, sedangkan Shea yang merasa tidak akan mampu menghabiskan makanan banyak yang berada di dalam piringnya terus melayangkan protes.

"Iya, tapi karena itu sudah berada di piringmu, lebih baik kamu makan sekarang!" ucap Bryan menghentikan perdebatan dengan istrinya.

Shea hanya bisa mendengus kesal. Mau tidak mau, dia harus memakan makanan sudah terlanjur berada di piringnya. Karena dia tidak mau membuang-buang makanan yang ada.

Menikmati makannya, sesekali mereka melihat ke arah monitor CCTV yang menunjukan kegiatan bayi-bayi di dalam kamar. Bayi-bayi itu sedang menikmati tidurnya, menyiapkan diri untuk berjaga sepanjang malam.

Selesai makan, Bryan dan Shea menuju kamar bayi untuk mengecek keadaan baby Al dan El. Namun, sayangnya kedua bayi itu masih asik menikmati tidurnya, seolah amunisi mereka untuk nanti malam belumlah penuh.

Memanfaatkan itu semua, Bryan dan Shea menikmati waktu berdua. Di dalam kamar mereka sendiri, mereka menikmati dalam kehangatan pelukan. Bryan dan Shea menyadari jika waktu-waktu seperti ini sangat berharga.

"Tadi aku memfoto baby Al dan El," ucap Shea pada Bryan.

"Apa mereka sekeren aku jika di foto?" tanya Bryan seraya melonggarkan pelukannya. Membiarkan Shea untuk mengambil ponselnya.

Lepas dari pelukan Bryan, Shea mengambil ponselnya, dan langsung menunjukannya pada suaminya. "Mereka lebih keren dibanding kamu!" Tangan Shea membuka layar ponselnya dan menunjukan pada Bryan. Beberapa angel foto diambil oleh Shea. Walaupun sebenarnya hanya foto biasa karena bayi-bayi itu belum bisa apa-apa. Namun, bagi Bryan dan Shea itu tetap menakjubkan. Shea juga menunjukan beberapa vidio yang dia ambilnya, dan membuat Bryan senyum-senyum sendiri melihatnya.

Saat merasakan kebahagiaanya, Bryan teringat dengan kakaknya. Dia pun meminta Shea untuk mengirim foto dan vidio itu pada Regan. Pikirannya menerka, jika kakak iparnya itu akan menunjukan pada kakaknya, hingga mungkin akan membuat kakaknya itu tergerak untuk sadar.

Saat sedang menunggu Shea mengirim foto, mata Bryan beralih pada layar monitor yang berada di dalam kamarnya yang menunjukan kegiatan para bayi. Tepat saat Bryan melihat, dia melihat para bayi mulai ada pergerakan, dan itu menandakan jika mereka sudah bangun. "Sepertinya kita sudah harus bersiap-siap," ucapnya.

Shea yang sedang menatap layar ponselnya beralih menatap layar monitor CCTV di kamar bayi. "Sepertinya begitu," jawab Shea dengan tawa kecil. Dia meletakan ponselnya dan berdiri menuju ke kamar bayi bersama dengan Bryan.

Namun, kali ini mereka berdua sudah bersiap. Shea sudah menyiapkan susu untuk stok malam hari, dan dugaan mereka benar, jika dua bayi itu menangis secara bersamaan. Dengan cepat Bryan menghangatkan susu sedangkan Shea berusaha menenangkan dua bayi yang berada di dalam box bayi. Dia mengalihkan tangis mereka dengan menggoyangkan rattle dan menciptakan suara 'krincing-krincing'. Baby Al dan El pun menghentikan tangisnya dan beralih pada mainan yang sedang digerakkan oleh mommy-nya.

Sayangnya, tangis mereka hanya sesaat saja. Karena sesaat kemudian mereka menangis, karena sebenarnya mereka sedang sangat haus. Dengan lembut Shea mengangkat baby Al, karena yang menangis lebih dulu adalah baby Al. Dia membawa baby Al dalam pangkuannya dan menyusuinya.

Bryan yang selesai menghangatkan susu pun langsung mengangkat baby El ke dalam dekapannya, menyusul Shea yang sibuk menyusui Al di sofa. Menaruh El dalam pangkuannya, Bryan memberikannya susu dengan botol. "Kenapa dia tidak mau?" tanya Bryan yang bingung karena mulut kecil El menolak menyesap botol.

Shea menoleh dan mendapati El yang menolak susu dari botol. "Mungkin dia belum terbiasa, karena dia biasa minum langsung dari aku," jelas Shea, "pelan-pelan saja, nanti dia akan belajar."

Bryan pun menuruti apa yang dikatakan istrinya. Memberikan susu dengan perlahan pada baby El. "Kamu seperi daddy, daddy juga sudah terbiasa dengan milik mommy," ucapnya.

Mata Shea langsung membulat mendengar ucapan Bryan yang tidak jelas itu. "Ya Tuhan ... jadi apa anakku nanti jika daddy-nya tidak punya rem saat berbicara?" sindir Shea.

Ucapan Shea itu hanya berbalas tawa dari Bryan, tetapi tawanya terhenti saat dia mengingat sesuatu. "Sampai kapan mereka akan tidur dengan kita?"

"Aku dengar sampai mereka umur empat bulan. Nanti saat empat bulan mereka sudah mulai teratur. Di siang hari mereka akan bangun, dan malam hari mereka akan lebih banyak tidur." Shea menjelaskan pada suaminya tentang apa yang dia tahu.

Bryan menghela napas saat harus bersabar kembali untuk menunggu waktu tidur berdua dengan Shea saja. Dia hanya berharap empat bulan tidak akan lama.

***

Di tempat lain, Regan yang sedang asik menikmati menunggui Selly, mendengar nada pesan masuk ke ponselnya. Mengambil ponsel yang berada di dalam saku celananya, dia melihat siapa yang mengiriminya pesan, dan nama Shea yang tertera di layar depan ponselnya. Mengusap layar ponselnya, dia melihat apa yang dikirim Shea.

Senyum langsung tertarik di bibir Regan saat melihat foto dua bayi yang begitu mengemaskan. Ditambah lagi ada vidio yang menunjukan bagaimana dua bayi sedang saling berdampingan. "Lihatlah, Sayang!" ucap Regan menunjukan foto dan vidio pada Selly. "Anak kita dan anak Bryan dan Shea begitu mengemaskan."

Walaupun tidak ada pergerakan dan respon Selly, tetapi Regan tetap menunjukan pada istrinya itu. "Semua orang memanggilnya baby Al dan El. Al itu dia ambil dari nama Alexander, sedangkan El itu diambil dari nama Elvaro." Regan masih terus saja berbicara.

Tangan Regan meraih tangan Selly. Menariknya lembut dan mendaratkan satu kecupan. "Aku juga menamai anak kita sesuai dengan yang kamu pilih, Aaron Alexander Maxton." Matanya sudah berkaca-kaca mengingat rencana-rencana indah yang sudah disusunnya. Mungkin lebih tepatnya yang disusun oleh Selly.

Ada penyesalan di hati Regan. Sikapnya yang dingin kadang mengabaikan Selly yang setiap hari berceloteh menceritakan segala hal. Dia lebih memilih menjadi pendengar yang baik untuk istrinya, dibanding menjadi lawan bicara. Namun, kini dia berjanji saat istrinya itu sadar nanti, dia tidak akan mengabaikan lagi.

Sepanjang malam Regan bercerita tentang segala hal yang dikerjakan. Mulai dari pekerjaannya, dan banyak hal lagi. Kini pria dingin itu akhirnya lebih sering membuka mulutnya untuk bercerita. Sesekali dia meledek dirinya sendiri di hadapan Selly. Karena sekarang dia menjadi cerewet sepeti istrinya.

***

Pagi ini Bryan meminta Shea saja yang menemani anak-anak berjemur. Dia hanya membantu mengendong Al untuk menuju tempat di mana biasa mereka berjemur. Setelah itu dia kembali ke kamar lagi.

Berdiri di depan tempat tidur, dia memandangi tempat tidur. "Kemana harus aku geser," gumamnya.

Akhirnya setelah menemukan tempat yang pas, dia menggeser nakas, dan melanjutkan menggeser tempat tidur. Sesekali Bryan menghentikan gerakan menggeser tempat tidur karena kelelahan.

Shea yang sudah selesai menjemur bayi-bayi, membawa kembali bayi-bayi ke kamar. Dibantu oleh asisten rumah tangga, dia menggendong baby Al dan El. Saat meletakkan baby Al dan El, Shea mendengar suara benda digeser. Karena penasaran dia mencari sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari kamarnya. Membuka pintu kamar, dia mendapati Bryan yang sedang menggeser tempat tidur. "Apa yang sedang kamu lakukan?" tanyanya.

"Menggeser tempat tidur." Bryan menjawab seraya menggeser tempat tidurnya. Napasnya terengah-engah karena keberatan menggeser tempat tidur yang begitu berat.

"Iya, aku tahu, tapi untuk apa kamu menggeser tempat tidur." Shea semakin bingung dengan apa yang dikerjakan oleh suaminya.

"Karena agar tempat tidur bisa menempel di dinding." Akhirnya Bryan selesai menggeser tempat tidur. Dia memijat pinggangnya yang begitu sakit karena membungkuk saat menggeser tempat tidur.

"Untuk apa?" Shea belum menemukan jawaban pastibatas apa yang dikerjakan oleh suaminya.

"Aku mau Al dan El tidur di pojok, lalu aku bisa tidur di sampingmu dan memelukmu," ucap Bryan seraya memeluk tubuh Shea.

Dahi Shea berkerut dalam mendengar ucapan suaminya. Namun, seketika Shea tersadar alasan apa yang membuat Bryan memindahkan tempat tidur. Selama ini Bryan dan Shea selalu tidur di antara Al dan El, karena takut anak-anak terjatuh. Jadi Bryan sengaja menggeser tempat tidur menempel dinding, pasti agar saat bayi-bayi tidur tidak terjatuh.

"Aku ingin tidur memelukmu, jadi biarkan Al dan El tidur dipojok." Bryan mengeratkan pelukannya dan menaruh dagunya di bahu istrinya. Suaranya terdengar penuh pengharapan jika istrinya akan mengizinkan.

"Iya," jawab Shea tersenyum.

Bryan langsung mendaratkan kecupan di pipi Shea, dan berlalu ke kamar mandi untuk bersiap berangkat ke kantor. Shea hanya tersenyum dan menggeleng melihat aksi suaminya pagi-pagi. Akhirnya Shea kembali ke kamar bayi untuk memandikan baby Al dan El.

.

.

.

.

.

... Jangan lupa Like, Koment dan Vote...

Mampir juga ke karya lain ku. Klik profil Myafa

1
Sylvia tjan
Luar biasa
Luzi Refra
👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏🌟🌟🌟🌟🌟
Sri Muryati
Luar biasa
Sri Muryati
Lumayan
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
BRYAN SHEA2
pipi gemoy
👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
🙏🏼
pipi gemoy
hadiah buat bayi cantik 🌹
pipi gemoy
👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
🙏🏼☕
pipi gemoy
😆😆😆😆😆😆😆😆😆👻
suami gue banget 🤣🤣🤣🤣🤣
pipi gemoy
vote Thor
untuk 2daddy✌🏼
pipi gemoy
😆😆😆😆😆😆😆😆
ada adegan action nya Thor 🌹😂
ALVARO DIRGANTARA
Luar biasa
pipi gemoy
pasti Daddy Bry😆😆😆😆😆😆👻
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼🌹
pipi gemoy
mampir lagi Thor 🙏🏼
Karin19
Luar biasa
Ing
Dari semua karya Kak Myafa yg ter-FAVORIT yaitu Daddy Bryan & Mommy Shea 😍🥰😘
Ceritanya sprti nyata mereka bersama2 berjuang menjadi pribadi yg lbh baik lg, benar2 kolaborasi pasangan yg tulus mengasihi & mencintai dgn cara mereka sndiri.
Diah Ani Pratiwi
Luar biasa
Iin Kurnia Rini
Bagus
Lailatul Fadhilah
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!