NovelToon NovelToon
LUKA YANG TAK TERLIHAT

LUKA YANG TAK TERLIHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Hai.. aku balik nulis lagi setelah menghilang hampir 4 tahun. semoga kalian bisa menemukan serta bisa menerima kehadiran karya ini ya...

Rania dan Miko, bukan pasangan masalalu. Mereka saling membenci. Rania memiliki sifat jahat di masa lalu. Namanya di blacklist hingga jatuh sejatuh-jatuhnya, dibuang ke tempat asing, lahirkan anak kembar hingga menikah dengan orang yang salah, siksaan mental dan fisik ia terima selama 4 tahun. Menganggap semua itu Karma, akhirnya memilih bercerai dan hidup baru dengan putra-putrinya. Putranya direbut ibu Miko tanpa mengetahui keberadaan cucu perempuan, hingga berpisah bertahun-tahun. Si kembar, Alan-Chesna tak sengaja bertemu di SMA yang sama.

Gimana kisah lengkapnya?

Selamat membaca yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Chesna menatap layar ponselnya dengan wajah dongkol, lalu melirik ke tumpukan susu di sudut ruangan. Ia mendesah panjang, lalu bergumam lirih sambil tersenyum kecut, “Ni orang kenapa jadi baik sekali?…”

Chesna memang mengamankan paketan susu pemberian dari Gideon. tapi ia tidak berencana untuk meminumnya sedikitpun. Ia harus belajar dari pengalaman dalam pertemanannya selama ini. Dulu waktu masih SMP, Chesna pernah didatangi ibu temannya untuk melarang Chesna terlalu dekat dengan anak mereka. Bahkan pernah seorang teman membawakan Chesna makanan berupa jajanan dan betapa Chesna sangat malu saat didatangi oleh mama temannya yang memarahinya karena anaknya kerap meminta uang jajan dan selalu berbagi dengan Chesna. Padahal, teman-temannya hanya sekedar membalas bantuan Chesna yang kerap menolong saat teman-temannya tidak mengerjakan PR Matematika.

Termasuk yang Chesna saksikan semalam, Mama Shenia jelas melarang putrinya bergaul dengan dirinya.

Apa lagi ini Gideon, yang notabene tidak terhubung dalam urusan apapun, tiba-tiba mengirim makanan dan minuman bergizi. Kali aja setelah ini mamanya Gideon mendatanginya perihal pemberian putranya, itu yang Chesna waspadai.

Soal pertemanan, Chesna memang selalu beruntung memiliki teman yang tulus. Tapi sayang, tidak demikian dengan sebagian besar dari orangtua mereka.

Chesna sudah biasa berhemat, itu sebabnya mungkin teman-temannya merasa prihatin. bahkan uang makan yang ia keluarkan setiap hari sudah memiliki hitungan.

Chesna tidak akan melewati limit dengan alasan apapun kecuali darurat. Bukan tanpa alasan, itu semua karena

Chesna dan mamanya memiliki mimpi yang sangat besar, yaitu memiliki minimarket sembako.

Meski terdengar mustahil, tapi keduanya sudah bertekad. Untuk itu Rania harus bekerja keras bekerja sementara Chesna wajib sekolah dengan benar.

__

Alan masih berada di kamarnya padahal matahari pagi sudah menyingsing. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan mata yang masih menyisakan kegelisahan.

Sikap Chesna yang terang-terangan mengabaikannya membuat Alan terus kepikiran. Terlihat jelas kalau Chesna sengaja menyambut tangan Gideon karna kecewa pada Alan.

Alan menutup wajah dengan kedua tangannya. “Kenapa aku harus berpura-pura? Kenapa aku nggak bisa jujur?” gumamnya lirih. Ada kelegaan tiap kali ia berhasil melihat Chesna, meski hanya sekilas. Tapi juga ada rasa sakit, karena ia harus berpura-pura tak mengenalnya.

Perasaan itu berlapis. Rindu pada kembaran yang dulu tumbuh bersamanya, sekaligus rasa kagum pada sosok gadis yang kini tampak begitu berbeda, begitu kuat.

Air mata yang sejak tadi tertahan akhirnya jatuh tanpa bisa dicegah. Alan buru-buru menghapusnya, khawatir kalau ada yang masuk ke kamarnya.

___

Bel tanda masuk sudah berbunyi sejak lima menit lalu, halaman sekolah sunyi. Gerbang utama terkunci rapat. Chesna berdiri di sisi pagar tinggi, menatap sekeliling dengan cemas. Ia menarik napas panjang lalu meraih pijakan di dinding samping.

“Aduh, kalau ketahuan bisa gawat…” gumamnya, tapi ia tetap berusaha.

Baru separuh badan naik, sebuah suara terdengar dari belakang.

“Serius? Kamu kira itu ide bagus?”

Chesna terlonjak kaget. Ia menoleh, dan matanya langsung membelalak. Alan berdiri tak jauh darinya, tas tersampir di bahu, wajahnya menampilkan senyum setengah geli.

“Kamu ngapain di sini?” sergah Chesna, wajahnya memerah.

Alan mengangkat alis. “Harusnya aku yang nanya. Tapi kayaknya jawabannya jelas, kita sama-sama terlambat.”

Chesna mendengus, melanjutkan usahanya memanjat. “Kalau gitu jangan halangin aku. Aku harus cepat.”

Alan mendekat, menengadah menatapnya. “Kamu yakin? Satu gerakan salah, bisa jatuh. Kamu mau masuk sekolah dengan kaki digips?”

Chesna berhenti, Ia menoleh lagi, kali ini dengan tatapan ragu. Alan mengulurkan tangannya, wajahnya serius.

“Ayo, sini. Aku bantu. Kita manjat bareng, atau aku duluan biar bisa narik kamu dari atas.”

Ada jeda panjang. Chesna bimbang, gengsi menolak, tapi posisinya benar-benar tidak menguntungkan. Akhirnya, dengan helaan napas pasrah, ia mengulurkan tangan.

Alan menggenggamnya erat. Sentuhan itu adalah kali pertama setelah lima tahun. Alan tersenyum tipis, menahan diri untuk tidak terlalu lama menatap mata kembarannya.

“Pegangan yang kuat. Jangan lepas,” katanya pelan.

Mereka akhirnya berhasil melompati pagar bersama. Begitu mendarat, Chesna buru-buru melepaskan genggamannya.

Alan terkekeh kecil. “Tuh kan, lebih gampang kalau bareng.”

Baru saja Chesna dan Alan merapikan seragam, suara berat terdengar dari belakang.

“Heh, kalian berdua! manjat tembok, ya?”

Chesna dan Alan refleks kaku. Pak Satpam berdiri dengan tangan menyilang di dada, menatap tajam.

“Eh… selamat pagi, Pak,” Alan mencoba tersenyum, tapi senyum itu malah terlihat kaku.

“Pagi, pagi. Pagi dari mana? Dari tembok?!” bentak Pak Satpam.

Chesna hanya menunduk. “Maaf, Pak… kami terlambat…” suaranya nyaris seperti bisikan.

“Udah, ikut saya. Kita ke ruang guru piket sekarang juga,” kata Pak Satpam tegas.

Alan melirik Chesna sekilas, lalu menunduk patuh. Dalam hati ia ingin tertawa melihat wajah Chesna yang semakin panik, tapi ia menahan diri.

Di ruang guru piket, Bu Yani sudah menunggu dengan wajah galak. “Astaga… Alan? Kamu?”

Alan menggaruk belakang kepala. “Hehe… iya, Bu. Maaf.”

“Apalagi kamu, Chesna? Minggu lalu kamu telat, sekarang sampai manjat pagar pula?”

Chesna menutup wajah dengan buku, malu luar biasa. “Sungguh, Bu, tadi saya—”

“Jangan alasan! Dua-duanya catat pelanggaran. Nanti ikut kerja bakti tambahan. Mengerti?”

Alan dan Chesna saling melirik, lalu kompak mengangguk. “Mengerti, Bu.”

Pak Satpam menghela napas. “Untung nggak jatuh tadi. Kalau jatuh, repot juga ngurusinnya.”

Chesna makin menunduk. Alan menatapnya sekilas, lalu tersenyum tipis. Ia merasa aneh bahkan di momen memalukan begini, ia merasa dekat dengan kembarannya itu.

Selesai diberi hukuman, mereka berdua keluar dari ruang piket.

“Tunggu,” bu Yani menyipit matanya menyelidik. “Kalian berdua … kenapa sangat mirip?”

Hening sejenak, bahkan ibu guru menyadarinya, Alan ingin sekali berkata jujur.

“Ya sudah, buruan ke kelas” usir bu Yani.

Keduanya pun keluar dari ruang piket. Tidak ada basa-basi lagi, bahkan tidak ada kata terima kasih, Chesna sudah berjalan cepat mendahului. Alan hanya terkekeh kecil, mengikuti dari belakang.

Disisi lain. Suasana kelas masih agak lengang meski bel masuk sudah berbunyi beberapa menit lalu. Gideon duduk di kursinya, buku pelajaran terbuka.. Ia sedang menuliskan beberapa catatan, namun perhatian buyar ketika melihat sosok yang berlari kecil melewati jendela kelas.

Chesna.

Gadis itu tampak terburu, memeluk beberapa buku di dada, wajahnya serius seolah sedang mengejar sesuatu. Gideon refleks menegakkan tubuh, matanya mengikuti gerak Chesna sampai menghilang.

“Cieh, Gideon. Tumben banget cewek kamu lewat sini. Kode banget ga sih,”Celetuk teman-temannya.

Belum sempat ia mencerna, langkah lain menyusul dari arah yang sama. Alan.

Gideon membeku di kursinya. Ia menangkap jelas ekspresi Alan, senyum tipis yang jarang terlihat di wajahnya, sebuah senyum yang entah kenapa terasa terlalu tulus untuk sekadar teman satu sekolah biasa.

“Alan… sama Chesna?” gumamnya, nyaris tak terdengar.

Tangannya yang memegang pulpen menegang. Hatinya digelayuti perasaan asing,. Gideon merasa dadanya panas, campur aduk antara penasaran, tidak suka, dan… tentu saja cemburu.

Teman sebangkunya menepuk pelan meja. “Kenapa, Don? Lihat apa sih? kok masih melotot ke jendela?”

Gideon buru-buru menutup bukunya. “Nggak, nggak ada apa-apa,” jawabnya singkat. Tapi dalam hati, ia tak bisa membohongi dirinya sendiri.

Ada sesuatu yang terjadi antara Alan dan Chesna. Dan Gideon merasa tidak suka karena tidak tahu.

____

Ada komen?

1
septiana
kemana shenia??? apa dia dilarang mamanya??🤔
septiana
bukan kamu yg di musuhin Chesna,tapi Chesna yg bakal di musuhin cewek 1 sekolah
septiana
kamu jangan kawatir Alan bakal nikung kamu Gideon.. karena Chesna itu saudara kembarnya Alan
Nurlaila Ikbal
jangan lama2 thor buat chesna kumpul bareng mm nya
septiana
Miko, Chesna itu juga anak mu. jangan lihat dia sebagai musuh hanya karena Alan begitu peduli.. suatu saat kamu akan menyesal karena menganggap Chesna sebagai ancaman.
Adinda
seharusnya kamu melindungi adikmu alan walau bahaya sekali pun bagaimana perasaan mommy mu kalau tau kamu gagal melindungi adikmu
septiana
yap bener kata shenia,kamu itu harus PD Chesna..
septiana
Miko sudah mulai melunak,tapi masih banyak yg harus di pikirkan Rania.
Nurlaila Ikbal
sedih banget dengan nasib chesna
Reetha: Makasih kk udah baca kisah ini. Ayok lanjut ya kk
total 1 replies
Adinda
aku gak rela kalau rania sama miko Sudah cukup penderitaan rania atas perbuatan miko lebih baik rania sama pria yang lebih dari miko
Reetha: Makasih atas komennya ya kk😍😍😍
total 1 replies
septiana
pasti sedih banget sudah didepan mata tapi seperti ada tembok tinggi yg menghalangi.. untuk Alan Chesna sabar ya semua akan indah pada waktunya. walaupun jalannya tak semudah itu.
Daulat Pasaribu
sedihnya rania sama anak anaknya
Daulat Pasaribu
kok bisa si rania dapat kehidupan yg menyakitkan,kesalahan apa yg di perbuatnya sampai vertahun tahun hidup di dalam penderitaan
Reetha: Makasih udah mampir ya kak. Silakan panjut baca kk🥰🥰
total 1 replies
septiana
apa ya yg akan dikatakan Lila??🤔
septiana
sebenarnya kamu sendiri yg membuat Chesna terasa menjauh... ya,karena Alan. sekarang Chesna sudah tau siapa kamu Miko.
septiana
akhirnya Chesna tau masa lalu itu.. sabar ya Chesna tunggu ibu mu menjelaskan semuanya. kalau sampai Miko tau kamu juga anaknya bisa bisa kamu juga diambil sama dia.
septiana
hadeh udah ketemu di depan mata, malah begini jadinya. Alan pura2 ga kenal untuk melindungi Chesna apa ya🤔ah ditunggu aja kelanjutannya...
Reetha: Silakan ditunggu kk😍
total 1 replies
septiana
udah mulai ada rasa nih Gideon sama Chesna.. bener kata shenia,kamu jangan ganggu Chesna karena hidupnya tidaklah mudah.
septiana
ternyata seorang Chesna bisa mengganggu pikiran Gideon. sayangnya Chesna ga merasa diperhatikan malah Gideon yg kelabakan sendiri..
septiana
ini bisa juga di katakan pertarungan... pertarungan antara ego dan hati Miko yg ingin memiliki anak-anaknya tapi enggan dengan ibunya.. apalagi nanti kalau Miko tau Chesna adalah anaknya ini benar-benar jadi peperangan antara Miko dan Rania.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!