Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Ayunda dan teman - temannya sampai di cafe tepat waktu. Saat akan masuk cafe seperti biasa mereka akan bertemu dengan Bima yang juga baru sampai.
"Hai ladies,"sapa Bima dengan senyum menggoda.
"Haii Bima," balas ketiga gadis tersebut. Siska yang belum mengenal Bima tentu tidak membalas sapaannya.
Bima melirik kearah Siska tanpa mengedipkan mata sedetik pun. "Ada bidadari dari mana nih cantik banget,"rayu Bima.
"Hmm dasar cowo gak bisa liat cwe cantik dikit."ketus Tika.
Bima tersenyum smirk, "kenapa cemburu ya?"
"Bima kenalin ini Siska teman aku dari Bandung dan Siska ini Bima teman kerja aku di cafe."
Bima pun mengulurkan tangannya.
"Hai aku Bima," ucapnya dengan lembut.
"Siska,"balasnya. Untuk sesaat Bima larut dalam pandangannya dengan Siska dan tangan mereka pun masih memegang tangan Siska erat.
"Woii.. Sampai kapan tuh tangan nempel kaya gitu," tegur Tika tersenyum menggoda.
"Eh iya maaf. Soalnya susah banget dilepasnya,"tawa Bima.
"Kamu juga mau kerja disini," tanya Bima kepada Siska.
"Gak kok, aku cuma main aja kebetulan libur kuliah," jawab Siska.
"Siska ini juga saudaranya mas Taufik, dia kesini mau ketemu sama mas Taufik,"ucap Ayunda menjelaskan.
"Oh. Gitu. Ya udah yuk masuk nanti keburu ada mak Lampir."
"Hah, emang di sini ada mak Lampir ya?"Tanya Siska polos.
"Iya ada mak lampir sama anak lampir, nanti kalau udang dateng aku kasih tahu kamu," balas Bima lagi.
Saat ketiga temannya sudah mulai bekerja Siska memilih menunggu Taufik di dalam ruang istirahat.
Satu jam kemudian Taufik datang dengan motor sport nya.
Ayunda yang melihat kehadiran Taufik pun langsung mendekat.
"Selamat pagi mas Taufik,."
"Pagi Ayunda, bagaimana cafe lancar kan?"
"Lancar kok mas, cuma itu aku mau bilang kalau Siska udah nunggu mas Taufik dari tadi sekarang dia lagi si ruang istirahat."
"Oiya.. Dia datang kesini, kamu suruh langsung ke ruangan aku aja ya. Aku mau ngobrol di atas aja."
"Baik mas aku akan suruh Siska naik,Permisi mas."
***
Nathan yang sejak awal datang di kantor telah dibuat sibuk dengan tumpukan dokumen yang harus ia pelajari dan tanda tangani. Hingga waktu sudah menunjukkan jam makan siang tapi Nathan masih berada di dalam ruangannya.
Tok tok tok..
Zaky mengetuk pintu ruangan Nathan kemudian langsung masuk meski belum di persilahkan oleh sang pemilik ruangan.
"Bos sudah jam makan siang nih kamu gak mau makan dulu."
Nathan melihat ke arah jam tangannya dan benar saja sudah jam 12.05. Nathan menutup dokumennya dan melempar kunci mobilnya ke arah Zaky.
"Kita makan di cafe tempat Ayunda kerja, ada yang ingin aku bicarakan dengan dia."
"Oke bos siap."
Mereka berdua berdiri kemudian melangkahkan kakinya untuk keluar.
Mereka masuk ke dalam lift yang hanya diperuntukkan oleh bos dan asistennya.
Saat keluar dari lift banyak karyawan mengangguk hormat ke arah bosnya tersebut.
"Gila bisa kita ganteng banget tiada banding, namun sayang dingin banget,"ucap salah satu karyawan.
"Iya, mau dong jadi istri bos, ujar yang lainnya.
Jangan mimpi kalian, katanya bisa kita itu susah move on dari mantannya yang dulu," ucap yang lain lagi.
Memang bukan rahasia lagi jika Nathan susah move on dari masa lalu nya masih begitu melekat di dalam hatinya.
***
Zaky menghentikan mobilnya di parkiran cafe tempat ayunda bekerja. Nathan dan Zaky keluar dari mobil dan menuju pintu masuk cafe. Saat sudah berada di pintu mereka mencari tempat yang masih kosong. Setelah beberapa saat mencari akhirnya Zaky memilih duduk di meja pojok dekat jendela.
Tika yang lebih dulu menyadari kehadiran Nathan pun menyenggol lengan Ayunda.
"Yun, ada kak Nathan tuh kamu layani dulu gih."
Ayunda menoleh ke arah tunjuk Tika dan berdiri mengambil buku menu.
"Selamat siang kak, silahkan buku menunya."
Nathan mendongak menatap Ayunda, Zaky yang mengambil buku menu tersebut dan memesan makanan untuk mereka berdua.
"Kamu sabtu malam besok ada acara tidak.?"Tanya Nathan kepada Ayunda.
"Ti.. Tidak kak kenapa ya..?"
"Mami ngundang kamu ke acara pesta ulang tahun pernikahannya. Kamu bisa ikut?"
"Oh... I.. Iya kak nanti aku datang."
"Aku gak bisa antar kamu untuk memilih gaun, jadi nanti kamu pulang dari cafe langsung ke butik kemarin saja nanti kalau sudah selesai aku jemput. Aku harus menyelesaikan dulu kerjaan kantor."
"Iya kak, aku bisa berangkat sendiri kok kakak fokus aja sama kerjaan kakak."
Nathan kemudian mengangguk dan Ayunda mencatat pesanan mereka.
***
Setelah berbincang - bincang cukup lama di dalam ruangannya. Akhirnya Taufik dan Siska pun turun untuk makan siang.
Saat menuruni tangga Siska dan Taufik dapat melihat jelas saat Ayunda berbicara dengan Nathan.
Taufik mengernyitkan keningnya, ia merasa heran kenapa Ayunda selalu saja berbicara dengan pria itu.
"Hmm.. Sis kamu tahu pria yang bersama Ayunda itu siapa?"
"Oh... Itu kak Nathan mas, Ayunda emang lagi deket sama dia katanya sih malah mereka udah pacaran. Kenapa mas Taufik suka ya Ayunda?" Tebak Siska.
"Mereka beneran sudah pacaran?" Tanya taufik yang merasa tak yakin pasalnya baru 3 bulan Ayunda di Jakarta tapi sudah dekat dengan seorang pria. Bukankah itu terlalu cepat?
"Sebenarnya waktu di Bandung juga mereka sudah sempat bertemu 2 kali mas. Tapi baru deket pas udah pindah ke Jakarta.
"Oh.. Begitu ya," ucap Taufik dengan wajah muram.
Siska yang lihat itu pun tersenyum jahil.
"Tuh kan bener mas Taufik pasti suka kan sama Ayunda hayoo ngaku..."
"Awalnya sih aku mau deketin dia, dia itu gadis yang beda. Dia itu tulus dan juga sederhana. Tapi ternyata aku kalah cepet sama orang itu. Tapi pria itu bukanya sudah punya pacar ya, dulu kan pernah pacarnya marah - marah di sini."
"Itu mah bukan pacarnya mas tapi wanita yang akan di jodohkan dengan kak Nathan tapi kak Nathan nya gak mau dan lebih milih Ayunda."
Taufik semakin mengerutkan keningnya, "berarti Ayunda cuma buat pelarian aja dong."
Eh.. Siska tak menyangka jika Taufik akan beranggapan seperti itu. Apa dirinya telah salah bicara?
"Bu.. Bukan gitu juga mas, kak nathan gak mau di jodohkan soalnya memang kak nathan udah deket sama Yunda gitu."
Taufik hanya mengangguk - anggukkan kepalanya saja.
"ya sudah yuk mas kita turun aku udah laper banget mau cepet makan."
"Ya udah yuk, kita makan di ruang pribadi aku aja ya ajak Ayunda sekalian pasti dia juga belum makan."
***
"Terus bagaimana rencana kamu selanjutnya sayang?
Daddy memintaku untuk menjebaknya saat acara ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya sayang. Sebenarnya aku gak mau tapi mau bagaimana lagi daddy masih berharap Nathan mau menikahiku dan mau investasi di perusahaannya."
"Ya sudah kamu lakukan aja apa yang daddy kamu mau sayang, itu kan juga demi perusahaan kamu dan "hidup kita. Biar kita tetap bisa hidup mewah."
"Iya sih sayang tapi kamu rela kalau dia pegang - pegang tubuhku?"
"Its oke sayang, yang penting kita masih bisa begini dan aku tetap pemilik hati dan tubuhmu kan?
"Aahhh..." Desah Elisa saat Arya meremas kedua bu4h d*danya..