Semua orang yang hidup di alam mistis lima persennya adalah reinkarnasi.
Kesempatan untuk menghidupkan orang yang telah mati, sudah terjadi dalam berbagai cara.
Awalnya aku bertekad ingin menghidupkan Kak Ying mantan pelayanku, tetapi cara siluman rubah putih di dunia ini tidak bisa diterima begitu saja.
Dia menghidupkan seseorang yang berarti bagiku, namun bukan seperti orang yang kukenal.
Selain itu, dunia ini juga memiliki banyak kultivator sesat yang mencoba mengendalikan manusia untuk dijadikan tumbal.
Saksikanlah perjalananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Surat Dari Garasena
Aku duduk di dalam kamarku, 'bosan.'
Hujan di luar sangat deras sekali, terpaksa aku tidak bisa keluar rumah. Aku hanya bisa melihat hujan melalui jendela.
Dari sini aku bisa melihat pagar besi setinggi lima meter, beserta seorang pemilik asrama ini yang sedang menggunakan payung.
Seseorang mengenakan pakaian perang & seorang gadis dengan rambut warna biru muda, sedang berbicara di depan asrama ini.
Pembicaraan mereka sepertinya penting.
Sepucuk surat telah diserahkan oleh lelaki berpakaian petualang itu, aku hanya bisa memandangi mereka dari jauh.
'Apa yang mereka bicarakan ya?'
Sepertinya dua orang itu pergi, mungkinkah mereka itu saudara? Tetapi mereka seakan tidak memiliki kemiripan genetik, atau bisa juga pasangan yang telah menikah dengan usia yang terlampau jauh, tapi rasanya tidak mungkin juga.
"Ya sudahlah.'
Suara ketukan pintu terdengar olehku, dan aku langsung membuka pintu, "Oh, bibi, bukankah hari ini tidak ada tagihan bulanan kan?"
Wanita bertubuh tinggi ini hanya menyerahkan amplop berisi sesuatu.
"Apa ini?"
"Baca itu nanti, aku pergi dulu ya?"
"Terima kasih bibi."
Ketika pemilik asrama pergi, kemudian aku menutup pintu & melangkah ke samping jendela untuk kembali duduk.
Aku mulai membaca isi surat ini:
........
Kepada yang terhormat Ratu Zhui Mei sang calon pewaris kerajaan Mount Desert, terima kasih bahwa anda telah berkenan membaca isi surat ini.
Isi surat ini bertujuan sebagai permintaan maaf saya sebagai antek kerajaan anda.
Saya akan menceritakan bagaimana kronologi kematian ibu anda, dan maksud saya menulis surat permintaan maaf ini.
Kematian ibu anda berasal dari sebuah serangan dari pertempuran melawan seorang pengacau di dunia mistis, tapi serangan itu bukan mengarah pada saya terlebih dahulu... dan ibu anda melindungi saya dari serangan itu.
Beliau mengalami luka yang sangat parah, dan aku tidak sempat melakukan penyembuhan karena terjebak di lorong waktu pada saat itu.
Saya merasa berhutang nyawa, dan tidak ada yang bisa saya balas kecuali anda lah yang membunuh saya suatu saat, jika anda tidak mengampuni saya dengan cara apa pun semasa perjalanan hidup anda nanti, bunuhlah saya ketika ada kesempatan... jangan lupa ucapkan nama ibu anda sebelumnya.
Tetapi jika permintaan maaf saya diterima, maka saya sangatlah berterima kasih, saya akan membantu anda dalam setiap kesempatan. Saya akan menjadikan anda prioritas dalam hidup saya sendiri... meski harus mengorbankan nyawa hanya untuk menyelamatkan anda.
Ada beberapa mantra di balik kertas ini, dalam tiga hari ke depan anda akan melihat beberapa lambang yang mungkin anda sulit pahami, tetapi cobalah untuk menyimpannya & mungkin akan berguna suatu saat.
Pertanda: Garasena
......
Ketukan pintu terdengar lagi.
Aku menaruh surat itu di atas meja, lalu membuka pintu.
"Hai," kalimat itu bersamaan membuatku terkejut.
Aku segera mengenali mereka bertiga, yaitu semua anggota klub ngeteh yang tidak punya tujuan hidup.
Helaan nafasku mungkin terasa aneh bagi mereka.
"Kalian untuk apa ke sini?"
"Sudah pasti berkunjung." Veronica sedikit mendorongku untuk masuk ke dalam.
Kemudian diikuti oleh Ani & Arul.
Arul terlihat canggung. "Ini pertama kalinya aku masuk ke kamar wanita... rasanya aneh."
"Kau kan belum dewasa, silahkan saja masuk." Ani ada benarnya.
Ketika mereka melihat sekeliling, ada surat yang tertera di atas meja, itu adalah surat yang seharusnya aku tutupi.
Tetapi mereka bertiga malah mendekat pada surat itu.
"Apa ini surat cinta?" Veronica tidak bisa dihentikan.
"Ah, tidak... mungkin tagihan asrama." Aku mencoba mengambil surat itu, tapi dengan kelakuan Veronica yang saat ini memperlakukanku seperti kucing yang dipermainkan, berkali-kali aku mengambilnya selalu tidak bisa.
Surat itu telah berpindah ke tangan Ani, bahkan aku dipeluk dari belakang oleh Veronica.
Ani mungkin telah membaca surat itu, tanpa gerakan sedikitpun, dan aku bisa menyimpulkan apa yang dia pikirkan sekarang.
"Mei, namamu bukan hanya itu... Zhui... Zhui Mei." Kata Ani yang saat ini terkejut.
Arul langsung saja mendekat pada Ani yang memegang surat itu. "Jadi kau adalah keluarga Zhui, dan kau adalah seorang bangsawan... calon pewari takhta Mount Desert."
Veronica berhenti memelukku, dia membaca surat itu dan nampak terkejut. "Bukan hanya calon ratu, tapi kau adalah kultivator murni... dan kau juga kenal dengan Garasena Sang Pendekar misterius."
Inilah yang dinamakan; sehebat apa pun tupai melompat, pada akhirnya jatuh juga. Statusku memang sudah ketahuan.
"Aku mohon, jangan sampai kalian membeberkannya pada semua orang."
"Loh, kenapa?" Tanya Ani.
"Karena aku hanya ingin menjalani kehidupan seperti layaknya rakyat biasa, dan aku hanya ingin belajar lebih dalam tanpa menghiraukan statusku sebagai seorang pewaris."
Ketiga temanku mulai mengangguk.
"Baiklah... kami mengerti dengan sangat hormat." Kata Veronica.
Aku merasakan sesuatu yang sangat familiar, ada beberapa orang yang memang murni untuk menjadi sahabatku, sama seperti kak Ying di masa lalu.
....
Setelah hujan reda, kami memasuki kelas bela diri, untungnya guru Lee menyuruhku untuk duduk.
"Diantara kalian semua, ada yang tahu ke mana Sari?"
Pertanyaan itu membuat semua murid terdiam.
"Jika kalian tidak tahu, maka aku akan beritahu, Sari tidak masuk sekolah selama satu minggu."
Aku keheranan & berpikir, 'selama seminggu? Cukup lama juga.'
"Dia juga tidak ada di asrama."
Murid itu bukanlah temanku, dan aku baru tahu nama orang yang hilang ini.
"Para dewan guru juga mencari di mana Sari saat ini, tetapi dia juga tidak pulang ke kampung halaman. Tapi tim pendekar peneliti ditugaskan untuk mencarinya. Jadi itu bukan urusan kalian... baiklah... kita kembali ke pelajararan lagi."
....
Setelah sepulang sekolah, aku berada di sebuah tempat bernama alam penyimpanan lagi, sebuah gulungan yang diberikan oleh Garasena telah kuletakkan di sini.
Aku merasakan seseorang yang masuk ke dalam alam penyimpananku, yaitu rubah putih.
"Bukankah kau melakukan kriminal lagi?"
Rubah putih berubah menjadi seorang wanita dengan pakaian kerajaan, seperti layaknya seorang tuan putri.
Dia tertawa, "aku hanya bersenang-senang saja, memisah tubuh asli dari rohnya adalah sebuah seni."
"Dimana kau menyimpan tubuh asli & roh mereka?"
"Seandainya kau bukan anak dari temanku, kau tidak akan kuberitahu... aku menyimpan roh mereka di dalam alam penyimpananku sendiri, sedangkan tubuh mereka abadi dalam sebuah ruangan yang tidak penting jika kuberitahukan."
"Ternyata, kau tidak semanis ucapanmu... kau tetap merahasiakan penculikanmu, apa gunanya semua itu."
"Untuk bisa menjadi yang terkuat, adalah hal yang sangat perlu... musuhku bukan monster yang ada di dalam hutan, tetapi mereka adalah para orang-orang yang tidak bisa lagi dianggap manusia biasa."
"Menyebalkan."
Jelmaan dari musang putih ini tertawa. "Hai, kau bisa akrab denganku, dan aku tahu kau pasti akan berterima kasih."
"Kau melihat hasil dari kekuatanku, wanita bertopeng yang kau kejar saat itu."
"Jadi... kau... menghidupkannya kembali?"
"Benar, dia sebenarnya tidak benar-benar mati. Aku sudah mengamati Ying sejak dulu... dia memiliki seni bela diri yang membuatku tertarik, aku tidak akan membiarkannya mati begitu saja... bahkan klan Ying adalah hasil dari rekayasaku."
Sekali pun itu hal yang baik, tapi aku tidak bisa menerimanya. "Kembalikan mereka, biarkan mereka hidup & yang mati tetaplah mati."
Musang putih tertawa... "Kau lucu, bukankah kau hanya ingin menghidupkan orang juga, sekarang kenapa kau ingin mengembalikan Ying ke takdirnya sebagai orang mati."
"Karena dia bukanlah Ying Ying yang aku kenal... dia dingin... dan itu... bukanlah dia."
"Kau sudah mulai menentangku,'' ujar rubah putih.
Aku mundur karena dia semakin mendekat.
"Sekarang adalah giliranmu, agar menjadi budak di alam penyimpananku, jadilah roh yang berguna."
Dia mencekikku, dan aku tidak bisa bernafas, tubuhku terangkat dan aku akan mati di alam ini.
Tetapi aku melihat sebuah kertas mengeluarkan segel seperti rantai.
Aku terengah-engah sehabis lepas dari cekikannya.
Rantai-rantai panas telah mengikat musang putih, dan dia telah menjadi sebuah asap yang hilang dari pandanganku.
"Ini adalah pertemuan terakhir kita, jika seandainya kita bertemu di dunia nyata... aku akan segera membunuhmu." Ucap musang putih yang hanya tinggal suara.
Ternyata aku selamat, kertas yang berisi segel itu adalah proteksi abadi dari antek mendiang ibuku.