Mayor Arsenio yang bertugas sebagai pasukan kontingen Garuda telah mengalami patah hati sebelum dirinya pergi satgas ke Lebanon. Sang tunangan tidak mau menunggunya dalam jangka waktu lima tahun, Mayor Arsenio sempat trauma untuk kembali menjalin kasih dengan seorang wanita.
Setelah lima tahun bertugas di Lebanon, sang Mayor kembali ke Indonesia dan dipertemukan dengan seorang wanita bernama Ainun. Ainun sendiri telah mengalami kehidupan yang pahit ketika suaminya ditembak mati secara misterius oleh seseorang yang tidak dikenal.
Ainun meminta bantuan Mayor Arsenio untuk mengusut tuntas kematian suaminya. Sang Mayor yang masih trauma dengan pengalaman masa lalunya, awalnya ragu-ragu untuk terlibat dalam kasus ini. Namun, setelah mengetahui Ainun dan kasus yang dialaminya, Mayor Arsenio mulai merasa tertarik dan ingin membantu.
mampukah Sang Mayor mengusut kasus ini?
akankah ia kembali menemukan cintanya bersama dengan Ainun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sulit di percaya
Akhirnya Letkol Suprapto menjelaskan soal putri dari Jendral Angkasa yang tengah hilang dua puluh tahun yang lalu, ia menceritakan semuanya secara mendetail dan keterlibatan dirinya atas pencarian sang putri Jendral yang telah hilang itu selama lima tahun terakhir, meskipun cukup sulit untuk menemukan keberadaannya.
"Apakah Letkol Suprapto yakin kalau istriku adalah putrinya Jendral Angkasa?" Mayor Arsen menatap tak percaya, ia cukup syok atas pemberitaan ini
"Menurut Jendral Angkasa, beliau sangat yakin kalau istrimu itu adalah putrinya, dan untuk lebih memastikannya lagi, aku ingin kamu bekerja sama untuk menguak misteri ini dan membantuku untuk memecahkannya!" Letkol Suprapto seraya memohon terhadap sang Mayor.
Sedangkan Mayor Arsen, ia duduk sambil menyandarkan punggungnya di atas kursi, ia masih tidak menyangka dengan semua kenyataan ini.
Sambil menghela napasnya, akhirnya Mayor Arsen mantap dengan keputusannya.
"Istriku layak bahagia, selama ini ia hidup dalam tekanan, aku pun berharap Ainun adalah putri dari Jendral Angkasa yang telah hilang, agar tak ada lagi yang berani macam-macam padanya!" imbuhnya.
"Setuju sekali Mayor, jadi kau benar-benar bisa membantuku?" tanyanya untuk memastikan.
"Bisa Letkol, katakanlah bantuan seperti apa yang bisa saya lakukan untukmu?" tanyanya serius.
kemudian Letkol Suprapto, memberikan map berwarna coklat kepada Mayor Arsenio, dimana di dalamnya terdapat secarik kertas.
Mayor Arsen buru-buru membukanya lalu membaca isinya secara detail.
"Itu adalah laporan hasil tes DNA milik Jendral Angkasa, kau berikan sampel berupa rambut atau potongan kuku milik istrimu untuk melakukan tes DNA secara diam-diam, apakah kau setuju Mayor?" tanyanya kembali.
Tanpa berpikir panjang, Mayor Arsenio segera memberikan jawaban.
"Tenang saja Letkol Suprapto, saya pasti akan membantumu sesuai dengan instruksi yang di perintahkan!" jawabnya mantap.
Kemudian keduanya mengakhiri percakapan serius mereka, dan Mayor Arsen bergegas untuk menemui istrinya di pos depan Batalyon.
Saat dirinya datang menghampiri, ia tak menemukan Ainun disana dan ia bergegas menanyakan terhadap dua orang prajurit yang sedang bertugas menjaga keamanan di area pos depan Batalyon.
"Dimana istriku?" tanyanya kepada salah satu prajurit.
"Lapor, istrinya Mayor Arsenio sekitar sepuluh menit yang lalu telah pergi bersama dengan seorang wanita yang sering mengantarkan nasi box ke tempat ini, laporan selesai!" ucapnya dengan suara yang cukup lantang.
"Baiklah, terimakasih atas pemberitahuannya!" jawabnya singkat.
Kemudian Mayor Arsen buru-buru menelpon istrinya untuk memastikan bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja, Mayor Arsen sendiri telah memerintahkan dua orang Bodyguard secara diam-diam untuk selalu menjaga Ainun kala dirinya sedang sibuk bertugas, sebisa mungkin Arsen berusaha melindungi istri tercintanya dari bahaya yang setiap saat selalu mengintai, ia tak mau sampai kecolongan lagi seperti yang sudah-sudah.
Menjelang sore, setelah selesai bertugas di Batalyon, Arsen buru-buru pergi menuju rumah Kayla untuk menjemput Ainun pulang ke rumahnya.
Setibanya di rumah Kayla, Mayor Arsen tak mendapati istrinya disana, hanya ada Kayla seorang diri yang sedang mengupas bawang di depan teras rumahnya.
"Permisi, Kayla! Dimanakah Ainun saat ini? Mengapa ia tidak bersamamu?" tanyanya khawatir.
Sedangkan Kayla sendiri, ia sampai menggeleng karena melihat sikap Mayor Arsen yang begitu cemas serta mengkhawatirkan Ainun.
"Tenang saja Mayor Arsen, Ainun lagi ada di mushola, katanya kangen ngajar anak-anak mengaji, sebentar lagi juga pulang, kamu tunggu saja!" jawabnya sembari melanjutkan mengupas kulit bawang.
Dan Mayor Arsenio akhirnya terlintas di dalam benaknya untuk menanyakan sesuatu tentang istrinya, apalagi yang ia tahu bahwa Kayla adalah teman kecilnya Ainun, otomatis ia pasti tahu seluk beluknya.
Arsen duduk di teras depan rumah Kayla, ia pun memberanikan diri untuk menanyakan soal istrinya yang merupakan seorang wanita yang telah diadopsi oleh seorang Kyai pemilik pesantren cukup terkemuka di kotanya pada saat itu.
Dan dengan senang hati Kayla menceritakan semuanya, serta membeberkan bahwa Ainun sampai saat ini tidak pernah tahu siapa orangtua kandungnya, karena saat Ainun ditemukan oleh keluarga Kyai Sofyan, rupanya Ainun ditemukan di poskamling sekitar pesantren milik Kyai Sofyan, desas desusnya di sekitar area Poskamling terdapat ceceran darah namun tak menemukan apapun disana, hanya Ainun yang malang sedang menangis seorang diri karena ketakutan.
"Memangnya kenapa tiba-tiba Mayor Arsen menanyakan hal seperti ini padaku?" tanya Kayla menatap curiga ke arahnya.
Arsen pun buru-buru mencari alasan agar Kayla tak curiga padanya.
"Aku hanya ingin tahu saja tentang istriku dimasalalu, apakah tidak boleh? Lantas kau dapat informasi ini dari siapa?" tanyanya kembali karena masih diselimuti rasa penasarannya.
"Dari kedua orangtuaku, Mayor! karena kedua orangtuaku adalah pengurus pondok pesantren milik Almarhum Kyai Sofyan." jawabnya.
Arsen malah tersenyum tipis dan ia semakin yakin bahwa Ainun adalah putri dari Jendral Angkasa yang telah hilang dua puluh tahun yang lalu.
Dan untuk memastikan kebenarannya, ia akan menjalankan semua instruksi dari Letkol Suprapto.
Selepas Magrib, akhirnya Ainun dan juga suaminya tiba di rumah, Ainun buru-buru pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri karena tubuhnya serasa lengket, begitu pun dengan Mayor Arsen, ia lebih memilih untuk mandi di kamar mandi lantai satu, apalagi kondisi rumahnya sangat sepi, mengingat Ibu dan juga adik perempuannya masih berada si Jogja karena Pakle Karto yang masih berada di Rumah Sakit, dan Arsen pun berencana untuk kesana bersama dengan Ainun saat dirinya mendapatkan libur bekerja meskipun hanya satu hari.
Saat berasa di dalam kamar mandi, Arsen sempat berpikir mengapa dirinya tidak mandi di dalam kamar mandi yang berada di kamar tidurnya, toh mandi bersama istri itu merupakan suatu sunah.
"Aih...tapi kan ini lain lagi ceritanya, sabar Arsen, sebentar lagi Ainun akan menjadi milikmu seutuhnya dan cintamu pasti akan terbalaskan!" monolognya sampai menggeleng.
Setelah selesai, Arsen buru-buru pergi ke kamarnya untuk menemui Ainun, dan saat pintu di buka, ia melihat istrinya sangat cantik karena memakai pakaian tidur pemberian dari ibunya, lekuk tubuhnya yang indah nyaris terlihat karena baju tidur tersebut cukup tipis dan hampir saja transparan, pikirnya apakah Ainun tidak menyadari nya atau sengaja ingin menggodanya? Tiba-tiba terlintas pikiran nakalnya.
Ainun yang kedapatan sedang mengeringkan rambutnya dengan alat berupa hairdryer, Arsen buru-buru mendekat dan meraih benda tersebut.
"Sini, biar aku keringkan rambutmu!"
"T tidak usah, aku bisa sendiri!" jawabnya merasa sungkan.
Namun Arsen tetap saja melakukan keinginannya, sedangkan Ainun memilih pasrah. Kini Ainun duduk di kursi kecil menghadap pantulan cermin, sedangkan suaminya berdiri tegap sembari mengeringkan rambutnya dan menyisirnya dengan jemari tangannya.
'Akhirnya aku dapat beberapa helai rambutmu Nun, semoga membuahkan hasil yang diharapkan!' pikirnya dalam hati
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸