Huang Xuan— 15 tahun seorang anak muda dari desa Hitam. Lima tahun yang lalu sosok misterius datang membuat kekacauan di desa Hitam, menewaskan banyak warga desa termasuk kedua orangtuanya.
Di usianya yang telah mencapai 15 tahun, Dia mengikuti sebuah Kompetisi bela diri di Sekte Pedang Surgawi. Tetapi ia mendapat sebuah kabar tentang desa Hitam yang akan di hancurkan.
Huang Xuan pun berjuang untuk melawan orang-orang kuat, bahkan saat itu ia hampir kehilangan nyawanya sendiri.
Sejak saat itu, Huang Xuan terjatuh kedalam kegelapan, menjadikannya pribadi yang dingin dan kejam.
Tetapi, di perjalanan kultivasinya, ia terlibat konflik antara kebaikan dan kejahatan, serta kisah cinta segitiga yang rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Isi hati Chao Ying
Chao Ying pun membawanya masuk kedalam rumahnya.
Rumah kecil yang sederhana. Dimana didalam rumah itu hanya terdapat tiga ruangan saja, satu ruangan utama, satu ruangan belakang yang dijadikan sebagai dapur sekaligus ruang makan, dan satu ruangan berukuran sedang yang dijadikan sebagai kamar tidur. Lantai rumah terbuat dari lapisan kayu coklat, tirai-tirai putih transparan terdorong kesamping jendela.
Di tengah ruangan utama, terdapat meja bundar berukuran sedang, serta empat kursi kayu melengkapinya.
Huang Xuan pun duduk di kursi itu, kemudian Chao Ying berbicara: "Xuan, tunggu sebentar!" ucapnya sembari menggambar senyum di wajahnya.
Chao Ying pun segera berbalik badan dan pergi ke ruangan belakang. Tetapi, sikapnya begitu riang, disaat ia berjalan, ia nampak sangat senang dengan langkah yang sedikit melompat-lompat rendah.
'Ternyata, dibalik sikap tegas seorang jenius tertinggi di Sekte Pedang Surgawi, terdapat sikap seperti itu.' gumam Huang Xuan didalam hatinya. Bahkan, ia pun tersenyum ketika melihat sikap Chao Ying yang seperti itu.
Sesaat kemudian, Chao Ying pun kembali, dan di tangannya, ia membawa gelas dan juga teko.
Disaat Chao Ying baru saja tiba dihadapan Huang Xuan. Membuat Huang Xuan tidak dapat untuk tidak menghirup aroma yang sangat begitu wangi.
"Harum sekali." ujar Huang Xuan.
Chao Ying pun menuangkan segelas teh hijau kedalam gelas, kemudian memberikannya kepada Huang Xuan.
"Ini adalah teh buatanku sendiri yang aku campur dengan daun pandan hijau." ujar Chao Ying sembari mengulurkan tangannya yang tengah memegang cangkir teh, ia pun tersenyum, memperlihatkan kecantikan wajahnya yang tidak tertandingi.
Kulitnya yang putih halus seperti giok, di pipinya, lesung pipi itu membuatnya terlihat sangat begitu mempesona.
Huang Xuan pun tersenyum, ia segera mengambil cangkir teh di tangan Chao Ying.
"Kalau begitu, aku tidak akan sungkan." ucap Huang Xuan lalu menenggak secangkir teh hijau yang hangat. "Glupppp!" suara tegukan di antara kerongkongannya yang kering.
Chao Ying pun segera duduk, menarik kursi itu sedikit kebelakang. Kemudian, ia duduk sembari menahan dagunya sendiri dengan kedua telapak tangannya. Menatap Huang Xuan.
Lagi dan lagi Huang Xuan melihat suatu kecantikan yang sangat begitu menakjubkan, Chao Ying benar-benar seorang gadis cantik yang tampak seperti boneka yang menggemaskan, dengan wajah yang seperti giok dengan alis yang seperti bulan sabit, matanya memiliki proporsi yang sempurna antara putih dan hitam.
"Nona Chao, kenapa anda memandangku seperti itu?" tanya Huang Xuan.
Namun, Chao Ying seketika menggebrak meja, merasa sangat kesal. "Brakkk!" ia pun segera duduk tegak, kedua tangan menyilang di dadanya.
"Ada apa, nona Chao?" tanya Huang Xuan sembari meletakkan cangkir teh di atas meja.
Namun, Chao Ying mengabaikannya, ia segera memalingkan wajahnya, membuang muka dari pandangan Huang Xuan.
"I— ini ...." Huang Xuan merasa sangat begitu bingung, ia bahkan memegangi tengkuknya sendiri.
"Brakkk!" Chao Ying nampak kesal dan kembali menggebrak meja, "Aishhhh, Xuan ~~~~" ucap Chao Ying.
Huang Xuan semakin dan semakin bingung, lalu ia pun berkata: "Aku, ada apa denganku?" ucapnya dengan raut wajah yang sedikit di tekuk.
"Kenapa kamu memanggilku dengan sebutan nona Chao lagi?" Chao Ying berbicara dengan nadanya yang tinggi, ia benar-benar kesal. Cemberut, membuat pipinya mengembung.
Huang Xuan pun menghela nafas panjangnya.
"Aishhh ... nona Chao, rasanya tidak pantas jika aku terus memanggilmu dengan sebutan Ying'er." ujar Huang Xuan sembari kembali menuangkan secangkir teh kedalam gelas.
"Brakkk!" Chao Ying kembali menggebrak meja, ia pun bangkit dari tempat duduknya, namun ia mencondongkan tubuhnya kedepan, ke arah Huang Xuan.
Tatapannya begitu serius, kedua bola matanya yang hitam itu sangat jernih, terlihat jelas disaat kedua matanya berada sangat dekat dengan wajah Huang Xuan.
"Xuan~~~~ apakah kau serius tidak ingin menerimaku sebagai wanitamu?" Chao Ying berbicara tanpa keraguan, bahkan nadanya sangat begitu tegas.
Alih-alih Huang Xuan menghindar, melainkan ia pun bangkit dan semakin mendekatkan kepalanya dengan kepala Chao Ying.
Membuat mereka saling bertatapan, dengan jarak dahi yang hanya berjarak tiga jari.
Bahkan, itu membuat wajah Chao Ying semburat memerah.
"A— apa yang ingin kau lakukan, apakah kamu ingin melakukannya sekarang, Xuan?" tanya Chao Ying sembari menarik diri, ia pun berdiri tersipu malu, kedua tangan bertumpuk didepan perutnya, kemudian ia pun segera berbalik membelakangi Huang Xuan.
"Ha! Ha! Ha! Dasar gadis bodoh." ujar Huang Xuan sembari tertawa cukup keras, ia pun kembali duduk di kursi itu.
Huang Xuan pun menuangkan kembali secangkir teh hijau kedalam gelas. Lalu, Chao Ying pun kembali duduk.
Saat itu, Chao Ying berbicara: "Xuan~~~ aku tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan. Tetapi, perasaan tertarik terhadap seorang laki-laki, baru pertama kali ini aku rasakan, dan entah apa yang membuatku tertarik kepadamu, aku pun tidak tahu." ucapnya dengan wajah yang di tekuk, pandangannya mengarah kepada secangkir teh di atas meja.
"Entahlah, tetapi seorang wanita menyukai seorang pria adalah hal yang wajar. Tetapi, kita benar-benar tidak mungkin untuk menjalin hubungan seperti itu, apalagi untuk bersama." ucap Huang Xuan dengan lembut.
Seketika Chao Ying pun meneteskan air matanya disaat ia mendengar perkataan Huang Xuan. Lalu, ia pun bertanya "Kenapa ... kenapa kita tidak bisa menjalin hubungan seperti itu, apakah aku tidak cantik? Atau aku tidak seperti Qin Yi yang sangat sempurna!" ujar Chao Ying dengan nadanya yang sangat histeris, ia berbicara sembari menangis tersedu-sedu.
Huang Xuan pun menggambar senyum di wajahnya, dan kemudian ia pun menarik tangan Chao Ying, "Kemarilah, mendekat padaku!" ucapnya dengan sangat lembut.
Namun, Huang Xuan yang ingin menempatkan Chao Ying di kursi sebelahnya, tetapi Chao Ying seketika menempatkan posisinya di atas pangkuan Huang Xuan, membuat ia pun duduk di atas pangkuan Huang Xuan.
Huang Xuan pun terkejut, wajahnya tercengang dengan kedua matanya yang seketika terbuka lebar-lebar.
Namun, ia tidak mempermasalahkannya, ia pun tersenyum sembari mengelus halus rambut Chao Ying.
Saat itu, Huang Xuan pun berkata: "Nona Chao yang sangat cantik dan kuat, dengarkan baik-baik. Aku, Huang Xuan. Aku hanyalah seorang penebang kayu dari Desa Hitam, dan aku tidak mempunyai latar belakang lain, rasanya ... tidak pantas jika seorang jenius sepertimu menjalin hubungan denganku. Kesenjangan dari segala hal di antara kita terlalu jauh, menjalin hubungan denganku, hanya akan menempatkan mu didalam sebuah kesulitan." ujar Huang Xuan.
"Aha aha ha ha ha ha" Chao Ying tertawa sinis, hingga ia pun bangkit lalu kembali duduk di kursi sebelah Huang Xuan duduk.
"Jadi seperti itu caramu memandangku, Xuan!" ucap Chao Ying dengan nada yang sangat dingin.
tapi, siapa sebenarnya putri salju itu, dan sepertinya dia sangat kuat dimasa lalunya.
apalagi pas muncul sosok Malaikat Kekaisaran Qin Yi, aku ngebayangin gimana tingkahnya saat itu.
kalo aku jadi Huang Xuan, pasti ngakak ketawa.
tapi, masih penasaran sama putri salju, kemana dia sebenarnya?
dimasa depan, pasti kamu menjadi orang yang hebat /Determined//Determined//Determined/