Ikhlas ... bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, namun terkadang kita dipaksa untuk menerapkan nya oleh keadaan.
Bellona Ghelsi, memaksa dirinya untuk menelan semua kenyataan pahit dalam hidupnya. Kenyataan bahwa Logan sang suami yang amat ia kagumi sebelumnya, ternyata memiliki hubungan spesial dengan Bella yang merupakan saudaranya sendiri.
Kisah masa lalu Logan dan Bella yang tak diketahui oleh Lona, membuat gadis itu merasa sangat menyesal karena harus hadir diantara mereka.
Melepaskan ..., itulah pilihan Lona! ia ingin kembali membuat jalan kehidupan nya sendiri tanpa hadirnya seorang pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Way-32
Terima kasih Tuhan! meskipun pria dibawah umur itu sedikit menjengkelkan tapi setidaknya diriku merasa nyaman karena pertolongan nya, semoga saja Rafayel selalu memiliki kebahagiaan serta harta yang berlimpah, supaya gaji ku juga bisa bertambah.
Ghelsi tersenyum sembari mengusap-usap rambut nya yang masih basah.
Tok tok tok!
"Apa kau belum selesai membersihkan diri Nona? bisakah aku masuk?"
Suara Rafayel seketika memudarkan lamunan Bellona Ghelsi, gadis itu bergegas melangkah dan membukakan pintu untuk sang pria berambut ungu yang terdengar mengoceh di depan pintu.
"Maaf! aku juga harus segera membersihkan diri! ada event yang harus ku datangi untuk hari ini! aku tak bisa menggunakan shower room di lantai bawah karena semua pakaian ku ada di kamar ini!"
Lona tersenyum mengangguk,
"Apa pembukaan event papan selancar akan berlangsung hari ini?"
"Kau benar Nona! apa kau ingin ikut?" langkah kaki Rafayel kembali melambat saat Ghelsi berujar tanya,
"Rasanya tidak akan nyaman jika diriku ikut bersama mu sekarang, kau tahu kan-,"
"Baiklah! aku mengerti! mungkin aku bisa membawamu pergi lain kali!"
"I-itu, tak perlu! aku sama sekali tak ingin mengganggu jadwal pekerjaan mu Rafayel! aku mungkin bisa pergi sendiri nanti."
"Pergi sendiri? apa kau yakin?"
Lagi-lagi Lona mengangguk tanpa ragu,
"Jawab pertanyaan ku Nona! jangan hanya mengangguk seperti anak kecil!" Rafayel berucap lembut telunjuknya bahkan menoel hidung Lona yang cukup mancung.
Astaga! dia yang kekanakan tapi dia juga yang mengatakan bahwa diriku seperti anak kecil.
"Apa kau sedang memaki diriku dalam hati, Nona Ghelsi?"
"T-tidak! sungguh!" Bellona kembali mencoba menampilkan senyum palsunya.
"Jangan pernah pergi sendiri tanpa diriku! lagipula event nya akan berlangsung selama dua Minggu, dan juga aku sudah berjanji pada Claire bahwa kita akan mengunjungi event itu bertiga, kita akan pergi sama-sama after your red days! got it?"
Ghelsi kembali mengangguk cepat tanpa sadar, hal itu kembali membuat Rafayel menahan tawa karena wajah lucu dari guru piano nya.
"Turun dan makan lah lebih dulu Nona! aku sudah menyiapkan sup hangat untuk mu! jangan lupa untuk segera mengkonsumsi vitamin juga obat mu!"
"Kau sungguh perhatian sekali Tuan! itu sedikit! membuat ku takut sekarang!"
"Bagaimana mungkin aku menelantarkan wanita yang kucintai? aku tak sebodoh itu Nona Ghelsi!"
"Terserah! apa katamu!" Bellona memutar tubuh, ia memilih untuk meninggalkan Rafayel yang tak berhenti menyunggingkan senyum karena sikap salah tingkahnya.
Lima belas menit berlalu, Bellona tampak membereskan beberapa perabot kotor di dapur. Atensinya kembali teralihkan saat melihat Rafayel yang tampak kesulitan dalam membenahi dasi.
"Aku bisa membantu mu,"
"Bolehkah? rasanya memang tak terlalu rapi jika diriku memasang nya sendiri."
Lona tampak mengeringkan telapak tangan sebelum akhirnya meraih dasi dan seketika berjinjit demi bisa mencapai kerah pakaian dari pria muda yang memang jauh lebih tinggi darinya.
"Maaf karena diriku harus meninggalkan mu sendiri disini Nona! aku janji akan segera kembali jika acaranya selesai."
Rafayel tampak menunduk, ia mencoba mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Ghelsi saat gadis itu tengah memperbaiki dasi pada kerah kemeja putihnya.
"Tak apa! aku bisa jaga diri, terima kasih!" jemari Lona yang begitu cekatan membuat gadis itu kembali mendorong perlahan dada Rafayel hingga pria itu kembali menegakkan tubuh.
"Untuk?"
"Semua perhatian mu, kau bahkan merawat ku saat diriku tak sadarkan diri!" Lona tersenyum saat ia harus kembali beradu pandang dengan seorang bintang ternama yang menjadi muridnya.
"Semua itu tidaklah gratis! aku akan meminta imbalan ku nanti, Nona Ghelsi!"
"A-apa? imbalan? kau tahu kan Tuan, diriku ini tidak sekaya dirimu! jangan meminta imbalan yang bukan-bukan!"
"Aku-, menginginkan mu!"
"Jangan membual!"
"Akan ku buktikan!" Rafayel mengedipkan sebelah matanya dan melangkah lebar meninggalkan ruangan.
Dia pria yang menyebalkan, lucu, tapi juga dewasa dalam satu waktu! semoga Tuhan selalu melindungi mu Raf,
Ghelsi lagi-lagi tersenyum sembari memanjatkan do'a tulus dalam hatinya saat menatap Rafayel yang semakin menjauh.
*****
Rafayel tampak fokus dalam memposisikan kendaraan Bugatti Divo miliknya sebelum atensinya teralihkan pada sosok pria pendek yang melintas di area parkir event hari itu.
Tanpa berpikir panjang, Rafayel pun mengejar langkah Bhubin yang terlihat begitu terburu-buru.
Dante? apa dia masih terus mencari keberadaan Nona? dasar brengsek! lihat saja kau Bhubin, jika sampai kau berani mengusik wanita ku! aku tak akan segan-segan untuk mengirim mu ke neraka.
dia cuma mikirin hidupnya sendiri
kasian lona jd tumbal utk keegoisan ayah tirinya