Sinopsis;
Kehidupan Seorang gadis dan kakak laki-lakinya berubah menjadi Queen dan King Mafia yang kejam, karena mempunyai ambisi untuk membalaskan dendam terhadap keluarga Ayahnya dan juga terhadap ibu tirinya, yang telah merebut kebahagiaan keluarganya. Zia dan Zayn menjadi anak yang terabaikan oleh sang ayah
dari keegoisan nya, bahkan sang atuh tak meu mengajak salah satu dariereka sebagai anaknya.
Zia telah di fitnah oleh Ibu tirinya karena melenyapkan sang nenek. Hingga harus terusir dari rumahnya sendiri bersama dengan kakaknya, karena telah membelanya.
Hingga mereka berdua di juluki sepasang kakak beradik Mafia yang kejam.
Namun kisah mereka berlanjut hingga berakhir dengan sebuah cinta dan kasih sayang.
Akankah mereka dapat membalaskan dendamnya? dan akankah cinta dan kasih sayang menghampiri mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razia Athar Mirzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bag-29
Istirahat selesai semua siswa masuk kelas, namun Zia tak melihat Rayyan kembali ke kelas.
"Mil Rayyan mana kok gak ikut balik kelas?." tanya Zia karena biasanya Rayyan tak pernah telat masuk kelas.
"Tau tuh tadi di bilang ke toilet dan sekarang mungkin dia di rooftop,lo tau sendiri kan kalau dia lagi ada masalah pasti dia pergi ke sana." jelas Mila.
Zia hanya mengangguk mengerti, dan pergi menyusul Rayyan ke rooftop.Varo yang melihat Zia pergi namun oleh Zayn di halangi.
"Jangan Ro biarkan Zia pergi." ucap Zayn karena Zayn tau kalau adiknya itu menyukai Rayyan tapi Zayn juga melihat kalau Varo juga menyukainya.Varo yang ingin tetap mengejar namun tiba-tiba guru masuk akhirnya dia tak jadi pergi menyusul Zia.
*di rooftop
Zia akhirnya sampai di rooftop dia langsung mencari keberadaan Rayyan, dia melihat ke segala penjuru ruangan itu dan dia melihat ada yang sedang duduk di pojokan Zia pun langsung mendekat.
"Yan lo kenapa." tanya Zia dan menepuk pundak Rayyan.
Rayyan pun langsung menoleh dan ternyata itu Zia Rayyan hanya memandang datar.
"Ngapain lo kesini?pergi aja sono udah bel masuk jangan bolos lo."
"Heh lo juga bolos jadi gak usah nyuruh gue masuk kelas kalo lo bolos." kesal Zia.
"Lo kenapa sih hari ini aneh banget." ucap Zia karena heran dengan sifat Rayyan yang tak seperti biasanya.
"Gak papa gue lagi pengin sendiri aja." ucapnya datar tanpa melihat Zia.
"Bener, kalo lo ada masalah ngomong aja."
"Nggak Zi, udah sana lo masuk kelas kan ada sahabat lo, lo pasti lebih suka deket Alvaro iya kan." ucapnya karena Rayyan memang kesal jika Zia dekat dengan orang lain, walaupun dia tahu Alvaro hanya sebatas sahabat, tapi Rayyan berfikir lagi, memangnya di antara keduanya tak ada perasaan cinta lelaki kepada perempuan.
"Lo cemburu gue deket sama Varo?gue itu cuma sahabatan aja gue juga gak ada rasa sama dia, gue juga gak ada perasaan lebih sama dia." jelas Zia karena Zia melihat jelas di wajah Rayyan kalau Rayyan memang cemburu.Mendengar Zia mengatakan kalau Rayyan cemburu, Rayyan menjadi gugup.
"Apaan sih siapa yang cemburu, lo deket sama siapa pun juga bukan urusan gue." ucap Rayyan ketus untuk menutuoi kegugupannya karena dia memang cemburu namun dia masih menutupinya dari Zia.Zia yang melihat Rayyan menjawabnya ketus dan seperti anak kecil membuat Zia ingin tertawa namun masih di tahannya,dia juga melihat di matanya kalau Rayyan sedang cemburu pada Varo.
"Oh ya udah. Nah gitu dong ini Rayyan yang gue kenal, gak kaya tadi datar dan dingin." ucap Zia agar Rayyan tak marah lagi pada nya.
"Iya maaf gue tadi bersikap kaya gitu ke lo."
"Ok gak masalah.Lo mau di sini aja gak kelas?."
"Gak ah lagi males belajar gue, kali kali bolos." ucap Rayyan santai karena jika sudah males Rayyan pasti tak akan peduli tentang belajar.
"Ooh cerita nya males ni, ya udah gue temenin ya gue juga lagi males banget belajar nih." ucap Zia yang juga sedang males belajar.
"Ya udah kita di sini sampe pulang aja biar nanti keluar langsung pulang." usul Rayyan.
"Ok setuju tuh, cape gue belajar mulu." ucap Zia semangat.
Melihat Rayyan sudah tak dingin lagi membuat Zia senang, karena sekarang Rayyan sudah menjadi pria yang hangat, tak sewaktu dulu pada saat mereka baru kenal.Zia yang melihat Rayyan tersenyum pun ikut bahagia, Rayyan juga telah banyak mengubah Zia, kini sifat Zia datar dan dingin Zia pun hilang.Mereka menghabiskan waktu di rooftop sampai suara bel pulang berbunyi.
Mereka berdua pun ke kelas karena sudah bel pulang,teman teman yang melihat kalau Zia bersama Rayyan itu sudah biasa berbeda dengan Varo. Varo memandang tidak suka pada Rayyan, namun Rayyan tak menghiraukan pandangan Varo.
"Heh lo berdua bolos lama banget sampe pulang, kumat apa lu pada?." ucap Mila.
"Iya Zi, lo kok bolos gak ngajakin aku." ucap Siti dengan logat medoknya yang masih terdengar jelas.
"Gue lagi males belajar, jadi sekalian aja lah bolos sampe pulang, sekali kali." ucap Zia santai.
"Orang jenius mah bebas." ucap Yumna.
"Udah baikan ni?."ucap Dika polos.
"Apaan sih Dik, gue tuh gak marahan sama Zia." jelas Rayyan.
"Tau tuh gue itu emang udah niat mau bolos." tambah Zia.
"Lah terus kok bareng sih bolosnya?." goda Dika lagi, Dika memang tak nada bosannya menggoda teman temannya.Belum sempat Rayyan dan Zia jawab, Rayyan langsung menggendong tasnya dan beranjak pulang. Karena tak mau memperdebatkan masalah kecil.Dia tak mau memperpanjang masalahnya.
"Zayn gue balik duluan ya, soalnya ada urusan." ucap Rayyan dan berlalu pergi dari kelas itu.
Nancy dan Varo hanya diam, Nancy yang melihat Varo cemburu karena Zia tadi pergi berdua dengan Rayyan Nancy hanya diam tak mau mengganggu dan meledek sepupunya yang hatinya sedang panas.
"Ro yuk pulang, udah mau hujan nih.Zayn,Zia gue sama Varo duluan ya, soalnya udah mau hujan." Ucap Nancy menggandeng Varo dan pergi untuk pulang, Varo tak menoleh ataupun berkata pada Zia atau Zayn dia hanya diam dengan wajah datarnya.
Zia yang melihat Varo seperti itupun hanya diam dan tak berniat ingin mengejarnya karena Zia tau kalau Varo sedang marah, Varo pasti tak akan mendengarkan Zia jika sedang marah.
"Dek lo gak kejar dia." ucap Zia dia lihat Zia malah abai pada Varo.
"Percuma kak, kalau dia lagi marah itu gak akan peduliin orang yang ngejar, apalagi mau mendengarkan penjelasan."jelas Zia yang memang sudah tahu sifat dari Varo.Namun sifatnya yang sekarang membuat Zia kecewa.
"Tapi setidaknya agar dia gak kecewa.Varo juga suka sama lo, mungkin dia cemburu lihat lo sama Rayyan.Harusnya lo liat situasi mungkin sekarang yang suka sama lo itu keduanya,jangan sampai lo menyakiti ke duanya."ucap Zayn karena apa yang dilakukan Zia itu tidak benar.
"Udah lah kak gak usah di bahas." kesal Zia,Karena Zia sedang tak mau membicarakan masalah perasaan. Apalagi Zia tau kalau Rayyan dan Varo sama sama suka.
"Nanti kalau gak hujan dateng ke markas kita latihan." ucap Zia mengalihkan pembicaraan karena masih kesal dengan Zayn. Dia pun pergi meninggalkan Zayn dan pulang sendiri, karena Zia gak bawa mobil jadi dia pulang dengan taksi.
"Iya Zi, kita akan datang latihan di markas." ucap Mila.
Zayn hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan adiknya yang keras kepala.
"Udah lah Zayn jangan terlalu memaksa Zia untuk memilih dari salah satunya, kita juga tau kalau mereka berdua kayaknya suka sama adek lo, itu pasti sulit untuk Zia, nantinya dia harus memilih salah satu dari mereka." ucap Mila bijak.
"Iya Yn apa yang dikatakan Mila itu benar, cinta segitiga itu memang bikin rumit, pasti Zia juga gak mau nyakitin perasaan salah satu dari mereka, yang nantinya bakal di pilih sama Zia." tambah Yumna.
"Ya udah lebih baik lo hibur tu adik lo, dan sama kasih sedikit arahan, kalau jodoh mah gak bakal kemana pasti dia akan datang di waktu yang tepat.Meskipun nantinya ada yang tersakiti diantara salah satunya." ucap Dika puitis.
"Ya udah kalau begitu gue pamit pulang ya takut nanti Zia nekat ngelakuin hal aneh gue gak mau di kenapa napa. Dan makasih udah ngingetin gue karena terlalu memaksakan perasaan Zia."
"Ya udah sono pulang."
Di mobil Nancy masih melihat kalau Varo masih saja marah, karena kejadian tadi, Nancy mencoba bicara pada Varo.
"Udahlah Ro, gak usah di pikirin, katanya lo bilang bakal percaya sama Zia lah kok malah lo begitu kayak anak kecil aja. Mana Varo ku yang dewasa." ucap Varo agar tak terlalu memikirkan masalah tadi karena menurutnya dia terlalu kekanak kanakan.
"Gue gak marah kok, cuma gak suka aja liat mereka bareng." ucap Varo datar.
"Tapi lo tuh keliatan banget marah sama cemburunya tau, kasihan Zia katanya lo kesini buat dia, eh tapi lo sikapnya gitu,bukannya senang nanti malah dia kecewa." ucap Nancy memberikan penjelasan agar nantinya Varo tak menyakiti Zia lagi.
"Iya gue ngerti kok gue salah marah sama Zia.Harusnya Zia yang marah ke gue karena sikap gue. Ya udah besok gue minta maaf,biar masalah nya gak jadi panjang." ucap Varo agar tak memperpanjang masalahnya.
"Nah sekarang lo tau kan di mana letak kesalahan lo ke Zia.Dan gue ingetin lagi setelah ini jangan lo ulangi kesalahan itu lagi,atau nantinya lo yang bakal nyesel ." jelas Varo agar mau mengerti.
"Iya iya bawel gue udah ngerti kok, dan gue janji gak akan buat Zia kecewa lagi."Yakin Varo karena ingin membahagiakan Zia.
"Nah gitu dong, ini baru Varo yang gue kenal, gak kayak tadi kaya bocah."ucap Nancy senang karena Varo sudah mau mengerti dan tidak seperti anak kecilVaro hanya tersenyum simpul.Nancy pun tenang karena Varo tak bersikap seperti bocah lagi.
Sesampainya di rumah Zia langsung masuk kamar, karena sudah lelah akan semuanya, Zia tak bisa mencintai Zia mencintai Varo karena dia adalah sahabatnya dia tahu jika Varo mencintainya dengan tulus tapi Zia tak bisa mencintai nya seperti perasaan wanita terhadap pria.Karena Zia mencintai Rayyan entah kapan perasaan itu muncul tapi memang Zia sudah jatuh cinta pada Rayyan, namun Zia masih bisa menyembunyikannya.Bahkan cinta Zia tak terlihat oleh teman temannya.Namun teman temannya tahu kalau Rayyan menyukai Zia.
Zayn baru sampai rumah, dan langsung mencari keberadaan adiknya karena takut terjadi apa apa.Zayn sudah mencarinya di dalam dan luar rumah namun tak ada, hingga berakhir di kamar Zia.
Tok... tok... tok...
"Dek ini kakak, boleh masuk yaa." ucap Zayn dan minta izin pada Zia untuk masuk kamar nya.
"Masuk aja kak." jawab Zia datar dari dalam kamar.
Zayn pun masuk, dan dia pun ingin mencoba meminta maaf agar nanti tak terjadi salah paham.Karena Zayn tak bisa marahan telalu lama dengan Zia itu akan membuat hatinya gundah.Zia pun memaafkan Zayn karena bagaimana juga Zayn adalah kakak yang sangat menyayangi Zia dan tak mau melihat Zia bersedih apalagi bersedih karena kakaknya sendiri.
padahal mereka garda terdepannya..