NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:37.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Bayinya tak selamat, suaminya tega berkhianat, bahkan ia diusir dan dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertua.

Namun takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi Ibu Susu untuk bayi seorang mafia berhati dingin. Di sana, Sahira bertemu Zandereo Raymond, Bos Mafia beristri yang mulai tertarik kepadanya.

Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas sakit hatinya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 Ini Bukan Salahnya

Langkah Zander membawanya ke koridor rumah sakit, tempat Balchia baru saja keluar dari ruangan dokter.

“Oh, Zan, kebetulan kau datang! Kita pulang yuk sekarang, aku sudah konsultasi sama dokter,” ajak Balchia manja, melingkarkan kedua tangannya ke lengan Zander.

“Cih, tidak usah pegang-pegang, jalan sendiri sana.” Zander melepaskan pelukan istrinya dengan kasar dan berjalan angkuh mendahuluinya.

“Ish… jahat banget!” desis Balchia, lalu mengejar Zander. Ketika ia hendak membuka pintu mobil, Zander menahan tangannya. Balchia salah tingkah, wajahnya merona.

“Kenapa, Zan? Kau mau pegangan tangan?” tanyanya manja.

“Sana, pulang saja pakai taksi.” Wajah Zander datar tanpa ekspresi.

“Tidak mau! Aku mau pulang bersamamu! Aku juga lapar, kita makan dulu di sana!” tolak Balchia, mulai memberontak. Perhatian orang-orang di sekitarnya pun tertuju pada mereka.

“Terserah kau!” Zander masuk ke mobil dan membiarkan Balchia duduk di sampingnya. Zander melajukan mobilnya, tetapi berhenti di sebuah mal besar. Balchia yang memaksanya ingin belanja dulu.

Dia sungguh merepotkan! umpat Zander dalam hati, wajahnya jelas terlihat kesal dan tertekan. Namun, semua itu lenyap saat matanya terpaku pada sebuah toko perhiasan. Sebuah kalung emas dengan liontin berlian biru mencuri perhatiannya.

“Zan, gaun ini cantik… eh?” Balchia yang asyik memilih gaun terkejut tak mendapati Zander di sampingnya. “Ke mana dia?” gumam Balchia mencari, dan akhirnya menemukannya di toko perhiasan. Senyum lebar menghiasi wajahnya.

“Zan, kau mau beli kalung buat aku ya?” tanya Balchia, membuat Zander tersentak.

“Hm,” jawab Zander singkat, meskipun dalam hati ia ingin membeli kalung itu untuk Sahira.

“Aku boleh pilih yang ini, ini, itu, sama yang itu?” Beberapa kalung, cincin, anting, dan gelang ditunjuk Balchia tanpa ragu.

“Hm,” Zander kembali menjawab singkat.

“Coba lihat, aku cantik tidak pakai ini?” Balchia menempelkan kalung di lehernya, berharap Zander memujinya.

“Jelek.”

Karyawan di depan mereka menahan tawa, tapi Balchia menatapnya nyalang. “Sudahlah, aku tidak jadi beli di sini. Semuanya jelek,” ucap Balchia, meninggalkan Zander yang diam-diam meminta karyawan membungkus kalung yang ia inginkan untuk Sahira.

Setelah itu, Zander menyusul istrinya yang menuju pintu keluar mal.

“Zan, kita ke restoran itu dulu, aku lapar!” sentak Balchia, menunjuk sebuah restoran di seberang jalan sebelum mereka masuk ke mobil. Bukannya mengangguk, Zander malah berpura-pura mendapat panggilan dari Hansel.

“Apa? Kau serius? Baiklah, aku akan segera ke sana dalam lima menit.” Setelah itu, Zander menyimpan ponselnya. Ia menatap Balchia yang cemberut di sampingnya.

“Aku harus ke markas sekarang, kau pulang duluan pakai taksi. Ada masalah genting,” ucap Zander, lalu masuk ke mobil.

“Zan!!” pekik Balchia kecewa. Niatnya makan, tapi kini mood-nya hancur. Balchia pun pulang ke rumah.

Sampai di rumah, ia melampiaskan kekesalannya. Melemparkan apa saja yang ada di depannya, membuat para pembantu kerepotan.

Namun itu tak cukup. Balchia keluar, menuju kamar Baby Zee. Matanya memancarkan amarah yang membara. Ia membuka pintu dengan kasar, melangkah cepat ke tempat tidur bayi yang tertidur lelap. Tanpa ragu, ia mengangkat kedua tangannya, hendak mencekik bayi itu.

Belum sempat tangannya menyentuh Baby Zee, seseorang mendorongnya dengan cepat hingga ia menjerit dan jatuh ke lantai.

“Kau!!” Balchia menunjuk ke Sahira, yang melindungi Baby Zee.

“Nyonya, saya tidak tahu apa yang membuat Anda semarah itu. Tapi tolong, jangan lampiaskan pada bayi tak berdosa ini. Dia tidak salah apa-apa,” ucap Sahira, merentangkan tangannya di depan ranjang bayi.

“Ini bukan urusanmu, minggir sana!” balas Balchia, mendorong Sahira dan kembali ingin mencekik Baby Zee. Tapi Sahira terus menghalanginya.

“Hentikan, Nyonya! Anda bisa membunuhnya!” bentak Sahira, tak tahan lagi.

“Memangnya kenapa?! Anak ini tidak berguna! Aku sudah susah payah melahirkannya tapi Zander tetap tidak mau melirikku!” balas Balchia, suaranya lebih lantang. Air mata berlinang dari matanya.

“Tidak, bayi Anda tidak salah. Ini bukan salahnya,” bantah Sahira, berusaha melindungi Baby Zee yang mulai menggeliat.

“Oh, kau benar, yang salah itu kau! Gara-gara kau! Kau penyebab Zander mengabaikanku! Kau harus mati! Mati!” Balchia menerjang Sahira, menjambak dan memukulnya membabi buta. Sahira berusaha menghindar, tapi pukulan Balchia sesekali mengenai kepalanya.

Apa dia sudah tahu aku mantan istrinya dulu, jadi dia melampiaskannya kepadaku? Tapi ini terlalu kejam, batin Sahira kesakitan.

Ketika ada celah, Sahira melayangkan satu tamparan keras ke pipi kiri Balchia.

PLAK!

Tamparan itu terjadi tepat saat Mauren masuk ke kamar.

“Sahira?!”

“Hiks… Mama!” isak Balchia, berlari memeluk Mauren dan berpura-pura ketakutan.

“Chia, apa yang barusan terjadi? Kenapa Sahira menamparmu?” tanya Mauren.

“Nyonya, aku…” Sahira hendak menjelaskan, tapi Balchia lebih cepat.

“Aku tadi mau menggendong anakku, tapi Sahira melarangku. Terus dia memarahiku dan akhirnya menamparku! Memang salah ya aku sebagai ibunya bermain sama Baby Zee? Sahira jahat, Ma. Dia juga memukulku sampai kepalaku sakit. Lihat, pipiku juga merah, sakit, Ma,” adunya panjang lebar.

“Nyonya… sebenarnya aku…”

“Diam kau! Aku tidak mau dengar kau bicara lagi,” teriak Balchia. “Kalau kau mau dimaafkan, bersujud di kakiku sekarang!”

Sahira terkejut. Begitu pula Mauren.

“Tapi aku…”

“Sahira,” ucap Mauren, menatapnya tajam. “Kau harus minta maaf ke Balchia dan jangan lagi kau melarangnya.”

Sahira menunduk, meremas ujung bajunya. Mauren tidak mau mendengar penjelasannya. Padahal penampilan Sahira lebih berantakan dan Balchia mencakar lukanya.

Demi pekerjaannya, Sahira terpaksa menuruti Mauren. Ia mulai membungkuk, tapi Mauren menghentikannya.

“Minta maaf saja, tidak usah berlutut.”

Sahira mengangguk, lalu berkata dengan sendu, “Maafkan saya, Nyonya Chia.”

Balchia menyeringai tipis. “Chia, sini kau ikut Mama. Mama obati pipimu,” ajak Mauren.

“Baik, Ma.” Balchia dengan senang hati mengikuti ibu mertuanya.

Dalam keheningan, Sahira menangis. Ia tak bisa lagi menahan sakitnya diperlakukan serendah itu. Tapi demi putri kecilnya, ia harus kuat. Ia menghapus air matanya, lalu tersenyum melihat Baby Zee yang tenang.

“Syukurlah… kau tidak terluka, sayang.” Walaupun luka di tangannya kembali terbuka, Sahira merasa lega karena bayi itu aman dari kemarahan Balchia. “Ibumu itu sudah gila, dia hampir saja membunuh bayinya sendiri,” ucap Sahira sambil mengecup jari mungil Baby Zee. “Aku akan melindungimu, jadi kamu harus tumbuh sehat bersama Baby Zaena, ya.”

1
partini
ini ada yg balik dari masa purba no good no good
Yus Nita
lah msmdul kata ny, lah itu si kembar datang dari mana. kku bkn dari benih lu zendar..
Yus Nita
moga cpt sbuh y thor.. 💪💪💪
༎ຶP I S C E S༎ຶ: terima ksih doanya kk 😍
total 1 replies
Nittha Nethol
jangan lama thor
༎ຶP I S C E S༎ຶ: siap, udh lanjut kk 😍
total 1 replies
partini
mandul yakin ,,,
nanti tuh cebong berenang ria di rahim istri mu kamu ga percaya zan
༎ຶP I S C E S༎ຶ: cuma alasan zander tuh kk 🤭
total 2 replies
Bunggo Sikumbang
walau pun blm pernah di sentuh.tpi klau lahir ny normal.ya fa perawan lgi. kn jln lahir tempat selaput perawan itu
༎ຶP I S C E S༎ຶ: lahirannya ssar kk
total 1 replies
Nyai Sri Rahayu
lanjut thor
༎ຶP I S C E S༎ຶ: terima ksih bintangnya kk 😍
total 1 replies
partini
ga usah kepo pekerjaan yg penting dia tangung jawab lah,,
partini
di apain yah buang ke hutan
Yus Nita
owalahhh...
Duda di t inggal mati rupa ny... 😁😁😁
༎ຶP I S C E S༎ຶ: Banyak duda di crita ini ya kk 😁 😆
total 1 replies
Yus Nita
Rania lbh gila dari hia, wajah beetopeng malaikat, tapi dia lah iblis srsungguh ny.
makaberhati2 lah Sahira
༎ຶP I S C E S༎ຶ: benar sekli kk, harus hati-hati sama perempuan seperti itu 🫣
total 1 replies
Ani Basiati
lanjut thor
༎ຶP I S C E S༎ຶ: siap, ikuti terus y 😇
total 1 replies
Soraya
mampir thor
༎ຶP I S C E S༎ຶ: terima ksih kk, smoga suka ceritanya 🥰
total 1 replies
Yus Nita
selalu harta dan kasta yg menjadi ukurn, bukan ny di Nilai dari ketuludan dan hati yg bsik
fasar hokang jaya
partini
para Kunti tidak terima ,, pasti bikin huru hara
kori fvnky
Lumayan
kori fvnky
Kecewa
Ani Basiati
lanjut thor mantap
Ani Basiati
lanjut thor
Yus Nita
terima lah nasib silumsm rubah. sebar kan srmua aib ny, dan buat dia hancur sehancur2 ny. biar tau rada...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!