Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir di waktu yang salah, kamu masih terikat dengan pertunanganmu.
Ingin aku membuka ikatanmu itu agar kamu bebas, tapi logikaku menolak, karena akan ada hati yang tersakiti.
Biar saja ku simpan cinta ini di dalam hatiku. Aku akan berpura-pura seakan-akan cinta itu tidak pernah ada
-Keizaa-
Alson ingin berpegang teguh pada janji yang telah Alson ucapkan kepada kedua orang tuanya. Untuk tidak mencintai wanita lain selain calon istrinya, Clarissa.
Yang tidak pernah terbayangkan oleh Alson sebelumnya adalah, cinta itu bisa datang kapan saja. Dan hati tidak bisa memilih pada siapa ia akan menjatuhkan pilihannya.
Alson tidak ingin bersikap egois dan merusak jalinan yang sudah ada sejak ia berumur enam tahun. Terlebih lagi ada hati yang akan tersakiti jika ia berpaling pada cintanya.
Biar saja ku habiskan waktu bersama Clarissa, sampai rasa cintaku pada Keizaa memudar dengan sendirinya, walaupun itu terlihat mustahil.
-Alson-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintaimu
...Kita tidak dapat menentukan bagaimana, kapan, dan dimana cinta akan hadir dan mengekspresikan dirinya. Cinta menyerang seperti kilat, hadirnya tidak dapat di prediksi dan tidak dapat dibantah. Karena cinta tidak memiliki wilayah dan bentuk rupa, tidak ada batas, tidak ada massa atau pun output energi yang dapat di ukur....
Hari ini dua bulan sudah berlalu sejak Alson menarik Keizaa ke dalam kamarnya di Pulau X, dan seperti menuruti keinginan Keizaa, sejak saat itu Alson tidak pernah mendekatinya lagi, mereka hanya sekedar say hai saja setiap kali berpapasan.
Dan sejak pulang dari Pulau X itu, Keizaa dan Alson tidak pernah bertemu kembali, bahkan saat Aliana dan Jay kembali ke Seoul, Keizaa tidak mengantarnya ke bandara seperti biasanya.
Malam sebelum Aliana kembali ke Seoul keesokan harinya, Keizaa dan Aliana menghabiskan malam di kamarnya, seperti biasa bercengkrama sampai salah satu dari mereka tertidur.
Tapi sepertinya hari ini pengecualian, karena alih-alih Kenzie, yang datang menjemputnya di sekolah justru Alson, pria yang sudah susah payah ia hindari selama dua bulan ini.
Sambil mendesah pelan, Keizaa menghampiri mobil Alson yang terparkir di tempat biasanya.
"Kenapa kamu yang jemput aku? Dimana Kak Zie?" tanya Keizaa dingin sambil memasang sabuk pengamannya.
"Zie ada acara dadakan, jadi dia meminta tolong aku untuk menjemputmu." jawab Alson.
"Oh." gumam Keizaa sambil mengalihkan perhatian ke jendela sampingnya.
"Kau tidak menyalakan musik, Snow?" tanya Alson dan Keizaa mengacuhkannya, ia hanya memejamkan matanya berpura-pura tertidur.
Akhirnya Alson yang menyalakan musik, seperti biasa lagu-lagu dari group band legendaris Queen yang mengisi kesunyian di antara mereka.
Sampai akhirnya Keizaa merasa mobil terhenti, dan Alson menekan rem tangannya. Merasa mereka sudah sampai di depan rumahnya, Keizaa langsung membuka matanya dan bersiap untuk membuka sabuk pengamannya.
Tapi tangannya terhenti di udara saat ia tahu dimana Alson menghentikan mobilnya, alih-alih rumah, Alson malah membawa Keizaa ke taman tempat ciuman pertama mereka.
"Kenapa ke taman ini lagi?" tanya Keizaa.
"Aku merindukanmu, Snow." aku Alson.
"Oppa."
"Aku sudah menahan diri selama dua bulan ini, Snow. Untuk tidak mendatangimu. Untuk tidak mencari seribu satu alasan untuk menemui dan berbicara padamu. Karena aku tidak ingin membuatmu sedih lagi." kata Alson lembut memotong protesan yang akan keluar dari mulut Keizaa.
"Lalu kenapa sekarang kamu yang menjemputku?! Kenapa kamu tidak menolak permintaan Kak Zie, Oppa?! Kenapa?!!" desak Keizaa.
"Karena aku merasa. Ini lah cara Tuhan memberiku kesempatan untuk mengatakan itu sekarang." desah Alson pelan.
"Mengatakan apa?" tanya Keizaa sambil menatap kesal mata Alson.
"Aku mencintaimu, Snow. Aku sungguh-sungguh mencintaimu." Akunya lembut.
Keizaa langsung menangkup mulutnya, dengan kedua mata yang membelalak lebar.
Alson Oppa mencintaiku? Dia sudah mencintaiku. Seharusnya aku senang mendengarnya, tapi rasanya salah. Salah karena wanita yang seharusnya ia cintai adalah tunangannya, Clarissa. Bukan aku!!
Keizaa berkata dengan suara lirih sambil menggelengkan pelan kepalanya, "Tidak. Itu tidak mungkin."
"Kenapa tidak mungkin? Aku tahu kamu juga mencintaiku, Snow. Apa kau juga akan menyangkal perasaanmu padaku? Kita berdua sudah saling mencintai. Apa yang tidak mungkin dari itu?!" cecar Alson sambil menatap sendu wajah Keizaa.
Ya Tuhan. Kenapa dia bisa tahu kalau aku sudah mencintainya?!
"Apa kau akan menyangkal perasaanmu padaku, Snow?!!" desak Alson lagi.
Keizaa menatap langsung ke mata Alson, dan berkata dengan dingin, "Aku memang mencintaimu, Oppa. Tapi tidak untuk meninggalkan dia."
"Apa maksudmu? Dia siapa?"
"Tunanganmu, Clarissa."
Alson menggeleng frustasi, "Aku sudah berusaha menyukainya, Snow. Tapi tidak bisa. Yang ada di pikiranku hanya kamu, kamu dan kamu! Kamu yang sudah memenuhi pikiran-pikiranku siang dan malam!"
"Oppa, kenapa kamu harus mengatakannya?!! Kenapa kamu harus membuatnya semakin rumit seperti ini?! Kamu hanya tinggal menerima pertunanganmu itu dengan ikhlas. Dan mengabaikan perasaanku!!"
Alson meraih tangan kiri Keizaa dan meremasnya, "Tidak. Aku tidak bisa mengabaikan perasaan wanita yang aku cintai. Terlebih lagi wanita itu adalah kamu, Snow. Kita sudah saling mencintai. Kenapa harus seperti ini?!"
Dan sekuat apapun Keizaa menahan air matanya untuk tidak jatuh, akhirnya sia-sia. Karena kini air mata itu mengalir deras ke pipinya.
"Kita berdua memang saling mencintai, saling menyayangi. Tapi cinta kita hadir di waktu yang salah, Oppa. Saat ini, kamu masih terikat dengan pertunanganmu itu." kata Keizaa lirih di sela tangisannya. Alson semakin meremas erat tangan Keizaa.
"Ingin aku membuka ikatanmu itu agar kamu bebas. Tapi sekali lagi logikaku menolak. Karena akan ada hati yang tersakiti nantinya." lanjut Keizaa sambil terisak.
"Kamu selalu saja seperti itu, Snow. Memikirkan perasaan orang lain alih-alih perasaanmu sendiri." desah Alson pelan.
"Oppa..."
"Kamu memikirkan perasaan Clarissa. Tapi kenapa kamu tidak memikirkan perasaanku? Itu tidak adil, Snow." tanya Alson dengan suara lirih, membuat hati Keizaa semakin sakit.
Keizaa membuang muka ke arah jendela sampingnya, dadanya terasa sesak, dan hatinya benar-benar hancur.
Aku tidak bisa terus seperti ini. Kalau Alson Oppa tidak bisa bersikap tegas. Biar aku saja yang menegaskannya untuk kami. Mungkin Alson Oppa tidak mau menyakitiku karena tahu aku sudah mencintainya. Dan mungkin juga ia akan berubah saat tahu aku akan baik-baik saja. Dan aku akan menerima cinta yang lain dengan tangan terbuka.
"Snow..."
"Sejak awal perasaanku padamu sudah salah, Oppa. Tidak seharusnya aku memiliki rasa itu. Jadi memang sudah seharusnya aku membunuh perasaanku padamu, yang tidak seharusnya tumbuh dan pada akhirnya menyakitiku."
Keizaa menghela nafas panjang, dan menghapus air matanya sebelum mengalihkan perhatiannya pada Alson, dan menguatkan dirinya untuk tidak menampakkan reaksi apapun di wajahnya.
Suara Keizaa terdengar gemetar karena menahan tangisnya ketika ia berkata,
"Tolong lepaskan aku, Oppa. Biarkan aku merasakan luka itu sekarang. Daripada aku harus menunggu nanti. Karena pada akhirnya aku tetap akan terluka dengan luka yang lebih menganga lagi."
Dan untuk pertama kali dalam hidupnya Keizaa melihat Alson menitikkan air mata. Dan itu membuat hati Keizaa seperti teriris sembilu, membuat sobekan luka di hatinya semakin menganga.
Tapi Keizaa harus tetap tegas, atau hubungan mereka akan terus tetap seperti ini, yang justru akan membuat mereka sama-sama menyakiti hati mereka sendiri dan juga Clarissa.
"Jangan seperti itu, Snow. Aku..."
"Dengarkan aku, Oppa. Please!" potong Keizaa tegas.
Dan setelah Alson diam, Keizaa mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, kotak perhiasan yang berisi kalung, hadiah ulang tahun dari Alson untuknya, dan dengan berat hati Keizaa menyerahkan kotak perhiasan itu ke Alson.
"Aku tidak berhak menerima hadiah ini Oppa. Terlebih lagi aku tidak bisa memakainya tanpa teringat dirimu. Sementara aku harus berusaha sekuat tenaga untuk melupakan perasaanku padamu. Jadi tolong. Ambillah kembali kalung ini, Oppa."
Dear Readers.
Bab ini sampai di sini dulu yaa. Nantikan lagi kelanjutannya besok di jam yang sama. Jam 12.00-13.00.
Dan Selamat Hari Guru Nasional ke-75 😍
Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya hebat, tapi gurulah yang dapat melahirkan ribuan orang hebat.