NovelToon NovelToon
PERANGKAP CINTA

PERANGKAP CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Percintaan Konglomerat / Nikah Kontrak / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:224
Nilai: 5
Nama Author: Fuji Jullystar07

apa jadi nya semula hanya perjalan bisnis malah di gerebek paksa warga dan di nikahi dwngan ceo super galak???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fuji Jullystar07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 13

Keesokan paginya.

Langit di luar masih di selimuti gelap. Udara dingin menggigit kulit, dan embun belum sepenuhnya menghilang dari dedaunan

Calista berdiri di depan pintu arsenio mengetuk  dengan semangat

Tok tok tok.

"Arseeen, bangun!"

Tak ada jawaban

"Arseeen, kalau nggak bangun aku dobrak ya!"

Hening

" Arsenioooo! Aku serius loh, satu... dua... TIGA! Aku beneran dobrak pintu ini kalau kamu__"

Pintu terbuka perlahan,muncullah wajah kusut Arsenio rambut awut-awutan dan mata setengah terbuka.

"Apa?" suaranya serak, dingin, dan seperti biasa tidak ramah.

"Ayo jalan-jalan!" pinta Calista dengan mata berbinar.

“Enggak.”

Arsenio hendak menutup pintu, tapi Calista menahannya.

“Kenapa?”

“Kenapa?” Arsenio mengangkat alis.

“Calista, kamu lihat jam berapa sekarang? Ini masih setengah enam kurang. Ini masih subuh  dan...” Ia melirik ke luar jendela. “masih gelap.”

“Tapi aku mau lihat sunrise! Dan aku lapar...” Calista merengek, sambil menarik lengan piyama Arsenio mencoba membujuk.

“Pergi sendiri aja. Kalau lapar, panggil butler. Aku mau tidur lagi.”

Brak!

Pintu ditutup tanpa ampun

Calista berdiri mematung. Mata nya membelak Napasnya naik turun,kesal.Tangan terkepal di depan pintu.

Tiba-tiba, pintu terbuka lagi.

“Apa?” Arsenio menatapnya tajam.

“Lagi peregangan!” saut Calista buru buru

Ia langsung mengangkat kedua tangannya ke atas, berpura-pura stretching dengan canggung.

Arsenio mendecak dan kembali menutup pintu. Kali ini lebih keras

Calista menghembuskan napas panjang " Ya udah, aku pergi sendiri. "

Ia melangkah keluar, menyelusuri taman vila yang masih sepi dan becek. Langkahnya cepat tergesa sesekali,menengadah ke langit yang mulai terang meski matahari belum sepenuhnya muncul. Angin pagi meniup lembut rambutnya.

Callista mempercepat langkahnya hampir berlari kecil,lihat jam di tangan nya menunjukan waktu yang pas,sebentar lagi matahari akan terbit.

Saking buru burunya.

Bugh

Tubuh nya menabrak seseorang

“aduh!Maaf!”

Calista panik. Mata nya melebar. Untung pria itu dengan sigap menahan bahunya.

Ia mendongak dan terdiam.

Wajah nya memerah seketika.

“Maafin aku. Tadi aku buru-buru. Cuma mau lihat sunrise,” ucapnya cepat.

Dan ketika matanya menangkap, siapa yang berdiri di depan nya, jantungnya seakan ingin melompat keluar.

Felix Adiwangsa Ravendra.

Idolanya.

Pria itu tersenyum hangat “Mau lihat sunrise? Ayo bareng aku aja . Aku tahu spot bagus buat nikmatin pemandangan.”

Dia mengulurkan tangan.

Calista menahan napas. Mati-matian Calista menahan jeritannya di tenggorokan nya menyembunyikan senyum lebarnya.

“Felix,” Ucap pria itu  memperkenalkan diri.

Calista menatap tangan itu sejenak. Masih tak percaya. sebelum akhirnya membalas, “Calista,teman aku sering panggil Tata kamu boleh pangil aku Tata”

________

Di tempat lain, Arsenio tidak bisa melanjutkan tidurnya. Ia gelisah, terus membolak-balikkan badan di ranjang. Perasaan bersalah menyergapnya, apalagi ini adalah pertama kalinya Calista pergi ke Bali sendirian.

Dengan kesal dan cemas, Arsenio akhirnya bangkit. Ia meraih jaketnya dan keluar dengan langkah tergesa. Sambil berjalan ke sana kemari, ia mencari dengan panik, beberapa kali menghampiri orang yang lewat untuk menunjukkan foto Calista dan menanyakan keberadaannya.

Arsenio makin panik ketika orang orang tidak melihat Calista sama sekali

"Permisi, Pak. Bapak pernah lihat orang ini?" tanya Arsenio sambil menunjukkan foto pada pria yang sedang membersihkan toko.

Pria itu menyipitkan mata, lalu mengangguk. "Tadi saya lihat dia jalan ke arah bukit, bareng sama cowok ganteng." Ia menunjuk ke arah bukit berbatu.

Arsenio langsung panik. Tanpa pikir panjang, ia berlari ke arah yang ditunjuk, sesekali terpeleset karena tanah yang licin. Tapi ia tidak peduli. Hatinya dipenuhi kekhawatiran.

______________

Felix tersenyum lebar. “Yuk,” ajaknya, menuntun Calista melewati jalan setapak yang masih basah oleh embun pagi.

Calista belum bisa berkata-kata. Otaknya kosong, jantungnya berdetak tak beraturan. Ini nyata, kan? Bukan mimpi?

"Datang ke sini buat liburan atau warlok?" tanya Felix, memecah keheningan.

"Liburan. Aku tinggal di Jakarta," jawab Calista cepat.

Felix mengangguk. "Serius? Wah, berarti kita bisa ketemu lagi dong."

"Sebenernya waktu perkenalan aku sudah tau kamu, koki muda paling terkenal,sudah lama aku mengagumi konten masak  kamu sebut saja aku pengemar mu , Aku kerja di Sanjaya Grup,kita akan berkerja sama dalam  proyek mie sehat rasa premium," tambah Calista dengan gugup.

Felix terkekeh. "Kamu kerja di Sanjaya Grup? Aku nggak nyangka kita ketemu di sini. Takdir, mungkin?"

Calista tersipu, berusaha tetap tenang meski hatinya berdebar.

Felix menunjuk ke arah bukit kecil. "Dari sana kelihatan banget mataharinya. Ayo cepetan, nanti kelewat."

Mereka mulai mendaki, sesekali menghindari genangan air. Felix beberapa kali membantu Calista agar tidak terpeleset. Setiap sentuhan kecil darinya membuat Calista menahan napas.

Saat sampai di atas, pemandangan itu membuat mereka terdiam.

Langit berubah perlahan,ungu, jingga, lalu semburat keemasan.

" Wow"  Calista menatap takjub

"Indah kah " Felix duduk di atas batu besar

" Iya, ketika aku di jakarta aku sibuk banget pagi pagi buta aku langsung pergi kerja buat hindari macet pulang malam tidak pernah aku menikmati sunrise atau sunset "

" Kali kali jangan hanya kerja terus setidak nya luangkan waktu sebentar buat menikmati keindahan yang ada di sekitar kamu. "

" Hmm, btw, kamu keren banget nemu tempat indah ini apa kamu sering ke Bali? "

Felix berdiri di sampingnya. "Iya. Aku selalu kesini buat lihat sunrise, tiap kali berkunjung ke rumah nenek di Bali,tapi jangan kamu sebarin yah ini cuman rahasia kita berdua "

" Oke " Calista mengakat jari kelingkingnya felix pun manutkan jari kelingkingnya nya

" Kamu orang pertama yang aku ajak kesini."

Calista menoleh, wajahnya memerah. "Hahaha... Berarti aku beruntung dong cuman satu satu nya yang kamu ajak kesini? Bisa di bilang aku fans eklusif? "

Felix hanya mengangkat bahu, senyum kecil di wajahnya.

Matahari perlahan muncul sempurna.

Keheningan menyelimuti mereka.

"Waktu kecil, aku paling pengen lihat sunrise," ucap Felix tiba-tiba. Calista menatapnya, mendengarkan.

"Aku selalu berharap pagi cepat datang. Biar ibuku cepat pulang. Tapi dia gak pernah datang lagi."

Sebelum Calista bisa menjawab

"CALISTA!"

Suara berat itu membuat Calista menoleh panik.

"Arsenio?"

Pria itu berdiri dengan napas memburu, rambut berantakan, wajah kesal. "Kamu dari mana aja?!"

"Kenapa kamu ke sini?!" Calista membalas, sama kesalnya.

Arsenio langsung menatap Felix tajam. "Siapa kamu?"

Felix tetap tenang, menyodorkan tangan. "Felix."

Arsenio tidak menyambut. Matanya menusuk.

"Arsen, kenapa kamu ke sini sih?" Calista mendengus kesal, seperti dipergoki ayahnya.

"Emangnya penting?" balas Arsenio dingin.

"Ya penting! Kamu sendiri yang nolak waktu aku ajak lihat sunrise!"

"Sekarang itu gak penting. Ayo pulang." Arsenio menarik tangan Calista.

Felix langsung berdiri di antara mereka. "Tunggu. Jangan sentuh dia sembarangan."

" Bukan urusan kamu "

" Ini jadi urusan ku, aku paling benci lihat cowo kasar ke cewe  "

" Apa aku terlihat kasar? Aku hanya mengajak nya pulang? "

Arsenio dan Felix saling menatap tajam

Felix menatap Calista  " Tata siapa dia " Tanya Felix

1
robleis_XD
Gak sabar lanjut ceritanya
Robert
Bikin ketawa sampe perut sakit.
dziyyo
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!