Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Bagas dan siska
Aku tersentak kaget saat tiba-tiba aku melihat Bagas dan Siska sudah duduk manis di sofa ruang tamu ku
"Apa yang kalian lakukan disini..? " hardik ku, sama sekali tidak suka melihat kedatangan mereka
"Kiran apakah kamu tidak tau bagaimana caranya menerima seorang tamu..? " timpal bagas
"Ini terlalu pagi untuk menerima seorang tamu.. " bantah ku kesal
"Aku mau bertemu Maria.. sudah lama aku tidak bertemu dengannya.. " Bagas bangkit dari duduk nya
"Maria masih tidur,.. jangan ganggu dia... "
"Ok.. kami akan menunggu sampai dia bangun.. " Bagas kembali duduk di ikuti Siska
"Kiran,.. duduklah aku ingin bicara baik-baik.. " jelas Bagas menatap ke arahku yang masih berdiri tegak di depan nya
Meskipun enggan ,akhirnya aku terpaksa duduk di depan mereka
"Aku dengar maria sudah beberapa hari tidak masuk sekolah.. " lanjut Bagas memecah keheningan
Aku menoleh tajam padanya
"Lalu apa masalahmu...? "
"Maria juga anakku.. tentu saja ini menjadi masalah ku juga... "
"Sejak kapan kamu peduli masalah sekolah Maria... ?"
"Cukup kiran,.. aku tidak mau berdebat lagi denganmu.. "
"Aku juga tidak mau berdebat denganmu.. oleh karena itu... lebih baik kalian pergi dari rumah ini sekarang juga... " tegas ku
"Kiran aku sama sekali tidak menyangka kamu akan keras kepala seperti ini... aku ingin bicara baik-baik tentang maria... "
"Apalagi yang harus di bicarakan... Maria baik-baik saja.. dia hanya perlu beberapa minggu lagi di sekolah itu.. kemudian dia akan lulus dan mulai masuk Sekolah Dasar.. " Ucapku
"Aku tau... tapi masalah nya.. dia akan menjadi anak yang malas jika kita terlalu memanjakan nya.. biar dia mencoba menghadapi masalah nya sendiri... " ujar Bagas membuat ku mendelik tajam ke arah nya
"Maksud kamu...? "
"Biarkan Maria sekolah dan biarkan dia berdamai dengan Teman-teman nya.. dengan cara dia sendiri.. " jelas nya tanpa perasaan bersalah..
"Mas.."!!
"Kamu tau apa yang terjadi dengan Maria...? Maria di bully mas... setiap hari dia di ejek Teman-teman nya karena ayah nya lebih memilih pel*k** dari pada diri nya...!!" hardik ku tak bisa menahan emosi lagi
"Kiran cukup,.. dia istriku kamu tidak berhak menghina nya..! "
"Menghina..???? "
"Bukankah hubungan kalian terjadi sejak kita masih suami istri mas..!! kalau bukan pel**or apa lagi nama nya.!! kalau bukan hina.. apa nama nya. ??!!!! "tukas ku berapi-api
Bagas terdiam menatap tajam padaku
Aku balik menatap Bagas dan Siska yang tampak canggung
" Jangan memfitnah ku dari mana kamu tau, tentang hubungan ku dengan Siska..? "elak nya
"Dari mana aku tau..? tanya istri mu..!!
Bagas menoleh pada Siska
"Aku... cerita itu sebelum menikah mas,.. supaya dia bisa melepaskan kamu.. " jawab Siska gugup
"Tampak nya kalian belum cukup dapat Chemistry.. yang kuat untuk jadi suami istri... " tawaku sinis
"Kamu pikir aku masih mengira kamu suci mas...? kamu pikir aku tidak tau kebusukan kamu selama kita menikah ... beruntung sekali kamu memiliki Siska mas... karena tanpa aku pinta, dia sendiri yang mengungkap hubungan kalian yang hina itu..!!! "
"Cukup kiran.. jangan mengalihkan pembicaraan,.. aku kesini untuk Maria.. bukan untuk membicarakan masalah kita.. " dalihnya
"Aku bilang,.. Masalah Maria adalah urusanku.. aku akan terus menjaga dia sampai dia lulus TK..aku akan mengawasi maria di sekolah ataupun di rumah.. "
"Tapi setelah Maria masuk Sekolah Dasar apa kamu akan tetap menunggui nya di sekolah.. apa kata Teman-teman nya nanti... dia akan tumbuh menjadi anak yang manja kalau... "
"Mas.. Cukup.. aku yang tau bagaimana harus menyikapi anakku sendiri.. lagi pula siapa yang bilang aku akan menunggui dia di sekolah nya sampai Sekolah Dasar... Masalah maria justru dari Teman-teman nya... dan itu awal nya dari kamu ,..apa kamu tidak sadar...? "tanyaku kembali emosi
"Kirana kamu....!!"
"Aku akan memindahkan Maria ke Sekolah Negri... dia tidak akan sekolah di sana lagi.. aku akan mengajarkan dia hidup sederhana tanpa harus di kelilingi Teman-teman yang toxic.. " ucapku seraya melirik ke arah Siska yang langsung memalingkan wajahnya..
"Kamu nggak bisa mengambil keputusan sendiri kiran.. "timpal Siska tiba-tiba
"Dan kamu tidak perlu ikut campur masalah aku dan anakku.. pela**r... " ucapku sinis
"Kiran...! " teriak Bagas..
"Aku sudah cape mas... energi sudah habis.. sebaiknya kamu pergi sebelum aku teriak di sini.!! Ancam ku sambil berdiri dari tempat duduk ku
Bagas mendengus kesal..
"Kita pergi dari sini sayang... percuma kita bicara sama dia.. " ujar Bagas sambil mengulurkan tangan nya kepada Siska yang langsung berdiri menggandeng nya... membuatku ingin mel*d*hi.. wajah mereka
"Ok... aku akan berusaha percaya sama kamu... tapi, aku tidak ingin mendengar hal yang tidak baik lagi tentang Maria... " Ujar Bagas membuatku muak
Aku menoleh pada Siska dan menghampiri nya perlahan
"Ok.. tapi, aku juga minta sama kamu,untuk ikut mendidik keponakan kamu agar tidak mengejek Maria lagi... kalau bisa jelaskan sama silvi.. bahwa kamu lah yang telah sengaja merebut ayah maria dengan cara yang kotor. " sahutku puas .
Sementara Siska memandangku dengan penuh amarah..
"Sudah sayang kita pergi dari sini..O, iya kirana...uang untuk keperluan maria sudah aku transfer.. aku harap itu cukup untuk memenuhi kebutuhan nya bulan ini... " jelas Bagas menuntun siska keluar dari rumah ku.
Aku terduduk dan menarik napas berat..
sementara bi sumi lari tergesa-gesa menghampiri ku
"Maaf nyonya tadi saya hanya bisa memperhatikan kalian dari luar... takut nya ada apa-apa saya bisa langsung teriak.. " jelas bi sumi.
Aku tersenyum menatap nya
"Tidak apa-apa bi, saya baik-baik saja.. " ungkap ku menahan air mata yang tiba-tiba memaksa tuk keluar..
"Mulai hari ini saya yang akan mengantar, serta menunggui maria sampai dia pulang sekolah bi... "
Bi sumi mengangguk pelan
"Iya nyonya semoga keadaan non aya semakin membaik.. "
"Iya bi.. Aamiin.. " aku segera bergegas ke kamar maria yang ku lihat sudah terduduk di tepi tempat tidur nya...
"Aya.. sayang,.. kamu sudah bangun nak...? " tanya ku sembari menghampiri nya..sedikit khawatir dia mendengar pertengkaran ku dengan Bagas tadi..
Maria tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca
"Sudah mah.. dari tadi.. " jawabnya sambil memeluk ku
Sejenak aku tersadar mungkin saja aya mendengar semua nya tadi.. aku merangkul dan memeluknya erat
"Sayang.., mulai hari ini mama akan mengantar kamu dan nungguin kamu di sekolah nggak apa-apa kan..? " tanyaku meminta ijin nya
Maria mengangguk
"Iya mah.. aya akan nurut sama mama.. apapun yang mama mau lakukan aya patuh mah... asal mama jangan tinggalkan aya, asal mama selalu ada untuk aya... " lanjut nya sambil terisak
aku menghapus air mataku diam-diam.. dan memegang wajah nya untuk menatap ku.
"Maria jasmine Pratiwi.. anak kesayangan mama.. dengar, seumur hidup mama tidak akan pernah meninggalkan aya... mama akan selalu sayang sama aya... jika seluruh dunia ini mengejek aya... ingat.. mama selalu di sini sayang.. selalu ada untuk aya...meskipun harus melawan pahit nya dunia untuk kebahagiaan aya..mama akan lakukan itu..asal aya selalu semangat dan ceria ya nak..."
akhirnya tangisku pun pecah di iringi isak tangis aya
Ku peluk putri kecil semata wayang ku.. rasa sakit, dan kecewa lebih pada sendiri..,karena merasa belum bisa menjadi ibu yang baik.. belum bisa menjaga nya dengan sempurna..
"Ya Tuhan,.. kuatkan lah aku dan anakku.. melewati semua ini.. " ucapku lirih..