NovelToon NovelToon
Peluru Rasa Kavaleri Timur

Peluru Rasa Kavaleri Timur

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Enemy to Lovers
Popularitas:173.3k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Patah hati membawa Russel menemukan jati dirinya di tubuh militer negri. Alih-alih dapat mengobati luka hati dengan menumpahkan rasa cintanya pada setiap jengkal tanah bumi pertiwi, ia justru diresahkan oleh 'Jenggala', misinya dari atasan.

Jenggala, sosok cantik, kuat namun keras kepala. Sifat yang ia dapatkan dari sang ayah. Siapa sangka dibalik sikap frontalnya, Jenggala menyimpan banyak rahasia layaknya rimba nusantara yang membuat Russel menaruh perhatian khusus untuknya di luar tugas atasan.

~~~~

"Lautan kusebrangi, Jenggala (hutan) kan kujelajahi..."

Gala langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, "dasar tentara kurang aj ar!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Enam belas ~ Lagi-lagi tak bisa menolak

Gala menghapus kasar air matanya, tak meninggalkan kesan lemah dan rapuh di depan papa, dan berjalan penuh rasa mantap, "kita lihat sampai kapan papa bertahan menaruh bang kai, dan sampai kapan pondasi yang rapuh itu menghancurkan bangunan kokoh yang disebut keluarga. Karena sejak papa memutuskan mengkhianati mama, mengkhianati Kaka, mengkhianati aku...kondisi rumah yang kita bangun sudah porak poranda."

Saat ini ia tak ingin mendengar, ia hanya ingin di dengar, begitu ucapnya pada papa Iri.

Ia meninggalkan papanya di ruangan itu bersama dengan segala rasa bersalah, penyesalan yang berlarut-larut tanpa bisa menjelaskan apapun, padahal sejak tadi hatinya begitu menggedor-gedor ingin meledakan penjelasan pada Gala.

Ia hanya manusia biasa, yang sering kehilangan arah, yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Ia bukan manusia suci yang lepas dari godaan iblis, iblis yang bersemayam sekian lama di sela-sela rongga dada dan pikiran.

Gala sedikit menepi dari sana, berusaha kuat itu rupanya melelahkan. Dirinya tak mampu lagi. Dan disaat ia merasa sendirian, di balik tembok ruangan tempatnya dan papa Irianto barusan, Gala terduduk di dekat pohon mangga. Perlahan namun pasti isakannya mulai terdengar lirih.

Itu yang sering ia lakukan demi mengurangi sedikit denyut di kepala dan sesak di dada. Isakan yang berubah menjadi rintihan dalam hingga suara sesenggukan nya beradu dengan suara lalu lintas di depan markas unit anti teror ini. Atau justru angin yang berhembus membawa serta suaranya dan melebur di udara.

"Hufft....inhale...exhale..." ia berusaha meredakan tangisnya, ia tak boleh begini, tak boleh pulang dalam keadaan seperti ini terlebih di depan mama yang sedang sakit.

Tapi....

Air mata yang sulit ia kontrol itu kembali membuatnya harus menenggelamkan kepala di dalam lipatan tangan yang memeluk lutut.

"Aku ngga boleh gini....mama ngga boleh liat aku nangis gini. Come on Gala!!" ucapnya pada diri sendiri begitu menyayat hati siapapun yang mendengar tak terkecuali Russel yang sejak tadi, entah kenapa kakinya itu selalu melangkah mengikuti Gala, ingin memastikan Gala baik-baik saja, meski ia belum berani mendekat.

Pandangannya tak sama lagi, ia salah menganggap masalah Gala enteng, sebab---ia tak seperti dirinya. Mungkin pemberontakan yang dilakukan Gala tak sama seperti dirinya. Jika dirinya dulu begitu, memang murni badung, tapi Gala....itu merupakan bentuk protesnya, bentuk akumulasi dari segala sakit dan kecewanya terhadap cinta pertamanya.

Russel menghela nafasnya, dan memberanikan diri untuk mendekat.

Ia lantas duduk di samping Gala membuat gadis ini langsung terperanjat dan segera menghapus air mata dari wajahnya, bahkan ia menyembunyikan wajah yang ia coba hapus dengan kemeja yang dipakainya.

"Tas mu ketinggalan. Niatnya aku anterin, takutnya ngga punya baju ganti. Atau diacak acak prajurit disini."

"Thanks." Gala masih enggan memperlihatkan wajahnya yang sudah pasti terlihat sembab sekarang, "kamu bisa pergi sekarang. Aku balik ke rumah dinas papa sebentar lagi, tenang aja. Aku ngga akan kabur lagi abis ini." Ucapnya.

"Pura-pura kuat itu butuh tenaga, mau cari sarapan bareng? Di sekitar sini ada tukang ketoprak, nasi uduk, gado-gado atau bubur ayam yang enak. Aku yang traktir..." ucap Russel.

Gala menggeleng, "aku ngga laper.

"Temani aku cari minum." Pinta Russel lagi, "lumayan, bisa sekalian tunggu sampe mukanya ngga sembab lagi. Ngga mungkin mau ketemu ibu dengan muka sembab begitu, kan?"

Gala menyerah, perwira muda ini bebal, tak mau pergi. Ia mele nguh, sebab baru kali ini ia kedapatan menangis di depan orang lain, selain tanta, om dan....Aziz.

Ia membalikan wajahnya yang kacau, "kalau mau hina jangan sekarang...aku lagi ngga punya tenaga buat marah, aku---"

Russel justru mengeluarkan scarf miliknya dari saku celana dinas yang ia pakai, dimana saku pinggirnya mampu menampung benda seperti scarf. Lalu mengelap sisa jejak air mata yang luput Gala hapus barusan.

Alih-alih kering, lelehan demi lelehan air mata itu justru semakin menganak sungai di depan Russel. Gala bahkan sudah menggigit bibir bawahnya agar tak semakin menjadi. Apalagi di depan Russel.

Ia berkali-kali menghela dan membuang nafas, Russel justru menepuk-nepuk punggungnya lembut.

Puk...puk...

"Punya beban itu memang enaknya dikeluarkan. Ngga kebayang, udah berapa lama tuh ngendap?" Russel mendengus.

Gala menggeleng, "sorry."

Lelaki itu balik melirik, "buat?"

"Harus nontonin orang nangis."

Rahang tegasnya menarik senyuman, lalu menggeleng, "ngga usah takut atau malu. Bakalan ku anggap pagi ini, aku lagi nonton sinetron favorit ummaku, dimana adegannya tokoh utamanya nangis kejer."

Gala mendengus menepuk bahu Russel, dan akhirnya bisa menghapus air matanya dengan scarf milik Russel, tak menyangka jika scarf kesatuan akhirnya dipakai lap air mata dan hingus.

"Ini nanti aku cuci." Ujar Gala sudah dapat tersenyum meski itu samar. Russel mengangguk-angguk, "sekalian dengan baju-bajuku ya..."

Gala mendelik, it's Gala....jika sudah mendelik sinis begini.

"Jadi, bubur apa nasi uduk?" tanya Russel lantas ia melirik arlojinya, "masih ada 30 menitan, lumayan. 3 menit cukup buatku makan."

Gala menaikan kedua alisnya, "makanannya ngga dikunyah?"

Russel terkekeh, pertanyaan itu sering ia dapatkan entah dari teman temannya atau orang lain, namun jelas bukan dari keluarganya.

Baik Russel atau Gala tak ada yang membahas masalah tadi.

"Yang ini biar aku yang traktir, seenggaknya aku ngga malu-malu banget soal semalem. By the way, aku serius mau ganti bill semalam, Agrarussel..." dentingan sendok mengisi tenda pinggiran trotoar jalan dekat dengan brigade II. Lapangan yang membentang dan mulai disirami oleh cahaya mentari pagi seolah membawa serta lembaran baru untuk siapa saja yang memandangnya.

Gala mendelik sinis, ekor matanya bahkan terasa masih tertinggal saking ia mendelik dengan tajam, Russel tertawa, paham dengan maksud delikan sinis itu.

"Agrarussel nama di papan namaku. Kalo Ucel...nama kesayangan buat orang-orang pilihan."

Kunyahannya sempat terhenti demi melirik pria di sampingnya, benar...hanya beberapa menit, bubur ayam yang ada di mangkuknya sudah ludes tak bersisa, padahal Gala baru saja menyendok beberapa sendok saja setelah merapikan topping di atasnya, menyisihkan seledri dan daun bawang sebab ia tak suka itu, ia bahkan menolak kuah kuning yang sempat akan disiram si penjual di atas buburnya.

Gala lebih suka keorisinalan rasanya. Lain dengan Russel yang telah mengacak-acak itu, menyatukannya dengan kecap, sambal termasuk kerupuk.

Jika Gala menerima saja air teh tawar panas maka Russel, ia seperti biasa...akan mencari air mineral terlebih dahulu.

"Maksudnya, aku..." tunjuk Gala pada dirinya sendiri.

Anggukan Russel jelas membuat Gala sangsi, "why?"

"Aku yang pilih." Jawab Russel tanpa berpikir lagi, terkesan jawaban sekenanya mungkin untuk Gala namun untuk dirinya, tidak.

"Ck. Atas dasar apa memilih aku?"

Russel justru bergidik tak memberikan jawaban pasti, karena sejujurnya ia pun tak bisa menjelaskannya untuk sekarang, ia bergerak sesuai hati.

"Berapa bang?" tanya nya menggeser kursi plastik.

"Eh, biar aku yang bayar...."Gala ikut bangkit.

"Duduk. Habiskan buburnya. Yang paling cepat habis, dia yang bayar..." ucap Russel sudah merogoh sakunya.

"Sejak kapan kita bikin perjanjian?"

"Barusan. Aku ambil motor, kamu tunggu, biar aku antar sampai depan rumah."

Kembali Russel bicara yang lagi-lagi Gala tak bisa menolaknya.

.

.

.

.

1
Maria Kibtiyah
yg salah si rara dh tau punya anak bini malah jd pelakor
MunaRizka
ucel kah yg nelpon
Bunda Idza
baru Nemu lagi kisah othor satu ini, selalu suka karya nya
Bunda Idza
semangat Gala....ikut banjir air mata ini, Yach..... seorang anak akan bingung jika harus memihak salah satu dari orang tua nya... pun mereka yang bilang pisah secara baik dan akan selalu ada untuk sang buah hati, tapi tetap terasa ada ruang hampa dihati sang anak...jadi siapapun yang bergelar orang tua harus banyak melakukan pertimbangan sebelum keputusan.
Semoga setelah badai ini menerjang, akan ada damai datang
MunaRizka
lagu kesukaan keponakanku🤣
MunaRizka
meleleh hati adek bang
MunaRizka
otw jadi calon istri
MunaRizka
ooohhh mau pamitan sama aa ucel
Trituwani
bang uceeeelll ki nona manise lg butuh sandaran e.. knpa pas kau tak dirumah masalah itu meledak.... kasian bang kekasih hate mu itu...semoga saja itu bukan si lazizz yg tlf bisa bisa keracunan itu nona /Slight/
Trituwani
disaat terbongkar pun rasanya kian sesak, knp tidak berpura pura terus saja biar terlupakan dgn seiring wktu...klo gala saja Bisa mnekan selama bertahun tahun knpa harus sekarang bom wktu itu meledak disaat gala terlihat baik baik saja... apa tdk bisa saling mmaafkan krn orang ketiga pun sudah tiada,demi ank yg dulu bertumbuh dgn guncangan mental dr sosok cinta pertama... tlg dibicarakan lg pa ma...ankmu sdg tidak baik baik saja skrang /Whimper/
𝐙⃝🦜尺o
apakah itu suara Russel?
Nia nurhayati
rahasia apa yang di sembunyikn papa irianto yaa
sitimusthoharoh
duh om nya berubah jadi bang ucel.duh mana lagi tugas eh si adx sayang malah nanggis kira2 bakalan nyari bala bantuan siapa nih bang ucel?
lanjut
Nia nurhayati
abang usell kamu harus berjuang Kara's tuk ngedapetin hati gallaa💪💪💪💪
sitimusthoharoh
gk mungkin ma2mu gk tau la.😭😭😭😭😭kan jadi bingung mo komen ap
lanjut
Elmaz
ayang ucel.... saat nya tepat bgt.
ikutan nangis dong di bab ini ikut merasakan yg gala rasakan....klo gala ice rasa getir ...yg aq rasa mie kuah rasa asin alias ingus meleleh krn baca sambil makan mie rebus 😭😭
Yuni
om ucel sayang masih tugas 😭😭😭😭😭kasian lala y ikutan mewek 😭😭😭
Iccha Risa
si duta air mineral bukan yg nelpon, tolongin dong bang andai bisa tinggal tring dihadapan Lala ..
Iccha Risa
Lala duh pengen peluk tubuh ringkihmu... keegoisan kalian nambah luka perceraian bukan menyelesaikan masalah. Lala dengan kesendirian tuh udh melekat udh plis jgn nambah list yg buat hancur hati Lala, ga bisa apa buat Lala tetep waras bisa bicara dgn kepala dingin mama papa seharusnya bisa mengerti sebab akibat dari tindakan atw keputusan mereka ambil..
Vie ardila
aku juga berurai air mata kak mimin... 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!