NovelToon NovelToon
Cinta Di Antara Dua Istri Sang CEO

Cinta Di Antara Dua Istri Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Pelakor jahat / Poligami / Selingkuh / Mafia
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tika kookie

sebuah pria tampan CEO bernama suga yang menikah dengan wanita cantik bernama cristine namun pernikahan itu bukan atas kehendak suga melainkan karena sedari kecil suga dan cristine sudag di jodohkan dengan kakek mereka, kakek cristine dan suga mereka sahabat dan sebelum kakek cristine meninggal kakeknya meminya permintaan terakhir agar cucunya menikah dengan suga, namun di sisi lain suga sebenarnya sudah menikah dengan wanita bernama zeline suga dan zeline sudah menikah selama dua tahun namun belum di karuniai seorang anak, itu juga alasan suga menerima pernikahan dengan cristine.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tika kookie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

cinta di antara dua istri sang ceo

     Suga menatap Zeline dengan raut wajah penuh kebimbangan, suaranya terdengar pelan namun jelas, mencoba menenangkan suasana yang semakin menegang.

      “Cristine bisa sakit kalau tidak makan… bisakah kau buatkan sup hangat untuk Cristine saja, Zeline? a aku mohon padamu. Aku tak tahu cara memasak, dan Cristine juga masih belum bisa masak dengan sempurna…”

  Kata-kata itu membuat udara di ruang makan seolah membeku. Sendok di tangan Zeline berhenti bergerak. 

        Butuh beberapa detik sebelum akhirnya ia mengangkat wajahnya perlahan, menatap Suga dengan sorot mata yang dingin dan tajam sorot mata yang tidak lagi menunjukkan cinta, tapi luka yang dalam.

 Tanpa berkata apa-apa, Zeline tiba-tiba melemparkan sendok yang tadi ia genggam.

 Clang!

   Benda itu melesat dan nyaris mengenai wajah Cristine, hanya terpaut beberapa sentimeter sebelum jatuh ke lantai.

  Cristine terperanjat, tubuhnya sedikit mundur ke belakang dengan wajah pucat dan tangan gemetar.

       Suga terdiam di tempat, napasnya tertahan, tidak menyangka reaksi Zeline akan sekeras itu.

  Zeline menatap keduanya bergantian  tatapan penuh amarah yang selama ini ia tahan akhirnya pecah.

    “Kau pikir siapa aku, Suga?” suaranya tegas, nyaris bergetar menahan emosi. “Menyuruhku untuk wanita ini?”

    Ia kemudian menoleh ke arah Cristine, menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan menghina.

     “Dan kau… bukankah kau punya dua tangan? Gunakanlah. Jangan harap aku akan menyentuh dapur hanya untukmu.”

   Cristine tak mampu berkata apa-apa, hanya menunduk dengan wajah memerah antara malu dan takut.

   Tanpa menunggu reaksi dari siapapun, Zeline berdiri dari kursinya. Kursi yang ia duduki bergeser dan menimbulkan suara seret tajam di lantai marmer.

     Ia menatap keduanya sekali lagi pandangan terakhir yang penuh luka dan kebencian.

  Lalu tanpa sepatah kata pun lagi, Zeline melangkah pergi meninggalkan ruang makan.

Langkahnya terdengar tegas dan berat, seolah setiap langkah membawa pecahan hatinya yang telah hancur.

    Suga segera menghampiri Cristine yang masih tampak ketakutan.

Tubuh wanita itu bergetar halus, tangannya memegangi dada sementara matanya menatap sendok yang kini tergeletak di lantai marmer.

   “Hey, sudah… sudah, tenanglah, Cristine,” ucap Suga lembut sambil memegang kedua bahunya. “Dia tidak bermaksud seperti itu, mungkin Zeline hanya sedang emosi.”

   Cristine menggeleng pelan, suaranya bergetar penuh kepura-puraan, “Tapi Suga… dia hampir saja melukaimu, melukaiku…”

    Ia menunduk, lalu dengan mata berkaca-kaca menatap wajah suaminya. “Apa dia begitu membenciku sampai tega melakukan itu?”

Suga menarik napas panjang. 

   “Jangan pikirkan itu, sayang. Zeline hanya sedang terluka. Aku akan bicara dengannya nanti,” katanya pelan, berusaha menenangkan meski dalam hatinya sendiri ia dilanda kebingungan.

    Cristine pun berpura-pura mengangguk patuh, namun dalam hatinya bergolak penuh amarah.

Kedua matanya menatap pintu yang baru saja ditutup Zeline, tatapannya berubah dingin dan penuh kebencian.

   “Lihatlah kau, Zeline…” gumamnya dalam hati.

      “Kau pikir dengan menjadi istri pertama membuatmu lebih berharga dariku? Lucu sekali. Kau hanya istri yang gagal, yang tak bisa menjaga suaminya sendiri. Semua ini milikku sekarang termasuk Suga.”

   Cristine menunduk pura-pura lemah di pelukan Suga, menampilkan wajah seolah-olah ia korban dari ledakan emosi Zeline.

    Namun di balik senyum samar di bibirnya, ada tatapan puas yang hanya sesekali muncul di matanya tatapan seorang wanita yang merasa telah memenangkan permainan.

    Sementara itu, Suga terus memeluk Cristine, tanpa sadar bahwa di balik air mata yang menetes di bahu bajunya, terselip niat licik yang perlahan mulai menghancurkan rumah tangganya dari dalam.

   Cristine menatap Suga dengan mata berkaca-kaca, menampilkan ekspresi seolah benar-benar merasa bersalah.

    “Suga… segitunya kah kak Zeline membenciku?” suaranya lirih, lembut, namun penuh dengan kepura-puraan. 

  “Aku tahu, mungkin aku sudah membuatnya kesal, tapi aku tetap harus minta maaf padanya.”

  Ia berdiri perlahan, pura-pura hendak menuju kamar Zeline. Namun sebelum langkahnya sempat beranjak, tangan Suga lebih dulu menahan pergelangan tangannya.

   “Sudahlah, Cristine…” suara Suga terdengar tenang tapi tegas.

     “Biar aku yang bicara dengan Zeline nanti, oke?”

“Tapi Suga, aku”

   “Sstt…” 

 Suga memotong ucapannya sambil mengelus lembut pipi Cristine. “Diamlah dulu. Sekarang kita istirahat saja, hm? Aku tidak mau suasana makin panas.”

Cristine menunduk, seolah menurut. 

   “Baiklah, kalau itu maumu.” 

  Ucapnya pelan, suaranya hampir tak terdengar. Tapi begitu Suga membalikkan badan dan melangkah menuju kamarnya, tatapan lembut itu berubah drastis.

   Wajah Cristine mengeras, matanya menatap tajam ke arah pintu kamar Zeline yang tertutup rapat.

Dalam hatinya, bisikan gelap mulai muncul dingin, tajam, penuh dendam.

   “Kau pikir aku akan diam saja, Zeline?” gumamnya pelan.

“Kau boleh jadi istri pertama, tapi pada akhirnya… hanya akan ada satu wanita di sisi Suga. Dan itu bukan kau.”

   Cristine berbalik, melangkah pelan menuju kamarnya bersama Suga. Senyum tipis terukir di bibir nya senyum seorang wanita yang sedang merencanakan kehancuran seseorang dengan cara paling halus dan menyakitkan.

   Sementara itu, di kamar lain, Zeline duduk termenung di depan jendela, menatap langit malam yang gelap. Air matanya kembali menetes tanpa suara, membawa luka yang semakin dalam di hatinya.

1
Sokkheng 168898
Baca ini sambil minum teh hangat, perfect combo ❤️
KARTIKA: masyaallah makasih kak 🥰😄
total 1 replies
Huesito.( ꈍᴗꈍ)
Gak disadari sampai pagi cuma baca cerita ini, wkwkwk.
KARTIKA: makasih kak 😄😍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!