Menikah dengan pria yang membuat hidupnya bagai di Surga membuat Ayu benar-benar bucin dan berjanji untuk tidak akan menikah lagi jika suaminya meninggal dunia duluan atau sebaliknya ia tidak akan membiarkan suaminya menikah lagi jika ia yang meninggal duluan. Namun apa boleh di kata kebahagiaannya tak berlangsung lama, Ayu meninggal setelah melahirkan putri pertamanya. Seperti Janjinya ia pun menjadi arwah penasaran untuk menjaga suaminya dari godaan wanita lain. Namun siapa sangka bayi mungilnya masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu membuat ia harus merelakan suaminya untuk menikah lagi dengan adiknya Hera. Awalnya ia tidak keberatan karena ia tahu benar Hera, pribadinya yang sangat baik bagai malaikat membuatnya mengikhlaskannya hingga ia rela melepaskan suami tercintanya. Namun kehadiran seorang wanita tua di rumahnya membuatnya sadar jika Heralah penyebab kematiannya???, lalu bagaimana kelanjutan hubungan Hera dan suami Ayu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesedihan ayu
*Dua hari sebelum hari H
Ayu berdiri termangu di depan rumahnya. Ia terdiam menatap puluhan orang yang sedang mendekorasi kediamannya.
Ia melihat Hera begitu antusias mengatur semua orang yang bekerja. Sementara itu Mbak Yati sedang sibuk menyuapi Reina.
Bayi itu menangis kencang, hingga membuat Mbak Yati kebingungan. Namun Hera tak peduli. Ia tak bergeming saat Mbak Yati beberapa kali meminta bantuannya untuk menenangkan bayi itu.
Hera lebih tertarik mengatur para pekerja agar tidak salah membuat dekorasi untuk pernikahannya besok. Sementara itu Adi, si calon mempelai pria masih sibuk bekerja.
Ia masih fokus bekerja di H minus dua. Ia bahkan sengaja bekerja lembur agar ia bisa menikmati honeymoon lebih lama bersama istrinya nanti.
"Kenapa kamu bohong mas, kamu dulu bilang jika aku mati kamu tidak akan nikah lagi. Tapi buktinya belum empat puluh hari kamu sudah mau menikah lagi. Bahkan dengan adikku, kamu jahat mas!" Ayu mengoceh di depannya
Namun sayang sekali, Adi tak mendengarnya. Wajar saja karena ia tak bisa melihat apalagi mendengarnya. Hanya Mardi yang terus ada di sampingnya dan menghibur sahabat nya itu.
"Sabar ya sayang, semua ini sudah takdir, kamu harus bisa belajar menerima. Ikhlasin!" Mardi mengusap punggungnya berharap Ayu akan berhenti menangis
"Ini bukan takdir, andai saja Mas Adi rajin sholat mungkin santet itu tidak akan mengenai nya,"
"Semua orang bisa saja terkena santet, meskipun ia orang ahli agama Yu. Mungkin saat ini kamu merasa orang yang paling menderita, terdzolimi, atau apalah itu namanya. Tapi yakinlah, suatu saat kamu akan berterimakasih dengan kejadian hari ini. Ingat selalu ada hikmah dalam setiap musibah, " jawab Mardi lagi
Ayu tiba-tiba berhenti menangis. Ia terdiam dan menatap lekat kearah sahabatnya itu.
"Kenapa Yu, kamu udah puas menangis nya??" ucap Mardi tersenyum bahagia
Ayu menggeleng.
"Terus???"
"Kamu kenapa tiba-tiba berubah jadi ustadz gini Mardi. Apa jangan-jangan kamu kena pelet juga," jawab Ayu
"Kok kamu ngomong gitu??" Mardi merengut
"Abis bukannya kamu bantuin aku merusak pernikahan mereka atau bantu mengalahkan Nyai sariti, eh kamu malah nasihati aku buat menyerah dan mengikhlaskan semuanya, kan aneh??" jawab Ayu
"Gak ada yang aneh Yu, semua ini aku lakukan karena aku sadar, kamu tidak akan pernah menang melawan Nyai Sariti. Buktinya kamu babak belur kan kemarin??"
Ayu mendengus kesal kemudian pergi meninggalkan Mardi. Hatinya hancur ditambah Mardi tak membelanya. Ia merasa semua orang menyalahkannya.
Hujan tiba-tiba turun dengan begitu deras di sertai angin kencang dan petir menyambar-nyambar, seolah menggambarkan hati Ayu yang tercabik-cabik.
Ia menangis di bawah guyuran hujan. Langkahnya gontai menuju Kediaman Nyai Sariti.
"Pokoknya sampai kapan pun akh gak rela, aku akan membuat pesta pernikahan mereka hancur, aku akan menggagalkan pernikahan mereka apapun caranya," Ayu berhenti mengoceh
Di pandangi nya bayangan tubuhnya yang berdiri di depannya.
"Tidak ada yang bisa melawan takdir Tuhan, apapun yang sudah ya gariskan maka kita tidak bisa menghentikannya. Jangan semuanya bagai i air,"
Tangisnya seketika pecah. Ia meraung-raung di bawah guyuran hujan.
"jangan menangis di sini ayu , malu!!" seru Mardi
Ayu tak mendengarkan ucapan sahabatnya, ia malah melangkah mendekati rumahnya. Ia mencabut di beberapa dekorasi pernikahan
mgkin klo udh nemu yg pas dan ccok agak nya ayu akan tenang dan g gentanyangan lagi
apa setiap kali dpt lwt makanan apa ya jd ceoet kena juga itu si adi
rasuki suster itu
dan bilang jauhi dia serta menarik apa yg sudah di kirimkan sm hera wow keren dehh
jgn biarkan dia sng dan jgn birkan dia mengiasi semuanya
lawan ayuu
hera aq juga g iklas klo sam hera deh
ayu lawan hera aq suka itu apa misteri ya knp ayu ttp gntanyangan gtu