NovelToon NovelToon
REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GEJOLAK AMARAH YANG MEMBARA

...***...

Brakh!.

Pintu kediaman Selir Mingmei didobrak paksa oleh Pangeran Jun Hie yang sedang marah.

"Suamiku? Ada apa?." Selir Mingmei tampak terkejut.

"Mingmei sialan!." Umpat Putri Lixin Beiye menatap tajam. "Berani sekali kau membawa lelaki simpanan mu ke sini?! Apakah kau sudah bosan hidup?!." Ia melihat ke arah seorang laki-laki yang memunggunginya.

"Mingmei! Apakah kau bisa menjelaskannya?!." Pangeran Jun Hie juga terbawa amarah. "Kenapa bisa ada laki-laki di sini?!."

Brakh!.

Junfeng menggebrak meja, ia merasa kesal mendengar itu.

"Kak? Kau berselingkuh?!." Ucapnya penuh amarah. "Kau telah memiliki suami yang tampan, apa kurangnya lagi pada Gusti pangeran pertama? Sehingga kau memiliki simpanan?!." Ia membalikkan badannya, melihat ke arah Pangeran Jun Hie. "Kakak ipar, kakak hamba tidak mungkin memiliki simpanan, itu pasti kesalahan." Junfeng memberi hormat.

"Kakak ipar?." Putri Lixin Beiye mengulangi kalimat itu. "Ho? Ternyata lelaki simpanan sekarang sangat sopan sekali pada suami wanitanya?." Putri Lixin Beiye menatap rendah pada Junfeng. "Hebat sekali kau, berani memanggil kakak ipar pada suamiku."

Pangeran Jun Hie melihat ke arah Selir Mingmei, sedangkan orang yang ditatap malah melihat ke arah adiknya Junfeng.

"Hei! Kau!." Putri Lixin Beiye mendorong bahu Junfeng hingga mundur beberapa langkah. "Sebaiknya kau cari cara agar selamat dari hukuman mati! Siang bolong seperti ini kau malah berani mengunjungi selir murahan seperti dia?!."

"Kakak ipar." Junfeng memberi hormat. "Kau tidak berpikir bahwa saya lelaki simpanan kakak kandung saya, kan?." Junfeng merasa ngeri melihat tatapan mata Pangeran Jun Hie. "Saya rasa ada yang salah dengan istri sah mu kakak ipar." Ucapnya dengan perasaan takut. "Apakah ia sakit? Karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa kakak ipar menikah dengan temannya sendiri." Junfeng langsung berlindung di balik punggung kakaknya.

"Kurang ajar!." Putri Lixin Beiye merasa tersinggung. "Berani sekali kau mengatai aku sakit?!."

"Suamiku?." Selir Mingmei menatap bingung. "Kau tidak kenal dengan dengan adikku junfeng?."

...***...

Rumah bordil yang cukup terkenal.

Tubuh Lingyun Kai digotong oleh dua orang prajurit.

"Apakah ayah yakin? Mau melakukan ini?." Jianhong masih ragu.

"Lakukan saja." Jendral Xiao Chen Tao menatap tajam. "Tidak usah ragu, ini lebih baik." Ia menatap Lingyun Kai yang sudah tidak berdaya. "Bunuh saja! Aku tidak butuh dia! Hanya akan mengganggu rencana kita saja." Ia mengeluarkan pedang miliknya.

Cekh!.

"Bfuh!." Lingyun Kai muntah darah, bahu kanannya ditusuk dengan pedang oleh Jendral Xiao Chen Tao.

"Baringkan dia di sana!." Perintah Jendral Xiao Chen Tao. "Buat keributan keesokan harinya, bahwa kalian menemukan mayat dia sini! Setelah itu pergi ke rumahku untuk melaporkan kejadian ini."

"Baik tuan." Balasnya.

"Ayo pergi." Jendral Xiao Chen Tao segera pergi meninggalkan tempat.

Jianhong hanya ikut saja, ia tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya yang berubah-ubah.

Brukh!.

Tubuh Lingyun Kai didorong kuat ke tempat tidur, membuatnya meringis kesakitan.

"Bfuh!." Lingyun Kai kembali muntah darah, ia benar-benar kesakitan.

"Kita juga pergi, biarkan dia mati sendiri di sini." Ucapnya dengan kesalnya.

"Mari pergi." Balasnya.

Kedua prajurit itu juga pergi dari tempat. Mereka tidak ingin berlama-lama di sana, masih ada yang harus mereka lakukan setelah itu. Lingyun Kai mencoba tetap tenang, ia merogoh kantong ajaib miliknya, mengambil obat pereda sakit, dan obat luka sekaligus.

"Awas saja kalian setelah ini." Dalam hatinya merasa kesal. "Kalian akan mendapatkan hukuman dariku nantinya." Amarahnya keluar begitu saja.

...***...

Kediaman Menteri Xin Taio.

Nona muda Xin Qian berjalan menuju ruangan baca ayahnya.

Tok! Tok! Tok!.

"Masuk!." Balas Menteri Xin Taio.

Nona muda Xin Qian membuka pintu dengan pelan, masuk ke dalam, dan memberi hormat.

"Hormat saya ayah."

Belum ada respon sama sekali dari Menteri Xin Taio, ia sedang sibuk mengurus laporan yang masuk mengenai keamanan wilayah perbatasan tiap daerah.

"Maaf, jika saya datang di saat yang tidak tepat." Nona muda Xin Qian merasa sungkan.

"Tadi pagi-pagi kau sudah keluar, apa yang kau kerjakan? Sehingga tidak sempat berpamitan?." Menteri Xin Taio menatap tajam. "Apakah ada hal penting yang kau lakukan? Sehingga tidak sempat sarapan terlebih dahulu sebelum keluar?."

"Maafkan saya ayah." Ia kembali memberi hormat. "Saya sangat ceroboh, karena takut ketinggalan kereta kuda pembawa bahan obat." Nona muda Xin Qian menjelaskan apa yang terjadi.

"Benarkah?." Responnya. "Kau pergi pagi-pagi? Bukan karena ingin bertemu dengan lelaki gigolo itu?."

"Ayah!." Nona muda Xin Qian langsuang bereaksi, ia sangat terkejut.

"Bahkan kau berani meninggikan suaramu padaku?." Menteri Xin Taio tampak marah. "Kau benar-benar bertemu dengannya?."

"Tidak ayah, saya tidak bertemu dengannya." Nona muda Xin Qian panik, ia berusaha mengendalikan dirinya. "Percayalah pada saya ayah."

"Beberapa hari yang lalu aku melihat kau masih saja bersamanya." Ucapnya penuh amarah. "Aku melarang keras kau berdekatan dengannya!." Suaranya terdengar tinggi. "Apakah kau tidak malu dengan gosip yang beredar?! Apakah kau ingin melemparkan aib busuk ke wajahku ini? Hah?!."

"Ayah! Lingyun kai sangat baik!." Nona muda Xin Qian memberanikan dirinya. "Dia tidak seperti yang digosipkan ayah!." Hatinya merasa sakit. "Dia telah melindungi saya beberapa kali!."

"Bagus! Bagus sekali ucapan mu itu." Menteri Xin Taio semakin kesal. "Sekarang kau menunjukkan kehebatannya padaku?!."

"Ayah! Saya hanya berkata yang sebenarnya!." Ia ingin menangis, tapi ia berusaha menahannya.

"Xin qian! Kau aku larang menemuinya!." Bentak Menteri Xin Taio. "Jika kau berani menemuinya lagi?! Akan aku bunuh dia!." Ucapnya dengan ancaman yang mengerikan.

"Ayah? Kenapa ayah berkata seperti itu?." Nona muda Xin Qian akhirnya menangis. "Dia telah melindungi keluarga kita ayah!."

Menteri Xin Taio langsung bangkit dari tempat duduknya, mendekati anaknya.

"Melindungi keluarga kita?!." Ucapnya aneh. "Jelaskan padaku! Bagaimana caranya dia melindungi keluarga kita?! Hah?!." Amarahnya semakin besar.

"Ayah! Dengarkan penjelasan saya!." Nona muda Xin Qian berlutut, ia tidak tahan lagi.

"Pengawal!." Panggil Menteri Xin Taio dengan suara keras.

Saat itu juga dua orang laki-laki masuk.

"Bawa xin qian ke kamarnya! Jangan keluar jika tidak aku izinkan untuk keluar!." Perintahnya dalam amarah yang ia rasakan.

"Baik tuan."

Kedua pengawal itu langsung melakukan perintah itu.

"Ayah! Dengarkan penjelasan saya!." Nona muda Xin Qian panik, ia ingin melepaskan diri, tapi tidak bisa.

Nona muda Xin Qian benar-benar ditarik paksa menuju kamarnya.

"Anak kurang ajar!." Umpatnya penuh amarah. "Beraninya dia membela lelaki pelacur itu di hadapan ku?! Akan aku bunuh dia!." Hatinya terasa panas. "Pengawal!."

Saat itu juga ada seorang laki-laki yang cukup tinggi masuk dengan cepat.

"Saya tuan."

"Cari pemuda yang bernama lingyun kai! Culik dia!." Amarahnya semakin besar. "Bawa dia ke pabrik bekas tambang gula! Akan aku habisi dia di sana!."

"Baik tuan."

Pengawal itu langsung pergi, tentu saja melakukan perintah dari tuannya.

"Heh! Aku tidak takut padamu xiao chen tao!." Hatinya terasa membenci. "Akan aku lawan kau!." Ingatannya tertuju pada sosok pemuda prajurit bayangan yang bertopeng. "Mungkin aku akan mencarinya nanti, memberikan pelajaran pada lelaki gigolo murahan itu." Hatinya sangat benci pada Lingyun Kai.

...***...

Kediaman Selir Mingmei.

"Hufh!." Pangeran Jun Hie menghela nafas dengan lelahnya. "Beiye? Permainan seperti apa yang sedang kau mainkan?." Pangeran Jun Hie mendekati Selir Mingmei. "Pemuda itu adik ipar ku, namanya xiao junfeng, adik kandung xiao mingmei." Ia merangkul manja di lengan Selir Mingmei.

Junfeng berpindah tempat, rasanya tidak ada gunanya ia bersembunyi di belakang kakaknya.

"Jika kau ingin mencari masala? Setidaknya cari informasi dengan benar, siapa laki-laki yang berkunjung ke sini? Jangan buat aku malu." Raut wajahnya tampak cemberut, menyandar manja di bahu Selir Mingmei.

"Apa? Dia benar-benar adik kandung mingmei?." Putri Lixin Beiye masih belum percaya.

"Hm." Junfeng menghela nafas pelan. "Kak, urusan saya di sini sudah selesai." Ia memberi hormat pada kakaknya. "Kakak ipar, saya pamit dulu." Ia juga memberi hormat pada Pangeran Jun Hie.

"Hati-hati di jalan, jangan sampai ada gosip murahan yang tersebar nantinya." Balas Selir Mingmei sambil melirik ke arah Putri Lixin Beiye.

"Mengerti kak." Junfeng kembali memberi hormat, setelah itu pergi meninggalkan tempat.

Pangeran Jun Hie dan Selir Mingmei melihat ke arah Putri Lixin Beiye.

"Bfufh!." Selir Mingmei berusaha menahan tawanya.

"Apa yang kau tertawa kan?!." Ucapnya dengan marahnya.

"Kau ini seorang putri kaisar, tapi kenapa bodoh sekali?!." Balasnya dengan perasaan puas.

"Kau!." Putri Lixin Beiye menunjuk kasar.

"Aku tidak menduga jika putri seorang kaisar, melakukan hal yang sangat memalukan seperti ini." Pangeran Jun Hie tampak kesal. "Katanya kau berteman baik dengan selir mingmei? Tapi kau tidak mengetahui wajah adik kandungnya?."

"Itu!." Putri Lixin Beiye panik.

"Jangan melakukan hal yang aneh-aneh." Pangeran Jun Hie menatap tidak suka. "Apakah kasih sayang yang aku berikan kurang? Sehingga kau melakukan cara buruk seperti ini?!."

"Kau? Kau berani menekan aku?!." Suaranya terdengar tinggi.

"Kenapa kau marah? Aku yang seharunya marah!." Balas Pangeran Jun Hie. "Memangnya apa yang kau lakukan padaku selama musim dingin? Begitu mendengar kabar aku menikah lagi? Kau langsung kembali, dan berani melanggar aturan keluarga istana mu itu?!." Pangeran Jun Hie benar-benar mengeluarkan amarah yang ada di dalam hatinya.

"Itu karena aku tidak rela kau menikah lagi!." Putri Lixin Beiye akhirnya jujur. "Kau menikahi temanku! Apakah kau sudah gila?!."

"Cukup!." Bantah Pangeran Jun Hie dengan marahnya. "Aku tidak akan memaafkan perbuatan mu itu!." Ia menatap tajam. "Jika kau masih memiliki niat yang tidak baik? Akan aku pulangkan kau ke istana dewa agung!." Pangeran Jun Hie menggendong Selir Mingmei, melangkah masuk ke dalam rumah.

"Jun hie!." Dalam hatinya dipenuhi amarah yang membara. "Kau telah mengecewakan aku! Akan aku bunuh dia!." Hatinya sedang dikuasai gejolak emosi negatif.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah yang akan dilakukan olehnya?. Temukan jawabannya. Next.

...***...

1
Sarah Q. M
Tapi Mingmei kok tau aja sih? Punya mata batin kah? Yang bisa langsung melihat jiwa seseorang gitu? 😅
Rettofuaia: selir Mingmei tahu dari jindannya Lingyun Kai yang beda
total 1 replies
Sarah Q. M
Waduh, semoga gak ada tukang fitnah lagi. Nanti karena sering datengin tempat Mingmei, Lingyun Kai disangka selingkuhannya 😩. Sebelumnya 'kan gitu. Tapi kalau dulu bisa ngaku adeknya karena emang bener, kalau sekarang Identitasnya lain kan bisa berabe~😌
Rettofuaia: enggak dong
total 11 replies
Sarah Q. M
Tapi jujur ini reaksi Mingmei agak kurang realistis sih pas tau itu Lingyun Kai 😕. Harusnya dia bisa dibikin lebih banyak tanya, nangis lebih banyak dan lain sebagainya. Tapi yaudahlah, ini kan hanya fiksi 🗿Termasuk An-hong ku juga sayangnya hanya fiksi 😩 (mungkin author sendiri bosan mendengarku yang menyebut An-hong terus. Sorry yah, hehe :D)
Sarah Q. M: Yup, dan setelah aku masuk grup... konyolnya aku malah bingung mau mulai darimana dan menyapa seperti apa saking nervousnya ? 😅
total 12 replies
Sarah Q. M
Hahahaha, kebayang gesturnya kayaknya lucu banget 🤣
Rettofuaia: aura bumil emang beda 🤣
total 1 replies
Sarah Q. M
ini responnya agak kurang tepat yah. Harusnya lebih ke "Hah... " gitu baru helaan. Kalau "Hm." itu deheman / berdehem. Gitu kak.
Rettofuaia: ok, thanks sarannya 👍
total 3 replies
Sarah Q. M
Akhirnya dijelasin juga tentang transmigrasi Bai Chenguang. Rupanya selir Mingmei yang asli pun menyesal yah? Tapi kenapa dia bunuh Bai Chenguang? Apa karena cinta sesaat? 😯
Rettofuaia: pelan² pak supir,,, 😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
"Hampir limbung" bukan "Hampir limbong"
Rettofuaia: Limbong nama orang 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
Kopiku memuncur untukmu thor! Semangat! ☕☺
Rettofuaia: terima kasih dukungannya
total 1 replies
Sarah Q. M
Btw aku penasaran, ini baka jadi novel panjang, sedang, atau pendek nih? 👀
Rettofuaia: rencana 90Eps aja sih kalo masih kuat mikirnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Wait, wait, wait! "Darah Naga Merah berstatus Naga emas? "
Gimana ceritanya dah 'Naga merah' jadi 'Naga emas' jadi yang benar warnanya emas atau merah? 👀
Rettofuaia: terima kasih atas dukungannya ya
total 3 replies
Sarah Q. M
Aura Naga Marah? 😅. Naga auranya jangan marah-marah dong! 🤣
Rettofuaia: tanda penguasa yang sangat tinggi, makanya dibuat merah seperti darah yang membara
total 1 replies
Sarah Q. M
habis dialog Xin-Taio jangan ditambah kutip lagi dong. 'Kan ini narasi.
Sarah Q. M
Oalah, Jun-hie udah tau toh! Habisnya sama sekali gak ada narasi yang menjelaskannya dengan jelas, gak ada kalimat penjelasnya. Jadi sekarang Anda mengerti 'kan thor? Kenapa Saya menyuruh kakak untuk memperbaiki narasi, deskripsi, dan kepenulisan? ☺
Rettofuaia: harap bersabar 😶
total 3 replies
Sarah Q. M
Qiang-Long itu anak Jendral yang asli yah?
Rettofuaia: Yoi, anak kandungnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Selir hati?
Rettofuaia: salah deh
total 1 replies
Sarah Q. M
Lixin Beiye tuh cinta gak sih sama Jun-hie?
Rettofuaia: enggak sama sekali 😶
total 1 replies
Sarah Q. M
Jadi Jun-hie udah tau dia Bai Chenguang?
Rettofuaia: Udah, cerita detailnya nanti 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
X?
Rettofuaia: lah? bisa gitu ya? 😂😂
total 7 replies
Sarah Q. M
Jujur aja cerita kakak tuh masih banyak beberapa kekurangan. Kayak misalnya, deskripsi wujud karakter, terus kayak di sini ada banyak banget karakter tapi gak terlalu di sorot pas muncul dan jarang muncul lagi yang memungkinkan pembaca udah lupa sama karakternya. Nah, terus salah satu yang agak gak sesuai kriteria novel yang bagus itu karena kakak tuh kurang banget di deskripsi narasi jadi di sini juga kalau bikin momen sedih atau perpindahan emosi agak kurang terasa dan kurang "smooth" gitu perpindahan suasananya. Harap diperhatikan lagi yah kak. ☺
Rettofuaia: terima kasih sarannya ya. akan diusahakan.
total 1 replies
Sarah Q. M
Double kata nih, jadi bertele-tele. "Kedatangan Xin-qian yang 'akan' berjanji 'akan' menemuinya"

Dan

"Menemuinya membawanya sarapan" juga tidak enak di dengar bukan?

harusnya "Menemuinya membawa sarapan" atau "Menemuinya membawa sarapannya"
Rettofuaia: terima kasih koreksinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!