NovelToon NovelToon
The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Putri asli/palsu
Popularitas:96.5k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sejak usia tujuh tahun, Putri Isolde Anastasia diasingkan ke hutan oleh ayahandanya sendiri atas hasutan selir istana. Bertahun-tahun lamanya, ia tumbuh jauh dari istana, belajar berburu, bertahan hidup, dan menajamkan insting bersama pelayan setia ibundanya, Lucia. Bagi Kerajaan Sylvaria ia hanyalah bayangan yang terlupakan. Bagi hutan, ia adalah pewaris yang ditempa alam.
Namun ketika kerajaan berada di ujung kehancuran, namanya kembali dipanggil. Bukan untuk dipulihkan sebagai putri, melainkan untuk dijadikan tumbal dalam pernikahan politik dengan seorang Kaisar tiran yang terkenal kejam dan haus darah. Putri selir, Seravine menolak sehingga Putri Anastasia dipanggil pulang untuk dikorbankan.
Di balik tatapannya yang dingin, ia menyimpan dendam pada ayahanda, tekad untuk menguak kematian ibunda, dan janji untuk menghancurkan mereka yang pernah membuangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Kelam

Kaisar Lexus masih berdiri di tempatnya. Tatapannya terpaku pada lorong kosong tempat Anastasia menghilang. Namun di balik ketenangan wajahnya, gejolak batin berkecamuk bagaikan badai yang terperangkap di dalam dada.

Bagaimana berani wanita itu melangkah melewatinya seolah ia tidak pernah ada?

Bagaimana mungkin ia yang membuat dunia bertekuk lutut,  diperlakukan seolah tidak lebih dari bayangan di dinding?

Lexus mengepalkan jemarinya.

"Anastasia…" nama itu hanya bergema dalam hati.

Anastasia bukan sekadar selir. Ia adalah satu-satunya wanita yang berani menantang dan tak tersentuh oleh kekuasaannya. Justru ketidakpedulian itulah yang menyalakan bara dalam dirinya.

Lexus menundukkan kepala sesaat, mata elangnya berkilat tajam.

"Apakah yang kurang dariku hingga kau begitu mengacuhkanku, Anastasia?” bisiknya hampir tak terdengar.

Sang Kaisar berdiri di balik jendela istana, menatap satu tempat yang bersinar di bawah cahaya bintang-bintang. Ia sudah melakukan aktivitas ini setiap malam sejak kehadiran Anastasia. Namun, mala mini berbeda, gadis itu tidak menatap bintang-bintang seperti biasanya.

Pintu kayu berukir terbuka perlahan. Selir Bahrana masuk dengan jubah tipisnya tergerai menutupi lekuk tubuhnya. Ia merias wajahnya secantik mungkin dan bibirnya dilapis gincu merah tua.

“Yang Mulia,” suaranya manis merayu, “biarkan hamba menemani anda malam ini.”

Ia menanggalkan jubahnya perlahan, memperlihatkan balutan pakaian tipis yang lebih pantas disebut kain sisa ketimbang busana. Dengan langkah berani ia mendekat, jemari lentiknya menyentuh dada bidang kaisar.

Namun dengan secepat kilat, Lexus menepisnya. Sentuhan dingin tangannya membuat Selir Bahrana terhuyung ke belakang, hampir kehilangan keseimbangan.

“Yang Mulia… mengapa anda selalu menolak hamba?” suara Selir pecah, mata berair bertabur air mata. “Bukankah hamba ini istri Yang Mulia?”

Tatapan Kaisar Lexus berubah dingin seperti es. Suaranya bergemuruh, berat, dan tajam.

“Kau tidak punya hak mempertanyakan keputusanku,” ujarnya meninggikan suara hingga gaungnya terdengar di seluruh ruangan. “Jangan melewati batasanmu, Selir!”

Selir Bahrana terisak, mencoba menahan tangisnya. “Tapi… hamba hanya ingin dicintai. Hamba hanya ingin berada di sisi Yang Mulia…”

“Cukup!” potong Lexus. “Pergi dari sini sekarang juga! Atau kau ingin pengawal menyeretmu keluar?”

Mata Selir Bahrana membelalak tak percaya. Ini pertama kalinya Kaisar menolaknya terang-terangan, bahkan memperlakukannya dengan kasar. Ia menggertakkan giginya, menahan rasa malu yang menggerogoti harga dirinya.

Dalam hatinya, amarah membara.

Semua ini… Anastasia. Jalang sialan itu.

Dengan langkah terhentak, Selir Bahrana meraih kembali jubahnya. Ia tidak berani menunggu pengawal benar-benar datang. Jika itu terjadi, malunya akan jadi bahan bisik-bisik seluruh penghuni istana. Pintu dihentakkan keras saat ia meninggalkan ruangan, meninggalkan keheningan yang kembali membungkus kediaman Kaisar.

Lexus berdiri tegak, dengan tangan mengepal. Urat-urat di lehernya terlihat jelas, menunjukkan seberapa keras ia menahan amarah dalam dirinya. Bayangan siluet dari jendela seketika menyurutkan api dalam dirinya.

Kasiar menarik tirai itu dengan cepat, ingin melihat wajah itu lebih jelas …Anastasia.

Pintu ruang kerja Councillor Mesiu terbanting keras, membuat para pelayan yang berjaga di lorong saling berpandangan cemas. Dari balik pintu yang terkuak, masuklah Selir Bahrana dengan langkah menghentak, jubah tipisnya berkibar menyapu lantai. Wajahnya merah padam, mata berkilat penuh bara. Bukan hanya karena tangis tapi karena harga dirinya diinjak oleh penolakan Kaisar.

“Ayahanda!” suaranya menggema tinggi. “Apakah kau tahu apa yang Kaisar lakukan padaku malam ini? Ia menolakku lagi dan lagi!”

Councillor Mesiu, yang duduk di kursi emas dengan segelas anggur merah di tangannya, hanya menoleh tenang. Ia mengangkat alis tipis, lalu mengisyaratkan pelayan untuk menutup pintu dari luar.

“Tenanglah, Bahrana,” ujarnya tenang.

Namun Bahrana justru maju dengan langkah cepat, napasnya tak lagi beraturan. Ia menggebrak meja di depan ayahnya.

“Tenang, katamu? Bagaimana aku bisa tenang, Ayahanda! Ia menepis tanganku seolah aku hina padahal aku ini istrinya!” Suara Bahrana meninggi, tubuhnya gemetar menahan emosi.

“Ayahanda, jelaskan padaku! Apa kekuranganku hingga Kaisar Lexus berani mempermalukanku seperti ini? Seolah…” suaranya tercekat, lalu ia menggigit bibir, “…seolah ada orang lain yang menguasai hatinya.”

Councillor Mesiu, sang penasehat agung menatap putrinya dengan senyum tipis.

“Lexus bukan pria sejati,” ujarnya menenangkan. “Pria sejati takkan pernah menolak permata tercantik di Agartha.”

Kata-kata itu seperti balsem di hati Bahrana. Senyum muncul di bibirnya, tipis namun bengis. Ia melangkah lebih dekat, menanggalkan jubahnya hingga bahunya terbuka. Cahaya lampu minyak bergetar, menyoroti garis wajahnya yang penuh ambisi.

“Kalau begitu, hanya ada satu pria sejati di istana ini… yang mengerti diriku, ayahanda,” bisiknya intens membuat udara di ruangan itu terasa sesak.

Tatapan Mesiu tidak lagi seperti tatapan seorang ayah. Udara di antara mereka dipenuhi sesuatu yang salah, terlarang, tetapi sudah lama dibiarkan tumbuh dalam kegelapan. Ia mendekat, meraih putrinya dengan gerakan lambat namun pasti.

Pintu ruangannya menutup rapat. Lampu minyak meredup hingga nyaris padam, menyisakan bayangan yang berbaur di dinding. Di luar, angin malam membawa suara denting seruling jauh dari taman, namun di dalam ruangan itu hanya ada bisikan kotor dan rahasia yang tak boleh pernah terungkap.

Fajar merayap pelan di balik jendela tinggi kediaman Councillor Mesiu. Cahaya keemasan menembus tirai tipis, menyibak aroma dupa yang masih tersisa dari malam kelam. Bahrana duduk di tepi ranjang dengan rambut tergerai, matanya memantulkan cahaya seperti bilah pisau yang baru diasah. Wajahnya tidak lagi diliputi amarah, melainkan kepuasan.

Mesiu berdiri di hadapannya, mengenakan jubah dalam warna gelap dengan santai seolah sudah terbiasa. Tangannya menyentuh pundak putrinya, bukan dengan kelembutan seorang ayah melainkan dengan sentuhan seorang pengendali yang sedang mengarahkan bidak catur.

“Bahrana, kau harus bersabar. Kaisar itu keras, tapi bukan berarti tak bisa ditundukkan. Suatu saat kau akan berdiri di sampingnya sebagai seorang permaisuri. Permaisuri Imperial Agartha.”

Bahrana menoleh, matanya berkilat. “Dan Anastasia? Selir yang tiba-tiba mencuri perhatian kaisar… aku ingin dia lenyap dari istana ini.”

Mesiu tersenyum tipis, senyum yang penuh racun. “Itu tugasku, bukan tugasmu. Kau cukup bermain cantik di panggung, sementara aku akan bergerak di balik tirai. Percayalah, tidak lama lagi gadis itu akan tersingkir. Cepat atau lambat, ia takkan punya tempat lagi di Agartha.”

Bahrana menyeringai licik. Tangannya meremas selimut yang menutupi tubuhnya, membayangkan wajah Anastasia yang tenang dan penolakan Kaisar semalam sungguh membuatnya murka. Sejak kedatangan gadis itu, Kaisar Lexus seperti menjaga jarak darinya. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Anastasia.

“Kau harus melakukannya dengan cepat, Ayahanda. Entah mengapa aku merasa gadis itu sangat berbahaya.” Suara itu hanya bisa di dengar oleh mereka berdua.

Mesiu mengelus dagunya, mengatur siasat untuk menyingkirkan penghalang mereka secepat mungkin.

1
Yunita Widiastuti
angin lexusss...
Kustri
mana bala bantuaaaaan... cepatlah datang!
Kustri
qu koq lali wilhem i sopo yaa🤔🤔🤔
Kustri
waduh, anas mudun ng medan perang... ati" nduk! 💪
Aprilia Zakiah
ka bisa ngga update nyaa 5 bab? seru bgtt masaa/Scowl/ kurangg 3 bab wkwk
Be Mine
😍 aku bayangin pesona Lexus di medan peran.
Icka R
walaupun dah update 3 bab tetap kurang thor...suka banget sama tokoh yang g menye menye..semangattt thorrr
Be Mine
semakin menarik.. 🥰
Demar
Don’t forget to like and comment readers😍
Demar
Don’t forget to like and comment readers
Asriani Rini
Anatasia cepat bantu lexus untuk membasmi 3 kerajaan itujgn sampai imperial agtha kalah
Lauren Florin Lesusien
Yes, I always read if the actors are badass and not naive, stupid and weak, continue, keep up the spirit thur 😍😍😍😍
Mineaa
kereeeeennn Anastasia....💅
Asriani Rini
Semangat lafy walaupun kamu perempuan kamu harus buktikan jika kamu bisa ikut berprrang juga jadi ingat film india jodah akbar
Angeljahan
di tunggu berhari hari up cuma satu
Eskael Evol
kereennnn Lady 👍💪❤
Yunita Widiastuti
smangaaaaaatttttt💪💪💪
Be Mine
Keren dan semangat ya ka author.. 🥰
💜⃞⃟𝓛Jb.Adindaˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀§𝆺𝅥⃝©
ya putri kamu harus bangkit dan rebut apa yg menjadi hakmu
Lauren Florin Lesusien
lagi thur ya anastasya harus jadi satu satunya istri kaisar itu suka 😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!