Shapire tanpa sengaja telah menabrak calon istri Axel hingga tiada. Karena kesalahannya Saphire terpaksa menikahi seorang mafia kejam. Pria itu menghukum Saphire dengan pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Pernikahan yang membuat hari-harinya seperti di neraka.
"Aku akan menghukummu dengan sebuah pernikahan. Akan kubuat hari-harimu seperti berada di dalam neraka" ucap Axel.
"Hari-hariku seperti di neraka sejak aku menikahi pria kejam itu" Shapire mencoba menahan air mata yang sejak tadi berontak ingin keluar dari tempatnya.
Akankah Saphire berhasil menaklukkan hati sang Mafia? Atau ia yang akan terjerat oleh cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Sudah satu jam Junior berkeliling sambil mengendarai kendaraannya. Junior terus mengendarai kendaraannya, memperhatikan setiap rumah yang ada di sekitar studio foto Safia. Ia yakin bahwa ada satu rumah yang memiliki CCTV yang dapat merekam siapa saja yang datang ke studio foto. Ia memperhatikan setiap detail, dari posisi rumah hingga kemungkinan adanya kamera CCTV di sekitar rumah tersebut.
Tiba-tiba, Junior melihat sebuah rumah yang memiliki kamera CCTV di depan pintu. Ia berhenti sejenak dan memperhatikan rumah tersebut. "Mungkin ini yang aku cari," pikir Junior, sambil mencatat alamat rumah tersebut. Ia yakin bahwa CCTV di rumah ini dapat membantu mengungkap siapa yang datang ke studio foto Safia.
Junior keluar dari dalam mobil untuk menghampiri rumah itu, ia ingin meminta izin untuk melihat CCTV di rumahnya. Namun ketika ia sampai Junior melihat rumah itu kosong. Sepertinya pemiliknya sudah lama tidak menempati rumah itu.
"Ada apa, Tuan?" tanya warga setempat.
"Pemilik rumah ini kemana ya?" tanya Junior selidik.
"Sudah beberapa bulan mereka berada di luar negeri. Putri mereka yang tinggal di sana baru saja melahirkan sehingga mereka ikut menyusul," jawab Ibu yang baru saja menyapa Junior.
"Oh, seperti itu. Baik terima kasih, Bu!" ucap Junior dengan sopan lalu pamit undur diri kepada wanita tua itu.
Ia lalu kembali masuk ke dalam mobil melajukan kendaraannya meninggalkan daerah itu. Junior susah mencatat alamat rumah itu, sehingga ia dapat meminta Regan untuk menghack CCTV rumah tersebut.
Pagi ini semua orang sarapan bersama, bahkan Axel pun turut serta karena paksaan Shapire ia akhirnya ikut bergabung. Hanya Junior yang sudah pergi terlebih dahulu pagi-pagi sekali. Shapire dengan telaten melayani suaminya, ia mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Axel.
Manik mata Kean sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Martin dan Ratu yang duduk saling berhadapan di ujung sana. Rein menyenggol lengan suaminya ketika melihat suaminya sangat posesif kepada putrinya.
"Jangan terlalu mengekang putri kita, sayang" bisik Rein seolah ia mengetahui gerak-gerik sang suami yang terus memantau pergerakan Ratu dan Martin.
"Aku tidak ingin ia salah pilih pasangan," balas Kean berbisik.
Kean masih memantau Ratu dan Martin dari jauh, ia merasa khawatir tentang keselamatan putrinya. Rein memahami kekhawatiran suaminya, tapi ia juga tahu bahwa Ratu sudah dewasa dan perlu diberi kesempatan untuk membuat keputusan sendiri.
"Kean, percayalah pada Ratu. Ia pintar dan tahu apa yang baik untuknya," ucap Rein dengan suara pelan, sambil meletakkan tangan di lengan suaminya. "Kita tidak bisa melindunginya selamanya, kita harus memberi ruang untuknya tumbuh dan belajar."
Kean memandang Rein, lalu kembali memandang Ratu dan Martin. Ia masih merasa ragu, tapi ia tahu bahwa Rein benar. Ia perlu memberi kesempatan pada Ratu untuk membuat keputusan sendiri, walaupun itu berarti mengambil risiko.
Martin merasa terganggu dengan tingkah Ratu yang terus mengganggunya, ia meletakkan sendoknya dan memandang Ratu dengan mata yang sedikit kesal. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Martin dengan suara pelan.
Ratu hanya tersenyum dan terus mengusap-usap kaki Martin dengan kakinya, seolah tidak peduli dengan peringatan Martin. Martin menghela napas dan mencoba untuk fokus pada sarapannya, tapi ia merasa sedikit tergoda dengan tingkah Ratu yang manja.
Setelah sarapan Shapire membantu Axel bersiap, Axel mengingatkan Shapire dan yang lainnya untuk tetap berada di dalam rumah. Shapire melihat ada banyak anak buah Axel berjaga di luar sana.
"Franco dan orang-orangnya sedang berkeliaran di luar sana. Aku khawatir mereka menyentuh kalian."
Shapire mengangguk setuju dengan permintaan Axel, ia tahu bahwa Axel selalu memikirkan keselamatan mereka. "Jangan khawatir, aku akan memastikan semuanya tetap aman di dalam rumah," kata Shapire, sambil memandang anak buah Axel yang berjaga di luar.
Axel memandang Shapire dengan serius, "Aku tidak ingin ada yang terjadi pada kau atau keluarga kita. Tetaplah di dalam rumah dan jangan keluar tanpa izin."
"Mark dan Justin ikut berjaga, apabila ada sesuatu yang mencurigakan cepat beritahu mereka," sambungnya lagi.
Shapire mengangguk lagi, "Aku mengerti, aku akan tetap di dalam rumah. Dan aku akan beritahu yang lain." Axel kemudian mencium kening Shapire sebelum pergi, meninggalkan Shapire yang masih memandanginya dengan penuh kasih sayang.
Sama dengan Axel, Martin sedang bersiap untuk pergi bekerja. Tiba-tiba saja Ratu masuk begitu saja ke dalam kamar Martin. Ratu tidak ingin kejadian seperti Boy terulang kembali, karena sama-sama tidak melakukan tindakan. Ia ingat nasehat Shireen, jodoh itu kalau tidak di dekati sulit untuk digapai. Yang penting usaha terlebih dahulu selebihnya biarkan Tuhan yang menggerakkan hati makhluknya.
"Kau lagi? Apa kau tidak ada pekerjaan terus menggangguku?" tanya Martin sambil memasangkan dasi.
"Aku hari ini libur, atau kau ingin aku temani bekerja?" Ratu berjalan menghampiri Martin.
Ratu mengambil alih membantu memasang dasi Martin, dengan cekatan ia memakaikan dengan rapi. Ia mengusap dada bidang Martin lalu mengecup bibir Martin, membuat Martin membelalakkan kedua matanya.
"Salahkan dirimu yang memberiku ciuman nikotin yang membuat aku ketagihan dengan bibir ini" ucap Ratu sambil menyentuh bibir yang baru saja ia kecup.
Pertahanan Martin goyah, ia tidak bisa tidak tergoda bila terus menerus seperti ini. Martin merengkuh tubuh Ratu, ia membalas kecupan singkat Ratu menjadi ciuman. Ciuman yang berawal biasa saja menjadi ciuman panas yang saling berbalas.
"Kau sangat nakal Putri Adhitama," bisik Martin disela ciuman mereka.
Ratu terbuai dengan segala sentuhan yang Martin berikan ketika mereka berciuman. Ia menikmati setiap momen yang jarang sekali terjadi ini.
"Akan kubuat kau semakin kecanduan dengan bibir ini" sambung Martin kembali mencium bibir Ratu dengan lembut.
Di luar sana Axel masih menunggu Martin yang tak kunjung keluar, ia kembali masuk menyusul Martin. "Martin, Cepatlah!" teriak Axel dan terdengar oleh Martin.
Martin melepaskan ciumannya lalu mengusap bibir Ratu dengan ibu jarinya. "Baik, aku akan menyusul!" teriak Martin dari dalam kamar.
Martin merapikan penampilannya karena ciuman panas mereka, ia pun membantu Ratu membenarkan pakaiannya yang sempat acak-acakan karenanya.
"Aku pikir kau pria kaku, ternyata kau sangat ganas." Ratu terkekeh lalu melingkarkan tangannya pada leher Martin.
"Aku harus pergi sekarang," ucap Martin melepaskan pelukan Ratu.
"Nona Adhitama, kau jangan pernah bersikap seperti ini kepada pria lain" ucap Martin mengingatkan sebelum ia pergi meninggalkan Ratu.
Ratu merasa hatinya berdebar-debar, ia merasa bahagia dengan perhatian yang Martin berikan padanya. Ia tersenyum sendiri, membayangkan bagaimana Martin akan terus menjaganya dan melindunginya dari pria lain. Rasa bahagia dan cinta yang Ratu rasakan semakin kuat, membuatnya merasa seperti berada di awan.
Martin masuk ke dalam mobil, Axel sudah terlebih dahulu berada di dalam. Axel memperhatikan ada yang aneh dengan asistennya ini. Ia memegang wajah Martin memastikan apabila ia tidak salah lihat.
"Martin, sejak kapan kau memakai lipstik?" tanya Axel selidik.
"Hah?"
Selalu seperti itu bukan.. yg tua honeymoon ke 2..
semoga berhasil misi kalian
Boleh lah tu mereka diungsikan ditempat Ratu disembunyikan ayahnya biar semua bisa menemani Ratu disana 🤭
Persiapannya juga harus besar2an dong ya biar bisa mengimbangi kekuatan musuh.
Ratu kok dilawan.. nggak akan bisa.. Selamat berjuang kembali Martin 🤣🤣🤣