NovelToon NovelToon
Satu Malam Dengan Kakaknya

Satu Malam Dengan Kakaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Tukar Pasangan / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meldy ta

Dikhianati oleh pria yang ia cintai dan sahabat yang ia percaya, Adelia kabur ke Bali membawa luka yang tak bisa disembuhkan kata-kata.

Satu malam dalam pelukan pria asing bernama Reyhan memberi ketenangan ... dan sebuah keajaiban yang tak pernah ia duga: ia mengandung anak dari pria itu.

Namun segalanya berubah ketika ia tahu Reyhan bukan sekadar lelaki asing. Ia adalah kakak kandung dari Reno, mantan kekasih yang menghancurkan hidupnya.

Saat masa lalu kembali datang bersamaan dengan janji cinta yang baru, Adelia terjebak di antara dua hati—dan satu nyawa kecil yang tumbuh dalam rahimnya.

Bisakah cinta tumbuh dari luka? Atau seharusnya ia pergi … sebelum luka lama kembali merobeknya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meldy ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benih Cinta Dan Trauma

Apartemen Leo.

Lampu redup di ruang tengah hanya menyisakan cahaya samar yang membias di dinding tengah apartemen. Leo duduk di pinggir sofa.

Tatapannya tak lepas dari tubuh Vierra yang meringkuk di dalam selimut tebal. Keringat dingin membasahi dahinya, wajahnya pucat seperti kehilangan warna.

"Lo harusnya gue bawa ke rumah sakit," gumam Leo sambil menatap termometer digital di tangannya. Angka 39,2°C berkedip-kedip di layar.

Vierra menggeliat pelan, suaranya serak. "Nggak perlu. Paling juga nanti aku sembuh."

Leo mendesah panjang, menekan kepalanya dengan jemari. "Vie, suhu lo tinggi banget. Gue bukan dokter. Reyhan pun nggak akan tahu kalau gue bawa lo ke sana."

Namun pandangan mata gadis itu membuat langkahnya terhenti. Mata besar Vierra berembun."Aku … nggak mau keluar."

Leo menatapnya dalam diam. Sejak Reyhan menitipkan perempuan ini padanya, ia mengira hanya akan berurusan dengan seorang wanita keras kepala yang penuh masalah.

Tapi di hadapannya sekarang, Vierra tampak rapuh, seperti anak kecil yang butuh dipeluk.

Tanpa sadar, tangannya terulur, menyeka keringat di dahi Vierra dengan handuk kecil. "Gue nggak akan ninggalin lo. Jadi tenang aja."

Vierra menarik selimut lebih erat. "Kak Vincent biasanya selalu jagain aku kalau sakit, tapi sekarang dia nggak ada."

"Kak Vincent?" Leo bertanya dalam bisikan.

Leo tercekat mendengar ucapan itu. Ada luka yang entah mengapa terasa akrab baginya. Luka karena kehilangan pelindung. Luka karena dikhianati. Perlahan ia berkata, "Lo nggak harus ngomong kayak gitu. Sekarang gue yang jagain lo."

Vierra terdiam, matanya setengah terpejam. Tapi tangannya meraih lengan Leo pelan. "Jangan jauh-jauh. Aku takut sendirian."

Leo menatap tangan kecil yang menggenggamnya. Hatinya berdesir. Ia tak pernah menyangka, gadis ini yang biasanya membentak dan melawan, kini memintanya tinggal.

"Gue di sini," ujarnya lembut. "Gue nggak bakal mana-mana.”

Ia duduk di lantai, bersandar pada sofa, sementara Vierra tertidur dengan napas berat. Sesekali Leo menyeka keringat dan memeriksa suhu tubuhnya.

Hatinya gelisah. Ia tahu tugasnya hanya menjaga Vierra, bukan lebih. Tapi perasaan asing mulai merambat ke dadanya.

'Kenapa gue jadi begini? Ini cuma pekerjaan, Leo,' batinnya.

Namun rasa iba itu terlalu kuat untuk ditepis. Ia melihat Vierra sebagai seseorang yang terluka, sama seperti dirinya dulu—di masa lalu.

Di sisi lain, Dina menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut. Sudah dua malam Leo tidak menelpon sebelum tidur seperti biasanya. Itu rutinitas yang mereka jaga selama setahun pacaran.

"Kenapa sih, Leo? Biasanya nggak pernah begini," gumam Dina.

Ia menggeser kontak Leo, lalu menekan tombol telepon.

"Sayang!"

"Eh, Dina? Maaf gue lagi sibuk banget. Ada laporan kantor yang harus gue beresin," suara Leo terdengar biasa saja.

Dina cemberut. "Leo, kita kan biasa ngobrol dulu sebelum tidur. Kamu nggak kangen ya sama aku?"

Leo terdiam sesaat. "Kangen … tapi, gue beneran capek banget. Besok gue telpon lama, ya?"

"Ya udah. Tapi, aku mau main ke apartemen kamu besok. Udah lama nggak ketemu. Akhir pekan pun kita nggak pergi main."

Leo cepat-cepat menjawab, "Jangan dulu, Din. Gue lagi banyak kerjaan. Apartemen juga lagi berantakan banget. Gue nggak mau kamu liat gue kayak zombie."

Dina mendesah kesal. "Yaudah. Tapi jangan sering-sering gini, Leo. Aku kangen banget."

"Gue juga," jawab Leo lembut, meski pandangannya masih tertuju pada sosok Vierra yang tidur tak tenang di sofa.

Setelah panggilan terputus, Leo mengusap wajahnya dengan kasar. 'Gimana kalau Dina tau gue nyembunyiin cewek lain di apartemen ini?' pikirnya.

Ia mendesah berat lalu kembali ke sisi Vierra, merapikan selimut yang sedikit terlepas. "Lo bikin keadaan jadi ribet, Vie. Tapi gue juga nggak tega ninggalin lo."

Di luar jendela, hujan turun deras, menambah sunyi malam itu. Leo menatap Vierra yang masih tertidur, hatinya berdebar tak karuan.

'Gue harus pilih, tugas atau perasaan? Jangan sampai semua jadi kacau.'

---

Adelia menatap cermin besar di kamar mereka setelah berdandan. Hari ini Reyhan tiba-tiba mengajaknya untuk berkunjung ke rumah besar Ny. Jonathan.

Entah mengapa ada rasa berat di dadanya setiap mendengar nama sang mertua, apalagi setelah semua perlakuan yang ia alami di pesta itu.

"Del, udah siap?" Suara Reyhan terdengar di balik pintu.

Adelia menarik napas panjang, membenarkan letak kerudungnya yang ia padukan dengan dress panjang berwarna pastel lembut. Ia tak ingin tampil mencolok lagi seperti saat pesta kemarin.

"Iya, sebentar," suaranya pelan.

Saat mereka tiba di rumah besar itu, Ny. Jonathan sudah menunggu di ruang tamu dengan senyum hangat.

"Reyhan, Delia. Masuklah." Suara Ny. Jonathan terdengar lembut, sangat berbeda dari malam pesta itu. Reyhan menuntun tangan Adelia memasuki ruangan.

"Mama senang kalian main ke sini lagi."

"Tepat waktu, Ma," kata Reyhan datar.

"Selalu. Kalian pasangan yang cantik," ucap Ny. Jonathan sambil melirik Adelia sekilas, lalu melanjutkan, "Delia, maaf soal pesta kemarin. Mungkin Mama terlalu keras, tapi Mama ingin semua orang menghormatimu sebagai istri Reyhan."

Adelia hanya tersenyum kecil. "Terima kasih, Ma."

Beberapa wanita berpenampilan mewah terheran. Mereka adalah teman-teman arisan Ny. Jonathan, wajah-wajah yang sama dengan orang-orang yang semalam menghina dan merendahkannya.

"Oh, kalian. Aku hampir lupa dengan kalian karena menantuku datang," ujar Ny. Jonathan sambil berdiri. "Sebelum kita mulai arisan, ada yang harus kalian lakukan."

Para wanita itu saling pandang lalu berjalan mendekat. Salah satunya—wanita bergaun merah yang semalam paling vokal mengejek Adelia—mendekat dengan senyum yang tampak dipaksakan.

"Delia … maafkan kami soal pesta kemarin ya. Kami terlalu jauh bercanda. Itu semua hanya karena kami tidak tahu siapa dirimu sebenarnya."

Adelia menunduk sopan. "Nggak apa-apa."

Wanita lain ikut bicara, namun nadanya terasa menusuk meski dibalut senyum manis. "Iya, kami minta maaf. Ternyata Reyhan memang punya selera unik. Kamu sederhana, tapi ada pesona tersendiri."

Mereka semua tertawa kecil, tapi Adelia tahu itu tawa yang penuh sindiran. Ia hanya menggenggam jemari Reyhan di bawah meja untuk menahan dirinya tetap tenang.

Reyhan, yang sedari tadi diam, akhirnya melirik ke arah para wanita itu dengan tatapan tajam. Ia tidak berkata sepatah kata pun, tapi sorot matanya membuat beberapa dari mereka terdiam dan menunduk.

Ny. Jonathan tersenyum tipis melihat itu. "Sudah, sudah. Jangan diperpanjang. Kita mulai arisan, ya."

Adelia masih merasa dadanya sesak meski situasi tampak damai di permukaan. Ia sadar betul permintaan maaf itu hanya karena mereka takut pada Reyhan, bukan karena benar-benar tulus.

"Del, Mama ke mereka dulu ya. Kamu bisa bersantai dengan Reyhan di sudut manapun rumah ini. Rumah kalian juga."

Adelia tersenyum kecil. Namun dari sisi lain, tatapan tajam menatap ke arah mereka berdua.

"Kurang ajar. Dia bahkan terlalu anggun bergandengan tangan di depan semua orang," geram Emma yang nyaris seperti bisikan.

"Cemburu ya?" tanya Reno dengan tiba-tiba datang. Ia ingin berjalan turun.

"Bukan urusanmu, Ren."

"Aku tahu, Em. Tapi, urusan kita pun belum selesai. Namun sekarang ... aku harus pergi dulu. Rasanya sesak melihat suasana rumah hari ini."

"Ren, aku ikut denganmu."

"Yakin? Ya udah ayo."

Reno dan Emma turun secara bersamaan. Dengan saling membuang muka saat melewati Adelia dan Reyhan yang sedang berjalan ke arah taman belakang.

Di perjalanan pulang, Adelia diam sambil menatap keluar jendela mobil. Reyhan meliriknya sekilas.

"Del, kalau Mama atau orang lain bilang macam-macam lagi, kamu jangan terlalu dipikirkan. Meskipun aku tahu sekarang Mama udah jauh lebih baik ke kamu. Tapi, aku masih tetap khawatir." Suaranya lembut tapi terdengar ada nada berat di sana.

Adelia tersenyum tipis. "Aku nggak apa-apa, Rey."

"Tapi wajahmu nggak pernah bisa bohong." Reyhan menggenggam tangan Adelia di atas pangkuannya, jemarinya hangat dan kuat. "Kamu cukup berdiri di sampingku. Sisanya biar aku yang urus."

Adelia hanya menjawab dengan lirih, "Makasih banyak, Rey."

Tapi di dalam hatinya, ada luka yang belum sembuh dan semakin ia pendam, semakin terasa menyesakkan. Apalagi setelah melihat Emma yang terus berada di kediaman mertuanya.

1
Wiwin Winarsih
pergi adel menurut gue mending hidup sendiri
Wiwin Winarsih
ikh laki laki gampangan ini jatohnya
Kis Wati
Adelia bodoh banget jadi istri udah disakiti malah balik lagi, Reyhan juga plin plan
Mursidah Rizki Amk
ceritanya bikin mumet terlalu ektrim berulang2
Cindy
lanjut
Adinda
lebih baik cerai del ,rayhan yang masih terus menyakitimu lebih baik kamu sama Vincent
Cindy
lanjut
Adinda
kamu sama vincent aja del
Adinda
lebih baik adel sama Vincent
范妮
hai
ak mampir ya ..
Ig nr.lynaaa20
hai kak yuk mampir juga di karya baru aku, balas dendam si pecundang
Adinda
lebih baik adel sama vincent daripada sama rayhan dan reno
Adinda
bodoh si adel ini lakinya selingkuh sampai menghamili wanita lain bukannya marah
Adinda
lanjut thor
Adinda
sudah del lebih baik cerai saja
NurAzizah504
seromantis ini dibilang datar?! /Sob/
NurAzizah504
mantapppp
NurAzizah504
dan kamu termasuk salah satunya
NurAzizah504
kali aja reyhan memiliki firasat kalo adel hamil
NurAzizah504
hai, Thor. aku mampir nih. jgn lupa mampir di lapakku juga, ya. 'Istri Kontrak Sang Duda Kaya'. terima kasih ^^
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!