Sudah empat tahun ini kebun pisang milik Raharjo menjadi tempat yang paling menakutkan bagi warga sekitar, jangan kan malam hari, siang saja tidak ada yang berani mau lewat sana.
Bahkan keluarga Raharjo juga menghilang begitu saja, membuat warga menduga keluarga tersebut punya pesugihan.
kemana kah Raharjo menghilang bersama keluarga nya?
siapa yang sudah menjadi hantu di kebun pisang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Mayat siapa
Bersama dengan para warga yang berbondong bondong untuk mengikuti langkah nya Radja menuju rumah Raharjo, awal nya cuma mau melihat mayat yang Radja katakan itu. tapi sekarang juga harus mengembalikan emas yang sudah Asri curi, walau sudah memfitnah anak anak namun mereka tetap tidak iba dan tegas menyuruh dia mengembalikan semua emas itu kerumah Raharjo.
Tepat pula anak pemilik rumah datang sehingga bisa di usut dengan benar dan sekarang masih belum tau langkah apa yang akan Radja ambil, bisa saja Radja membuat laporan agar Asri di penjara karena sudah masuk rumah dia tanpa izin dan mengambil barang barang milik keluarga dia di rumah tersebut.
Asri sudah memohon mohon karena saat ini dia ketakutan juga bila sampai di penjara dan dia tidak punya apa apa untuk menebus, maka sudah pasti akan jadi jamur saja di tralis besi yang sangat dingin itu. Lula menangis karena dia malu dan marah, bagai mana bisa malah kena tuduh orang tua nya separah itu.
Hal yang tidak pernah ia lakukan seumur hidup, bahkan selama ini Lula juga selalu menahan selera walau hanya es cendol harga lima ribu rupiah, tapi sekarang malah kena tuduh orang tua nya bahwa dia meminta ponsel mahal untuk sehuah gengsi bersama teman teman yang lain.
Bisa di pastikan para warga ada yang setuju dan itu terutama Ibu Ibu, sebab mereka sudah menebak bahwa anak anak jarang memahami kondisi orang tua nya, teman punya maka dia pun harus punya. bisa Lula rasakan tatapan sinis dari beberapa orang, karena mereka pasti membenci dia dan mencap sebagai anak durhaka yang tidak sadar diri.
Namun masih ada Nanda yang selalu baik dan dia percaya kalau Lula tidak lah begitu, dia kenal lama dengan Lula sehingga dia yakin kalau Lula bukan lah gadis yang seperti itu. apa lagi Udin yang di tuduh minta motor, sedang kan anak nya yang sulung tidak banyak tingkah, sampai mau juga buruh menanam padi di tempat orang.
"Masuk saja langsung kedalam, Pak." Radja membuka pintu lebar.
"Tolong jaga dulu Asri di sini, saya mau melihat mayat yang di bilang Mas Radja." pesan Pak Lurah yang sudah di panggil.
"Tunggu kau di sini, dasar tukang maling!" sinis Juwita ikut masuk kedalam kamar.
"Ini mayat nya, Pak! apa sekira nya Bapak tau siapa dia?" Radja menunjuk di dalam lemari pakaian.
"Allahu Akbar!" Pak Lurah terpekik setelah melihat mayat di dalam lemari itu.
"Bukan kami yang membunuh nya, Pak! saat saya datang dia sudah di dalam sini, ya seperti ini tidak ada berubah!" Juwita takut pula kena tuduh.
"Bapak kenal ya sama anak ini?" tanya Radja melihat Pak Lurah yang pucat.
"Begini, Ya Allah!" Pak Lurah seperti orang bingung dan berulang kali mengusap wajah nya yang pucat.
"Ada apa ya, Pak?" Juwita bertanya tak sabar pula jadi nya.
Pak Lurah berdehem dengan hati yang gundah untuk menyampaikan nya, namun dia tidak bisa juga untuk tidak bercerita karena ini hal yang sangat penting untuk di katakan. maka mau tak mau dia pun bercerita apa yang sebenar nya dan siapa gadis yang ada di dalam lemari, sedikit gugup juga karena seolah sangat kebetulan.
Radja dan Juwita saja juga nampak kaget karema mereka pun tidak menduga nya, bagai mana bisa kalau ternyata bocah yang meninggal ini ternyata anak dari orang yang sudah mencuri emas. bagi Pak Lurah ini sebuah hal misterius dan dia tidak paham, namun Radja paham siapa pelaku nya.
Hanya saja tidak mungkin dia bercerita hal tersebut, jadi pura pura saja tidak tau dan bersikap sangat kaget mendengar ucapan Pak Lurah. Juwita juga tidak paham benar, tapi melihat wajah suami nya saja dia bisa menyikapi bahwa Radja tau sesuatu dan memilih untuk bungkam saja dulu agar tidak ketahuan.
"Asri." Pak Lurah mendatangi Asri yang masih sibuk menangis.
"Ampuni saya, tolong lah ampuni saya karena saya sama sekali belum ada memakan uang itu!" Asri memohon pada Pak Lurah.
"Dengarkan apa yang mau saya katakan, mari ikut kedalam kamar sana." ajak Pak Lurah.
"Kenapa Asri mau di bawa kedalam, Pak?!" Kopsah penasaran pula.
"Sudah lah diam, mungkin saja Radja mau bicara empat mata dengan dia!" Bu Ita menarik tangan Kopah.
"Tidak usah lah lagi di bicarakan, jelas kalau dia yang salah!" sewot Kopsah.
"Kau diam lah, Sah!" Nanda kesal pula lama lama karena Kopsah berisik terus tidak mau diam.
"Ayo ikut kedalam." ajak Pak Lurah lagi memberi kode pada Bambang agar menuntun Asri.
Maka mereka pun membawa Asri masuk kedalam kamar untuk melihat sendiri mayat yang meringkuk di dalam lemari, para warga masih belum tau apa yang terjadi di dalam sana dan mereka cuma bisa kepo mendengarkan saja karena pintu di tutup oleh Pak Lurah agar mereka tidak bisa mengintip.
"Ada apa sih di dalam, kok pakai acara di tutup pula." heran Mayang.
"Biarkan saja, mungkin ada jalan keluar yang bisa menyelesaikan masalah." jawab Nanda.
"Ya jangan di sembunyikan dari kita dong, kan kita yang menangkap Asri!" sengit Kopsah tak terima.
"Apa lah kau ini, Sah? udah kaya pahlawan banget tingkah mu, ini aib dan bukan cuma aib nya Asri saja melainkan untuk seluruh warga!" sentak Bu Ita.
"Oleh sebab itu kita pun harus tau karena ini aib kita ikut menanggung nya juga." kekeh Kopsah tidak mau kalah.
"Halah terserah kau salah lah, dasar kau itu orang nya nyinyir jadi nya ya begitu!" Nanda sudah emosi pula.
"Berkat orang nyinyir ini lah kita semua jadi tau bahwa Sarjo gila karena habis mencuri, anak anak nya yang banyak mau dan suka menuntut." Kopsah malah semakin lebar saja.
"Aku tidak pernah meminta macam macam dengan Emak, Mbak!" Lula membuka suara.
Kopsah bukan nya kasihan melihat anak yang sekitar seumuran juga dengan anak semata wayang nya, malah dia sangat geram karena merasa memang Asri melakukan ini semua demi anak anak yang banyak mau.
"Masih kecil sudah banyak tingkah, anak pencuri dan orang tua mencuri karena stel mu terlalu tinggi." sinis Kopsah.
"Sudah lah, Sah!" Nanda membentak marah pada Kopsah.
"Bela saja terus, ku doa kan anak mu bakal pacaran sama Lula biar tau kau sengsara nya!" sewot Kopsah.
Nanda ingin membalas ucapan nya Kopsah barusan, namun di tahan oleh Bu Ita agar keributan tidak semakin menjadi saja, Kopsah tidak sendiri atas pendirian itu. Ibu Ibu lain banyak yang setuju, mereka sudah menatap Lula dengan penuh kebencian pokok nya.
Selamat sore dan baru sempat up sore ya, jangan lupa like dan comen nya.
member purnama emang ngeselin, ngeyelan.. apalagi duo kunti itu 😆
siraja mlh djadiin papan selancar n sidewa juga g sengaja megang SS nya siratu burunghantu 🤣🤣🤣🤣