Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26.
Saat Arumi sudah masuk ke dalam ruang itu. Tampak Ernestan dan Viona sudah berpakaian rapi. Keduanya tersenyum sangat manis menyambut kedatangan Arumi. Bagai tidak ada kejadian apa pun sebelumnya.
“Gila mereka benar benar sudah profesional menyimpan suatu kebusukan.” Gumam Arumi di dalam hati. Arumi semakin berhati hati dan waspada.
“Sayang kenapa kamu datang ke sini tidak memberi kabar dulu.” Ucap Ernestan dengan lembut sambil melangkah mendekati Arumi.
Tangan kanan Ernestan pun berusaha untuk merangkul pundak Arumi. Tetapi Arumi cepat cepat menepis tangan Ernestan.
“Iya Nyonya Muda jika Nyonya memberi kabar dulu, kami akan memberi acara penyambutan. Seluruh karyawan akan kami kumpulkan untuk menyambut kedatangan Nyonya Muda.” Ucap Viona dengan ramah yang berdiri di dekat meja kerjanya.
“Bukannya kalian sudah memberikan penyambutan yang sangat luar biasa. Sekarang katakan apa mau kalian melarang aku pulang!” ucap Arumi sambil menatap Ernestan yang masih berdiri di sampingnya.
Arumi menatap sekilas Viona yang masih tersenyum manis. Lalu dia melangkah menuju ke mini pantry.
“Sayang jangan marah. Itu kan karena kesalahan kamu karena selalu menghindar dari aku.” Ucap Ernestan sangat lembut sambil akan memegang pundak Arumi.
Akan tetapi sebelum tangan Ernestan menyentuh bahu Arumi..
PLLAAAAAK
Sebuah tamparan sangat keras dari telapak halus Arumi mengenai pipi kiri Ernestan. Tangan Ernestan yang akan menyentuh bahu Arumi pun beralih mengusap pipi kirinya yang terasa panas.
“Hanya alasan saja untuk berselingkuh. Aku akan gugat cerai hari ini!” ucap Arumi segera membalikkan tubuhnya akan melangkah keluar dari ruang CEO itu.
Namun tangan Ernestan, segera meraih lengan Arumi..
“Sayang jangan pergi dulu, dengar baik baik. Okey aku minta maaf.. ayo kita duduk dulu.. “ ucap Ernestan sambil menarik tangan Arumi. Akan tetapi Arumi tetap bertahan berdiri enggan melangkah meskipun satu langkah .
“Buat apa punya suami macam kamu, sudah berselingkuh masih juga akan memeras aku. Aku tidak mau. Pokoknya aku mau cerai.” Ucap Arumi dengan ketus.
Tidak lama kemudian Viona datang dari mini pantry. Dia membawa nampan besar berisi tiga gelas minuman dan satu mangkok besar buah buahan segar.
“Nyonya Muda jangan marah marah.. kita minum minum dulu dan ini ada buah segar kesukaan Nyonya Muda.” Ucap Viona yang melangkah lenggak lenggok menuju ke meja di depan sofa.
“Ayo Sayang kamu pasti haus..” ucap Ernestan masih dengan nada lembut.
“Aku tidak haus, sekarang katakan apa mau kalian?” ucap Arumi lagi dengan suara agak keras.
“Nyonya Muda dengar baik baik ya.. yang sebenarnya Tuan Ernestan itu tidak selingkuh. Karena saya pun juga istri Tuan Ernestan, meskipun hanya istri siri. Jadi kita berdua berbagi cinta dan tubuh Tuan Ernestan. Saya rela dan iklas mempunyai madu Nyonya Muda.” Ucap Viona sambil menatap Arumi dan juga Ernestan.
Arumi membulat Kedua matanya... Lalu tersenyum lebar...
“Waaauooo.. itu semakin bagus untuk alasan aku mengajukan cerai. Aku tidak mau berbagi silakan ambil sepenuh nya suami siri kamu!” ucap Arumi dan segera melangkah menuju ke pintu ruang itu.
Namun di saat Arumi akan membuka pintu ruang CEO itu, dua lengannya sudah dipegang dengan sangat keras oleh Ernestan.
“Kamu tidak boleh pergi dari aku Arumi! Kamu sudah menjadi milikku!” ucap Ernestan sambil menarik tangan Arumi.
“Lepaskan! Aku tidak sudi punya suami kamu! Penipu!” teriak Arumi sambil meronta ronta berusaha lepas dari pegangan tangan Ernestan.
Akan tetapi tenaga Ernestan sangat kuat, apalagi efek madu dan obat kuat masih bereaksi di dalam tubuh Ernestan.
Tubuh Arumi terus diseret menuju ke sofa..
“Kamu jangan melawan!” ucap Ernestan kedua matanya sudah memerah.
Dengan sangat kasar dia mendudukkan tubuh Arumi di atas sofa panjang. Jantung Arumi sudah berdetak sangat kencang. Apalagi saat Viona tampak tersenyum mengambil lingerie dari paper bag..
“Beb, ini buat Nyonya Muda dan aku ya.. kamu lepas baju Nyonya Muda itu dan kita paksa pakai lingerie ini..” ucap Viona..
Ernestan yang duduk di samping Arumi tampak tersenyum, satu tangan terus menegang tangan Arumi dengan kasar dan satu tangan mencoba melepas kerudung Arumi.
“Jangan!” teriak Arumi tangannya yang tidak dipegang oleh Ernestan terus mempertahankan semua kain penutup tubuhnya.
“Kalian berdua sudah gila!” teriak Arumi..
Namun tiba tiba tangan Ernestan meraih pisau yang ada di mangkok buah..
“Arumi kalau kamu tidak menurut, aku akan kembalikan kedua matamu seperti semula!” teriak Ernestan sambil mengarahkan ujung pisau yang sangat runcing dan tajam pada bola mata Arumi..
“Ha... ha... ha.. benar itu Beb, kita cungkil saja kedua matanya. Agar dia buta permanent. Tidak bisa lagi dioperasi.. ha... ha... ha... “ ucap Viona sambil tertawa terbahak bahak.
“Dasar orang tidak tahu balas budi dan tidak bisa diperlakukan dengan manis!” ucap Viona sangat sinis..
Arumi hanya bisa berdoa di dalam hati. Dia benar benar tidak mengira akan mendapatkan perlakuan sangat kasar dari suaminya. Jantung Arumi terus berdetak sangat kencang. Tubuh Arumi pun sampai gemetar ..
“Nona Audrey dan kedua orang tua kamu di surga menangis melihat kelakuan kamu.” Ucap Arumi berusaha untuk menyadarkan Ernestan yang kesetanan. Pisau buah itu masih diarahkan pada mata Arumi.
“Mereka sudah mati Arumi. Tidak usah kamu sebut sebut mereka.” Ucap Ernestan dengan nada dingin..
“Bukannya kamu melamar aku mengatas namakan karena mereka.” Ucap Arumi berusaha setenang mungkin. Dia berusaha mengajak Ernestan berbincang bincang untuk mencari lengah Ernestan..
“Kamu jangan banyak omong! Maka nurutlah! Aku sudah tidak sabar!” ucap Ernestan dan mendorong tubuh Arumi agar terbaring di atas sofa panjang itu.
Arumi melawan berusaha untuk bangkit berdiri. Namun Viona membantu Ernestan mendorong tubuh Arumi...
Di saat tubuh Arumi sudah terbaring di sofa panjang.. tiba tiba...
BBRAAAAKKK
...
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian